LM : Halte Bus (Bag. 1)

5.3K 506 37
                                    



Pertemuan pertama secara langsung, aku bertatap dengan matanya dimana aku menemukan sebuah pintu terbuka, menyuruhku untuk masuk walau aku tahu. Walau dengungan suara hatiku terus memperingatkan. "Berhati-hatilah, kau akan terluka!"

ONESHOOT COMPILATION JENLISA

Lazy_Monkey2

Re-publish

Jangan lupa tekan bintang sebelum atau sesudah selesai membaca. Terimakasih.

----------------------------🌹---------------------------




Ketika kita melihat sesuatu yang menyenangkan, kita akan tersenyum dan menikmatinya dalam diam. Itu seperti bagaimana kamu mengekspresikan dirimu di saat melihat sesuatu yang indah, hanya dari senyuman, menatap dari kejauhan, memuaskan kedua matamu walau hanya sebentar.

Sesuatu yang menyenangkan itu variatif, terkadang kita mungkin tidak menyadari tentang kedua mata yang paling canggih untuk menyimpan sesuatu yang indah. Ah, kalian mungkin bingung karena diriku yang terlalu banyak bicara. Tidak, ini hanya pendapat dimana dalam sudut pandangku, mendapatkan objek yang indah dan bisa membuatku tersenyum seperti orang idiot saat ini adalah sesuatu yang mustahil sekaligus menakjubkan.

Aneh, aku hanya mengikuti naluri. Berjalan menelusuri trotoar dimana diriku menemukan pemberhentian bus terakhir di dekat sekolah kami, tersisa empat orang yang menunggu disini. Salah satunya adalah diriku sendiri-lalu seorang pria pekerja dengan setelan kemeja yang berantakan, seorang nenek yang duduk di tepian halte memegangi sebuah tas besar dan satu orang lagi yang membuatku mengikutinya hingga kemari.

Dia tidak menyadari keberadaanku, selalu begitu. Buku setebal 756 halaman dengan judul Breaking Dwan-lagi, dia selalu berhasil membuatku tersenyum hanya karena melihatnya yang antusias membaca buku tersebut, padahal jika di pikir dia tidak perlu bersusah payah untuk membaca. Ya, karena cerita itu sudah menjadi sebuah film yang luar biasa. Lebih dari tiga kali, mungkin. Aku sudah mengulang menonton film yang sama yang ditulis oleh penulis kesukaanku Stephenie Meyer.

Film romantis dengan nuansa fantasy yang menggairahkan. Karakter favoritku di dalam cerita itu bukanlah Edward Cullen si vampir dingin yang tampan, juga bukan Jacob black si serigala muda dengan kulit kecokelatan yang mana selalu berhasil membuat teman-temanku berteriak jalang ketika melihat dada telanjang si aktor. Aku menyukai Isabella Swan, si tokoh utama yang terkadang naif dan juga polos.

Namun, begitu. Isabella Swan selalu berhasil menarik seluruh perhatian. Seperti Edward dan Jacob yang mencintai satu perempuan hanya karena kesederhanaannya. Isabella Swan memiliki daya tarik sendiri, dia mampu membuat dua orang tergila-gila padanya, mencintainya dengan sepenuh hati sama seperti gadis ini.

Yang menyenangkan darinya adalah, saat aku melihat kedua matanya bergerak membaca setiap kata. Ekspresi yang ia tunjukkan benar-benar membuatku gemas, terkadang dahinya berkerut dalam, lalu tak lama Ia menghela napas panjang. Jangan lupakan, bagian yang paling aku sukai darinya adalah ketika dia membaca sembari mendengarkan musik dan lucunya-dia seakan lupa dengan dunianya sendiri.

Kedua kakinya bergerak, menghentuk pada tanah mengikuti irama lagu. Dalam sudut pandangku, ekspresinya adalah pemandangan yang paling indah.

Hanya berjarak dua kursi, sayangnya aku tidak memiliki keberanian untuk menyapa. Angin sore berembus tepat saat bus berhenti dihadapan kami. Di mulai dari si nenek yang membawa tas besar bergegas masuk ke dalam bus, aku menunggunya bergerak namun dia tidak terganggu sedikitpun. Mataku melihat ke arah supir bus yang masih menunggu untuk kami masuk, mengalihkan pandanganku padanya yang masih setia membaca buku.

• Oneshoot Compilation JENLISA • (BLACKPINK) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang