43. Ya aku ngerti.

27 17 6
                                    

Jangan lupa pencet tombol bintang di pojok bawah😉👌






Happy Reading
.
.
.



















Mendengar nafas Herin kembali normal, Mark menjauhkan tangannya dari punggung Herin. Kepalanya bersandar pada kepala ranjang, matanya tidak berpaling pada wajah pucat Herin.

"Jangan sakit ... i don't like that "

Tangannya perlahan bergerak mengambil beberapa helai rambut yang menutupi wajah Herin, disana mata Herin terlihat sangat bengkak, hidung Herin masih merah. Sekali lagi dia mengembuskan nafasnya, jika saja dia tidak tepat waktu Herin pasti akan terjatuh dari tempat tidurnya.

Dia tidak bisa membayangkan bila dia terlambat dan Herin jatuh-- argh membayangkannya saja sangat menakutkan.

Tepat saat tangan Mark ingin mengusap punggung Herin lagi sesuatu yang ia lupakan terlintas. Dia diam beberapa detik untuk berfikir sebelum menyambar cepat ponselnya bahkan dia hampir terjengkang ke bawah.

Heya

Dia lupa menjemput Heya











-•°•-









Mobil berwarna hitam berhenti di basement gedung apartemen tempat Heya tinggal, sebelum keluar gadis itu menghela nafasnya didepan mantan rekan kerjanya itu.

Hansang hanya tersenyum "Kenapa? Mau aku bukain? "

"Engga "geleng Heya dengan cepat "kamu langsung pulang? "

"Engga sih"jawab Hansang seadanya

"Mau kemana? Udah malem lohhh"

"Agensi, aku perlu latihan lagi"

Ah Heya lupa temannya ini akan debut. Heya menepuk pundak Hansang, memberikan semangat sambil tersenyum hangat "Kalau udah debut jangan lupain aku, hihi"

"Ck, iyaiyaa udah sana keluar"

Tangan Heya perlahan turun, membuka seatbelt. Saat tangannya ingin membuka pintu dia menoleh kearah Hansang "Makasi banyak yaa udah mau nganter pulang, padahal kamu-"

"Sono keluar! "

"Iye iyee!! "











.










Mark keluar dari lift, tangannya dia turunkan dari telinganya dan kembali menekan tombol 'panggil kembali' pada layar ponselnya. Tangannya secara bergantian memakai jaket yang buru-buru dia ambil di sofa tadi. Decakan kesal keluar dari mulut Mark tepat saat dia berada di samping mobilnya, ponselnya ia masukan kembali dalam saku.


Dia harus menjemput Heya.


Gerakan tangan yang ingin membuka pintu mobil berhenti saat pandangannya melihat sosok Heya yang turun dari mobil hitam, disana Heya tersenyum lebar sambil melambaikan tangannya.

Mark menghela nafas lega mengetahui kekasihnya selamat sampai rumah, gerakan kaki yang tadinya ingin menghampiri Heya berhenti ketika ia melihat wajah orang yang mengantar kekasihnya.

Dahi Mark berkerut, bukannya dia sudah bilang pada Heya bila dia tidak suka kekasihnya itu berinteraksi dengan calon idol itu?
























Heya tersenyum lebar saat mobil Hansang mulai keluar dari basement gedung, entahlah perasaannya sedang senang saja. Namun senyumnya luntur begitu ia berbalik dan beradu pandang dengan kekasihnya yang sudah berada di basement, yang artinya Mark sudah pulang.

X-masWhere stories live. Discover now