LM : Ice Cream dan Kamu (Bag.2)

2.8K 373 24
                                    

LM : Ice Cream dan Kamu (Bag.2)

Lazy_Monkey2

Jangan lupa tekan bintang sebelum atau sesudah selesai membaca. Terimakasih.

------------------------------🌹-------------------------



------------------------------🌹-------------------------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






Luka itu terasa perih tapi, bukan luka yang berasal dari kekecewaan dan tertinggal. Luka itu membekas disaat aku mendengar kamu berkata,“Lupakan aku, untuk hidupmu.”

Tanpa kamu tahu, kamu adalah hidupku.











“Jadi, tentang apa itu?”

Pertanyaannya membuatku terdiam, mengecap perlahan rasa manis es krim vanila pada sudut bibirku. Tidak lama kami menaiki bus, Lalisa meminta pemberhentian di dekat taman kota. Awalnya kupikir Lalisa tidak ingin aku mengikutinya lagi tetapi, Lalisa dengan sangat manis menarik tanganku untuk ikut turun dari dalam bus dan pada akhirnya kami berada disini.

Duduk berdua dibangku taman sembari menikmati dua cone es krim, aku bahagia? Tentu saja. Bersama dengan seseorang yang paling kamu sukai selama dua bulan ini secara diam-diam, walau terasa canggung namun, sangat menyenangkan.

“Tentang apa?” Aku berbalik bertanya, suara bukunya yang kembali tertutup sebelum dirinya melipat garis pembatas yang sedang Ia baca sedari tadi membuatku menelan ludah melihat rupanya dari jarak sedekat ini. Mataku disuguhkan pemandangan indah kedua bola mata cokelatnya yang hangat dan lembut.

Lalisa memiliki garis wajah yang menarik, terlihat lembut namun tegas. Alis matanya yang tebal serta bulu matanya yang lentik semakin menambah daya tariknya. Tidak hanya terlihat cantik, dia juga terlihat tampan dalam satu waktu. Mungkin itu adalah keunggulannya, membuat perempuan sepertiku meleleh hanya karena melihat wajahnya.

“Tentang mengapa kamu terus mengikutiku setiap hari saat pulang sekolah.” katanya, lidahnya terjulur menjilati es krim cokelat yang hampir meleleh karena si pemilik terus membagi fokusnya dengan buku.

Aku merasa cemburu, Lalisa begitu banyak memberikan perhatian padanya sementara dia membiarkanku memandanginya terus menerus—sangat tidak adil. Bibirnya yang merah terlipat, sementara lidahnya menjilati tepian bibirnya sendiri sembari menatapku dengan pandangan menuntut jawaban. Setiap kali dia melakukan itu, pikiranku melayang entah kemana. Tidak fokus pada pertanyaan yang Ia lontarkan, justru tertarik untuk melihat bibir merahnya yang berisi serta lidahnya yang tidak berhenti menjilati es krim seperti anak kecil.

Entah sudah berapa kali aku membatin, dia terlihat menggemaskan jika memasang wajah polos seperti itu.

“Karena kamu menarik perhatianku.” jawabku, memalingkan muka hanya sekadar untuk menahan rasa panas yang menjalar pada kedua pipiku. Malu dan kesal atas jawabanku sendiri, mengapa aku tidak bisa bersikap biasa saja? Hanya karena bibirnya? Matanya? Atau suaranya?

Dasar Jennie, bodoh!

“Kamu menyukaiku?” Tersedak, aku hampir menelan seluruh cone yang tersisa. Astaga, gadis ini benar-benar? Bisakah dia tidak secepat itu menyimpulkan sesuatu?

Aku menatapnya kesal, sementara Lalisa malah tertawa sembari mengulum senyum. Pertanyaannya barusan hampir membuat jantungku turun ke bawah, Lalisa yang sepertinya tidak merasa bersalah dengan pertanyaannya sendiri kini kembali membuka buku—melanjutkan membaca, tanpa peduli bagaimana wajahku yang memerah.

“T-tidak!” Sanggahku cepat.

“Jangan menyukaiku, aku tidak ingin meninggalkan luka.” katanya pelan, suara yang terdengar dingin membuat hatiku merasa sakit dan berdenyut. Tatapannya tidak berubah, datar memandangi setiap kalimat di dalam buku yang sedang Ia baca.

Tetapi, aku tahu. Tidak seperti ini dulunya, tidak. Lalisa bukanlah gadis seperti itu, disaat aku melihatnya tertawa, tersenyum kepada setiap orang yang menyapanya. Dia tidak pernah bersikap sedingin ini.

“Kamu harus melupakanku dan mencari kesenangan baru. Mengikutiku bukanlah sesuatu yang harus kamu ingat di setiap waktu.”








•••


Ada yang mulai paham cerita pendek ini bagian dari ceritaku yang mana gak? 😁

• Oneshoot Compilation JENLISA • (BLACKPINK) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang