Ekstra Part - 2

285 54 443
                                    

"Ya Allah, kenapa Umran harus tersesat, sih." Kini Zahra berjalan dengan barang belanjaannya, ia mencari keberadaan Umran yang seketika hilang dari pandangannya. Sepertinya Umran tersesat.

Zahra berhenti berjalan. Ia menengok ke kiri dan ke kanan, tak ada Umran sama sekali.

"Umran ... kau di mana?" tanyanya lirih.

Zahra pun kembali masuk ke dalam keramaian pasar. Ia harap, Umran ada di sana.

Sesekali Zahra bertanya pada orang-orang. "Apakah kau lihat seorang lelaki berwajah Arab?" Tapi orang itu menggeleng tanda tak tahu.

Zahra berhenti berjalan. Ia sedikit kelelahan, ia membalikkan badannya, berjalan keluar dari keramaian pasar.

Kini ia berjalan di tepi jalan raya. Sebenarnya ia ingin ke pasar yang ada di daerahnya saja, namun sayangnya, Umran ingin ke pasar besar dekat jalan raya gara-gara ia menceritakan tempat-tempat pasar yang ada di kotanya.

Masih ada banyak orang yang berlalu lalang di tempat Zahra berjalan. Zahra berhenti berjalan sejenak. Sekali lagi ia menoleh ke kiri dan ke kanan. Tak ada Umran. Mana mungkin, kan, Umran pulang duluan? Ia belum terlalu hafal dengan arah jalan.

Zahra menatap seberang jalan, di mana di sana ia menemukan Umran.

"Umran." Zahra tersenyum kecil, akhirnya ia ketemu. Zahra lekas melambaikan tangannya pada Umran, namun sayangnya Umran tak melihatnya.

Zahra mendesis kesal. Terlihat Umran yang tengah celingak-celinguk mencoba untuk menyebrang jalan.

Zahra diam menunggunya menyebrang, sepertinya ia pura-pura tidak melihat atau memang tidak melihat.

Sekali lagi Zahra melambaikan tangannya. "Umran!" panggil Zahra.

Umran dapat melihat pada Zahra yang sedari tadi melambaikan tangan padanya. Ia tersenyum, lega ketika menemukan Zahra. Ia pun lekas menyebrang jalan.

Tanpa diketahui lagi, ada sebuah mobil hitam yang berjalan lumayan laju ke arah Umran.

Mata Zahra seketika membulat sempurna ketika melihat mobil itu mulai mendekati Umran.

"Umran, awas!" Zahra lekas meletakkan bawaannya lalu berlari menghampiri Umran. Mencoba untuk mendorongnya agar bisa menghindar dari mobil itu.

"Zahra!" jerit Umran ketika melihat Zahra yang tak selamat.

Mobil itu berhenti ketika baru saja kejadian yang tak diinginkan terjadi.

Semua pasang mata tertuju pada arah tersebut. Seketika semua orang yang melihatnya lekas menuju ke tempat itu.

Umran berdiri dengan keadaan kaki yang pincang, ia lekas berjalan memasuki kerumunan orang-orang.

Seketika seluruh badan Umran terasa kaku. Ia dapat melihat seluruh badan Zahra penuh dengan darah.

Umran terduduk lemas. Matanya memerah dan sudah siap untuk mengeluarkan air mata. Kenapa Zahra harus menolongnya? Kenapa Zahra yang harus seperti ini?

Setetes air mata sudah mengalir deras di pipinya. Isakannya juga mulai terdengar. Umran mencoba memegang tangan Zahra. Erat.

"Zahra ...."

Pelan, mata Zahra terbuka sedikit, ia menatap Umran. Zahra tersenyum kecil walau sekarang rasa amat sakit yang ia rasakan.

"Jangan tinggalin aku!" tegas Umran.

Zahra menutup matanya, ia menggeleng pelan.

"Sepertinya ... aku akan menyusul keluargaku ..." ucap Zahra pelan. Air matanya keluar ketika rasa sakitnya semakin menjadi.

Kerudung ZahraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang