Chapter 08 [END]

299 52 4
                                    

Diriku terbangun ditempat yang aneh, seperti berada dilangit. Badanku terbaring bukan ditanah maupun dilantai. Empuk dan nyaman, rasanya ingin berbaring disini selamanya. Bahkan mungkin lebih empuk dari kasur terempuk di dunia!

"Surga!" seruku.

"Ini bukan surga, nak." ujar seseorang.

Aku langsung terduduk dan menoleh ke sekeliling sampai menemukan beberapa orang di belakangku, menatap diriku.

"...911." bisikku sambil mencari handphone milikku.

"Kami bukan penculik maupun pedofil." ujar salah satu dari mereka.

Tetap saja! Mereka itu mencurigakan! Lihatlah pakaian aneh dan terbuka itu! Dan apa-apaan tongkat aneh yang mereka pegang itu. Mereka ini orang gila yang melarikan diri dari rumah sakit jiwa kah?!

"Jangan menatap kami seakan-akan kami orang aneh." protes salah satu dari mereka.

BAGAIMANA CARANYA UNTUK MENGANGGAP KALIAN NORMAL KALAU KALIAN TERLIHAT TIDAK NORMAL SEPERTI ITU?!

"Lihat dia, ekspresif sekali." ujar salah satu dari mereka.

"Dia terlihat kesal tuh." balas lainnya.

Bagaimana aku tidak kesal?! Kalian menertawakan diriku tahu! Sial, mereka menganggap diriku bahan candaan!

"Sudahlah, tenang dulu kalian." tegur salah satu dari mereka.

AKHIRNYA ADA YANG WARAS!

"Kita bisa jadikan dia hiburan setelah ini." lanjutnya.

Kutarik perkataanku tadi. MEREKA TAK ADA YANG WARAS.

"Maafkan kami ya, nak. Kami sudah lama tak melihat anak muda secara langsung selama ratusan tahun jadi seperti ini." ujarnya padaku.

Aku merinding, RATUSAN TAHUN?! MEREKA INI SIAPA?! MEREKA SUDAH TAK BISA DIPANGGIL KAKEK ATAUPUN NENEK LAGI!

"Hm? Nampaknya kamu kehilangan sesuatu." ujarnya lagi sambil mendekat padaku.

Aku berdiri dan bersiap dalam posisi menyerang, AKU TAKUT DIA PEDOFIL!

Aku menatap dirinya tajam, namun sebenarnya aku takut. Tanganku bergetar begitu juga kakiku.

Ia mengulurkan tangannya, refleks diriku memejamkan mata.

Ctak!

Dia... MENYENTIL DAHIKU?!

"sakit..." lirihku sambil mengusap dahiku.

"Velyn..."

Deg!

"Bagaimana..."

Perasaanku campur aduk, bagaimana? Bagaimana bisa aku melupakan semua itu?!

"Ingatanmu terhapus ketika kau terjebak di dimensi waktu. Nampaknya sihir dimensi waktu membuat dirimu hidup dalam dunia khayalanmu." lanjutnya.

Dunia... Khayalan? Semua yang kulewati bersama Mama, Papa, Mbak Merry, dan teman-teman hanya khayalan?

"Hahaha..."

Aku menertawakan diriku sendiri, benarkan? Mana mungkin aku bisa hidup bahagia. Itu hanya khayalanku semata. Khayalan yang muncul karena diriku yang kesepian.

"Kau hidup tanpa hubungan yang pasti dengan orang yang kau kenal, di kedua dunia kau hidup tanpa mengharapkan hubungan dengan orang lain. Menyedihkan sekali." ujarnya kembali sambil mencubit pipiku.

"Kau mempermainkannya sendiri! Kami juga mau mencubit pipi anak muda itu!" protes lainnya.

"Aku bukan mainan kalian." balasku sambil menepis tangannya yang sebelumnya mencubit pipiku.

Magic World : WarWhere stories live. Discover now