Aku di sini, duduk ditempat tidurku. Membuat kerudung, itulah kerjaku.
Setiap tahun, bulan, hari, jam, menit, dan detik yang aku lalui, aku selalu terlihat bahagia di mata orang.
Padahal tidak. Sebenarnya aku rapuh.
Kapan kebahagiaanku kembali?
Aku merindukan keluargaku. Baik keluarga kandung, ataupun bukan.
Aku merindukan mama, papa, ibu, ayah, kak Aisyah, kak Fatimah, dan adikku ... Hana.
Terlebih lagi, sahabatku. Humaira.
Dan juga, Omar dan Zaenab.
Aku juga merindukan masa kecilku. Di mana dulu hanya ada kebahagiaan di sana. Tapi kebahagiaan dunia tidak akan membuatku puas. Aku ingin jadi anak yang sholehah. Aku ingin masuk surga. Dan aku ingin menjadi anak yang lebih baik lagi.
Entah ke berapa kalinya air mataku mengalir, entah keberapa kalinya aku menangis.
Apa aku pernah mengalami depresi? Oh, sepertinya iya.
Tapi aku mencoba untuk tegar, kuat, sabar, dan ikhlas. Semua itu terjadi karena Allah.
Allah lah yang memberiku ujian dan cobaan.
Terkadang aku pernah berpikir, kenapa Allah memberikanku cobaan? Kini aku mengerti, karena Allah memberikan cobaan agar kita senantiasa mengingat-Nya, dan menjadikan kita sebagai pribadi yang lebih dewasa lagi ke depannya dalam menjalani kehidupan.
Aku memberhentikan aktivitasku, aku berdiri menghampiri jendela kamarku. Ku tatap pemandangan pantai. Seketika penglihatanku tertuju pada dua orang. Dani dan Seyna.
Aku hanya tersenyum ketika melihat mereka berdua yang tengah berbicara di sana.
Sebenarnya aku cemburu, tapi rasa ini akan berakhir jika aku bisa melupakannya.
"Semoga kalian berdua saling mencintai. Dan aku akan bisa melupakanmu, Dan."
Aku membalikkan badanku, duduk di lantai.
Menangis.
Aku menangis bukan karena aku lemah dan tak bisa berbuat apa-apa.
Aku menangis karena merindukan orang yang ku cintai.
Betapa kejamnya mereka menembak Hanaku. Betapa kejamnya mereka menyerang Palestina. Betapa kejamnya mereka mengarahkan bom pada keluargaku. Aku tidak tau bagaimana keadaan di sana sekarang.
Aku merindukan tempat itu. Tempat yang penuh dengan air mata dan isakan.
Aku menoleh ke meja kecil yang terdapat sebuah foto keluargaku dan foto keluarga kandungku. Ku ambil lalu ku tatap kedua bingkai foto itu.
"Ma, Pa, Ibu, Ayah, Zahra udah besar. Kapan Zahra bisa ngerasain kebahagiaan walau hanya sebentar?"
"Zahra rindu semuanya."
"Zahra rindu suara Ibu. Zahra rindu elusan Ibu, Zahra rindu pelukan Ibu. Zahra rindu Ayah. Zahra rindu suara Ayah. Zahra rindu kata semangat Ayah untuk Zahra."
"Zahra juga rindu Kak Aisyah yang selalu sayang pada Zahra. Zahra rindu Kak Fatimah yang suka marahin Zahra. Zahra juga ... rindu Hana. Zahra sangat rindu Hana ...."
Sekali lagi aku menangis.
Hanya itu.
Aku menghapus air mataku. Aku berdiri, mengambil sebuah buku catatanku yang tergeletak di bawah tempat tidurku. Aku pun kembali duduk lalu mulai menulis.
Semakin berat ujian yang diberikan Allah kepada kita, itu artinya Allah ingin kita semakin dekat lagi dengan-Nya dan senantiasa megingat-Nya. Kenapa? Karena Allah sangat sayang dan cinta kepada kita. Allah menguji kita semata-mata hanya ingin tahu seberapa kuat keimanan hamba-Nya. Karena sesungguhnya, Allah tidak akan memberikan cobaan di luar batas kemampuan manusia. Sebab, orang yang beriman dan bertakwa pasti akan diuji oleh Allah SWT.
Dan jika kita sekarang mengalami masalah hidup, janganlah mengeluh. Bersabar dan berdoalah pada Allah. Agar kita semakin dikuatkan diri dan selalu sabar.
Jadi, semangatlah. Aku yakin suatu hari nanti ada masanya kebahagianku dan kebahagiaan kamu datang.
Aku yakin kita bisa.
Jadi, semangatlah!Kesanku untukmu wahai warga Palestina.
Kalian sungguh luar biasa!
Semoga hari kemenangan itu segera datang menyambut.- Najwa Azzahra
Setelah itu, aku memejamkan mataku. Berharap aku bisa tenang walau hanya sebentar.
Gimana?
Gimana?
Gimana?
Sorry, malam tadi gak bisa up, lupa bikin epilog nya, malah ekstra part duluan 😂
Okey, tenang, ada yang nangis gak? Atau ... gimana gitu?
Sorry banget kalo feel nya rada gak dapet:)
Kalo ada typo silakan dikomen yahh^^
Maaf banget kalo masih ada kesalahan penulisan di part ini^^Oh iya, hari ini aku bakal up juga untuk ekstra part nya^^
Semoga suka selalu yah^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Kerudung Zahra
SpiritualIni tentang kekeluargaan, persahabatan, pertemanan, pertemuan, dan juga perpisahan. Sebuah kisah remaja yang kerjanya hanya suka membantah, keras kepala, tepatnya ... sifatnya yang jauh dari kata baik. Pada suatu hari, Zahra beserta keluarganya berk...