PART 2

43 5 0
                                    

"Ahk!" ringis Arabella karna tubuh mungil Arabella terjatuh dilantai dan mangkuk mie ayam pesanan mereka pun pecah.


"Yang kutabrak tadi orang apa baja sih? Keras bener." Batin Arabella

Arabella menggeleng pelan, mengerjapkan mata sesekali menatap pria bertubuh atlet yang menabrak Arabella. Tidak ada niatan membantu? Dasar!

"Heh, kamu kalau jalan pake mata dong!" ketus seorang pria pada Arabella.

Arabella bangkit "Hei, yang namanya jalan ya pake kaki! Kamu aja yang jalan pake mata! Aku mah pake kaki," balas Arabella tak mau kalah.

"Eh bentar deh kamu yang nabrak aku di depan gerbang kampus juga, 'kan? " lanjut Arabella.

"Dasar mulut mercon, kalau iya kenapa? Masalah sama kamu? " tanya pria itu dengan sangat cuek.

"Dih, gausah ngegas juga kali sewot bener dah jadi orang," ucap Arabella.

"Dasar cewek sinting." serunya sambil berlalu.

"Wah wah wah, ngajak berantem ni orang ... aku paling benci sama cowok yang gak konsisten kayak gitu, tadi aja nyolot sekarang malah main pergi lagi. Ngajak berantem kayaknya." Arabella menyingsing baju sampai ke lengan, mengetatkan ikatan rambut, siap perang.

Adel dan Viona yang sedari tadi hanya melihat pertengkaran adu mulut antara sahabatnya Arabella dan kakak senior mereka yang bernama Marvel itu mencoba untuk melerainya.

Ya pria yang menabrak Arabella tadi adalah Marvel Grafiello Roderick Senior mereka.

"Sudah Bell gak usah emosi kayak gitu, malu tuh diliatin orang," Ucap viona seraya menarik lengan Arabella.

"Iya bener tuh kata si Vio bell, emang sih kak Marvel gitu orangnya dan gue denger sih di kampus ini juga dia terkenal senior galak dan super duper cuek orangnya. Dia juga gak pernah merasa bersalah ke seseorang ya sekalipun dia sendiri yang bikin ulah," sahut adel.

"Aku juga gak habis pikir sama kamu bella, udah berani ngajak kak Marvel galak itu main adu mulut sama kamu," lanjut Adel sambil terkekeh melihat wajah Arabella yang sedari tadi gak nyahut-nyahut.

Arabella yang mendengar ucapan dari sahabatnya itu kalau yang main adu mulut sama dia adalah seorang kakak senior mereka yang terkenal sangat galak dan cuek terhadap siapapun.

Arabella saat ini hanya bisa diam dan merutuki setiap kata-kata yang di lontarkan pada kakak seniornya.

"Aduh kenapa kalian gak ngasih tahu sih kalau yang barusan aku bentak itu kakak senior kita," ucap Arabella yang sudah ketakutan.

"Aelah kamu gak nanya," ujar Adel dan Viona bersamaan.

"Seharusnya kalian ngasih tau lebih dulu ke aku biar gak kayak gini," ketus Arabella.

"Udah ah ngomongnya mending kita langsung pulang, udah gak ada matkul lagi." ajak Viona pada Adel dan Arabella. Arabella hanya menggangguk.

Rumah Marvel

Malam semakin larut dan udara semakin dingin pun menusuk ketulang, membuat anak rambut pria tampan itu terlambai. Pria yang sedang berada di balkon, dia memasukkan keduan tangannnya ke dalam saku celana untuk sedikit menghalau rasa dingin.

Banyak yang sedang di pikirkan pria tampan itu, Ya dia Marvel Grafiello Roderick saat ini sedang resah memikirkan seorang gadis yang di temui dikampus itu.

Dan entah kenapa kata-kata gadis itu selalu terngiang di telinganya, karena sampai saat ini tidak ada yang berani ngebentak atau melawannya apalagi di depan orang banyak.

"Ah kenapa aku memikirkan gadis sinting itu, dan berani-beraninya dia mengatakan omong kosongnya terhadapku. Apa dia tidak tahu siapa aku di kampus itu? Ah sial, tunggu saja pembalasanku gadis sinting." ucap Marvel sambil berlalu.

Keesokan paginya Marvel bangun setelah matahari bersinar hingga cahaya masuk kedalam kamarnya.

"Eh sayang udah bangun ternyata," ucap mama Marvel.

"Iya ma, ini juga baru bangun." balas Marvel.

"Yaudah kamu mandi sana gih ntar keburu telat ke kampusnya," suruh mama Marvel.

"iya ma." ucap Marvel beranjak ke kamar mandi.

Setelah Marvel sudah selesai siap-siap, Marvel langsung turun kebawah untuk sarapan pagi. Marvel segera mendudukkan tubuhnya di kursi dan mengambil beberapa makanan.

Setelah sarapan pagi Marvel keluar rumah untuk berangkat ke kampus.

"Marvel hati-hati dijalan nak jangan ngebut-ngebut bawa mobilnya," tutur mama Marvel kepada putranya.

"Iya, Marvel berangkat dulu." ucap Marvel sambil mencium tangan mamanya.

Dilain tempat Arabella berangkat ke kampus diantar oleh supir.

"Arabella berangkat ke kampus dulu." ucap Arabella mencium punggung tangan bunda dan ayah Arabella yang tengah duduk diruang tamu.

Kuliah pagi itu harus bener pagi-pagi berangkat, jika tidak ingin kena macet. Jakarta termasuk kota yang macet. Jangan heran, begitu pukul enam pagi, Arabella sudah buru-buru berangkat ke kampus.

Hari ini, hanya ada satu mata kuliah. Sebab ada acara pertandingan basket antar fakultas yang wajib ditonton.

Yang utama itu pesertanya guys, hahaha cuci mata dikit bolehlah, dari pada bengong liatin muka si senior galak itu lagi.

Setelah berjibaku dengan padatnya kendaraan, akhirnya Arabella merasa lega bisa melewati gerbang pintu satu dari kampus merah yang tersohor ini.

Kampus kebanggaan Arabella, kampus dimana dia menuntut ilmu agar bisa membahagiakan ayah dan bundanya.

"Arabella," panggil seseorang.

Suara teriakan berasal dari mobil yang mendahului Arabella dengan sengaja terdengar. Hendak mengumpat eh, lihat muka yang teriak, Arabella lantas membuka kaca mobilnya.

"Woii, boboho. Tungguin aku napa,"

Yap, siapa lagi pemilik tubuh over size tapi seksi yang tengah nyengir di depan sana? Itu Adel Aqilarasati.

"Ayo ngebut keburu masuk Ibu sahara bell." teriak Adel heboh.

Tak urung tangan Arabella mencubit lengan Adel yang membuat Adel memekik.

"Sakit Arabella," omelnya.

"Berisik ah." teriak Arabella.

"Ayo cepetan berangkat Arabella," teriak Adel kencengnya.

Beugh

suara Adel mirip toa masjid di komplek guys.

kembali Arabella menancap gas mobilnya melewati kendaraan lainnya. Ah, kuliah pagi adalah rutinitas Arabella selama hampir setahun ini.

"kapan aku ketemu kamu wahai jodohku." guman Arabella.

𝐇𝐚𝐭𝐞 𝐁𝐞𝐢𝐧𝐠 𝐋𝐨𝐯𝐞 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang