Part 31

4.6K 520 54
                                    

Vote dulu yuk sebelum baca!😻

ENJOY READING

______

Bukannya membawa anak gadis orang pulang ke rumahnya, Sehun membawa Saena ke tempat yang lain.

"Kenapa muka kamu ditekuk gitu dari tadi?" Sehun bertanya sebab selama menyetir sepertinya Saena merasa kesal, namun dia tidak mengetahui alasannya.

"Lohhhh, ini kok kita gak pulang sih?"

"Daritadi saya udah ngomong, saya mau ngajak kamu makan malam. Sebagai tanda terima kasih atas makan malam kemarin dan bahan makanan yang kamu berikan ke saya."

"Kapan ngomongnya? Gue gak denger tuh."

"Kamunya aja, cemberut terus. Ada apa?" Tanya Sehun lagi.

"Tadi kenapa harus nyamperin ke ruangan gue sih?! Gue kan bisa langsung ke parkiran aja."

Saat di kantor tadi, sebuah kejadian yang cukup menggemparkan terjadi di divisi pemasaran.

Sehun tanpa berpikir panjang, mendatangi divisi tempat Saena magang untuk mengajaknya pulang bersama.

"Jadi kamu kesal sama saya?"

"IYA! Besok itu pasti bu Lia nanya-nanyain gue lagi. Karyawan sama anak magang yang lain juga pasti ngiranya kita ada apa-apa." Kesal Saena kepada Sehun.

"Memang kita ada apa-apanya kan?"

"Gak tau ah. Terus ini jadi turun gak? Gue laper."

Sehun melihat perempuan yang duduk di samping jok mobilnya itu dengan tersenyum. Setelah ocehannya, ujung-ujungnya Saena tetap mau untuk diajak Sehun makan ke restoran.

Gadis itu memang kalau untuk urusan perut, tidak bisa menolak.

Mereka masuk ke dalam restoran yang terbilang mewah. Saat mereka masuk, mereka langsung diarahkan oleh pelayan untuk tempat duduk yang kosong.

"Silahkan ini menunya Tuan dan Nona. Mau pesan sekarang atau nanti saja?"

"Nan—"

"Sekarang. Saya mau pesan Fettuccine carbonara nya 1, Orange mojito 1, Ice cream strawberry parfait 1." Saena membaca satu persatu menu yang hendak ia makan.

"Baiklah, saya juga pesan apa yang nona ini pesan." Ujar Sehun ke pelayan.

Sementara Saena masih pada wajahnya yang cemberut dan bibirnya yang masih mengerucut itu, Sehun hanya mampu tersenyum melihat tingkah orang yang kerap dipanggil bocil oleh Lucas.

"Lapar ya?" Tanya Sehun menggoda Saena.

"Iya. Tadi di kantor bolak-balik disuruh fotocopy sama bikinin kopi sama teh, capek."

"Ya memang begitu kalau magang."

"Tau." Jawab Saena singkat.

"Sama saya masih kesal?"

"Masih."

"Biar kamu gak kesal saya harus apa?" Tanya Sehun lembut.

"Ih gatau! Gue tuh khawatir besok ditanyain macem-macem sama orang kantor apalagi bu Lia."

"Jawab aja apa adanya. Kamu sama saya kan bukan orang asing. Apa salahnya kalau kita pulang bersama." Sehun berusaha meyakinkan Saena kalau persoalan ini tidak perlu dikhawatirkan.

Bukannya merasa membaik, Saena malah semakin kesal.

"Lo gak paham sih! Kalo lo sih enak, disana jadi bos semua takut sama lo. Lah gue," gerutu Saena.

My Lovely CEO Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt