PART 28

4 2 0
                                    

Tanpa aba-aba Gio langsung mencium bibir Arabella dengan paksa hingga gadis itu meringis karena luka di sudut bibirnya, ciuman kasar yang dilakukan Gio membuat Arabella semakin meringis menahan sakit.

Tapi belum sempat dia melakukan hal yang lain, satu tendangan sangat keras dari belakang yang langsung membuatnya tersungkur ke lantai dengan kerasnya.

“Ka Marvel!” teriak Arabella saat melihat orang yang baru saja melakukan dengan sempurna.

Memang sejak tadi Arabella mendengar suara pintu di gedor dan di tendang dari luar, tapi dia tidak sempat berfikir itu memang benar terjadi atau hanya pikirannya saja karena rasa takutnya pada Gio.

“BANGSAT! Kamu apain pacar aku, huh?” teriak Marvel sambil memukul wajah Gio lagi, pria itu terjatuh untuk ketiga kalinya.

Marvel melihat Arabella sekilas di atas tempat tidur, betapa hancur hatinya saat melihat gadisnya terluka tak berdaya dengan memar merah dipipi dan disudut bibir, dan baju yang sudah beratakan disana-sini.

Amarah Marvel semakin memuncak saat melihat kancing baju Arabella yang sedikit terbuka dan robek disisi kanannya, Marvel kembali menghujani Gio dengan tendangan dan pukulan beringas, Kenan yang dari tadi berusaha menahan emosi Marvel pun tak mampu mengendalikan emosi sahabatnya itu.

“Bajingan! mati aja kamu di tanganku keparat!” teriak Marvel sambil memukul Gio sampai sarah segar mengalir dari hidung dan bibirnya.

“Marvel Stop! kamu gak liat pacar kamu udah ketakutan gitu!” bentak Kenan sambil mencengkram kerah baju Marvel.

Marvel menatap tajam kearah Gio yang sudah berlumuran darah, dan berniat untuk menghajarnya lagi. Tapi niat itu di urungkan Marvel karena melihat keadaan Arabella yang sudah ketakutan.

“Shutt ... udah janga nangis sayang aku udah disini,” ucap Marvel sambil mendekap erat Arabella, dan menenggelamkan wajah gadis itu kedalam pelukannya.

“B-Bella ... takut kak ... hiks,” tangisannya semakin pecah saat Marvel berusaha menenangkannya sambil mengelus rambut Arabella.

“Udah sayang jangan takut, Aku ada disini. Gak ada yang nyakitin kamu lagi, percaya sama aku ya.” ucap Marvel sembari mempererat dekapannya.

“Mau kemana kamu!” bentak Marvel yang masih memeluk Arabella sambil melirik tajam kearah Gio yang berjalan kearah pintu kamar.

Kenan yang melihat Gio ingin keluar ruangan langsung menyeret laki-laki yang sudah tidak berdaya itu kembali masuk ke dalam.

“Nyali kamu besar banget berani kayak gini, kamu gak tau siapa yang kamu ajak main bajingan?” bentak Kenan sambil mendudukkan Gio di lantai.

“Heh aku mana tau ya dia siapa, bukan urusan aku! Clarissa bilang tuh cewek boleh aku sentuh kok. Malah aku dapet duit dari si Clarissa. Katanya dengan percaya diri seperti tak merasa bersalah sama sekali,” ucap Gio tanpa rasa bersalah.

Marvel yang masih menenangkan Arabella dalam pelukannya langsung murka saat mengetahui Clarissa adalah dalang dari semua ini.

“Apa maksud kamu? dia yang lakuin ini?” bentak Marvel sampai membuat Arabella yang di pelukannya terkejut.

Marvel melepaskan pelukannya dan mendekati Gio lagi, kali ini sudah lebih bisa menahan emosinya karena ingin mengetahui ini permasalahan ini.

“Jelasin apa maksud kamu dan kenapa dia (Clarissa) bisa melakukan ini?” tanya Marvel sambil berdiri dihadapan Gio.

“Tanya aja sama tuh cewek, si Clarissa nyuruh aku rusakin tu cewek karna dia cemburu,” ucap Gio jujur.

“Brengsek!” satu tamparan keras mendarat di wajah Gio membuat darah keluar dari sudut bibirnya.

“Kak Marvel udah, biarin dia. Kasian Bella dia butuh kamu kak. Kita gak ada waktu ngurusin dia,” teriak Adel sambil memapah Arabella.

“APA-APAAN INI?” teriak seseorang di depan pintu yang terbuka lebar, langsung membuat semua orang terkejut saat melihatnya.

Terutama Arabella yang merasa heran kenapa tunangannya bisa ada disini. dan juga Marvel yang merasa terkejut kenapa kakaknya bisa ada di tempat ini, apalagi melihat Arabella dengan kondisi seperti ini.

“Kenapa dia bisa ada disini, Del?” tanya Arabella pada Adel yang ada disebelahnya.

“Hehe, aku sih yang ngasih tau dia Bell,”Adel menggaruk rambutnya yang tidak gatal.

“Kenapa kasih tau sih, bisa gawat kalau ketemu kak Marvel,” Arabella mencubit tangan Adel karena geram.

Alex melangkah menuju tempat tidur melihat Arabella yang masih terlukai lemas dengan air mata masih membasahi pipinya, lalu menatap heran pada adiknya yang terlihat sangat marah.

“Kenapa Marvel ngamuk? apa yang sebenarnya terjadi dan kenapa tunangan aku berantakan gini sih?” tanya Alex pada dirinya sendiri.

“Kenapa kamu ada disini Marvel? sama tunangan aku lagi,” tanya Alex kebingungan.

“Bella pacar aku,” ucap Marvel jelas.

“Apa maksudnya Marvel!” bentak Alex sambil mendekati Marvel.

“Arabella," ucap Marvel sambil menatap Arabella.

“Dia pacar aku kak,” ucap Marvel dan jangan tanya reaksi Alex. Satu tonjokan melayang dari tangannya di wajah sang adik.

“Apa maksud kamu pacar! jelas kamu tau dia tunangan aku!” bentaknya sambil menarik kerah baju Marvel.

Tak lama petugas keamanan hotel memasuki kamar karena sejak tadi terdengar keributan dari kamar tersebut.

“Mohom maaf, lebih baik kalian keluar atau selesaikan masalah kalian baik-baik. Ini sudah tengah malam, dan pengunjung lain sedang istirahat,” ucap petugas hotel tersebut.

“Maaf kami akan segera keluar pak,“ Alex yang membuka suara.

Setelah security itu keluar, Marvel menjelaskan semuanya pada Arabella dan Alex. Menjelaskan bagaimana hubungannya dengan Arabella dan bagaimana saat dia mengetahui bahwa kakaknya adalah orang yang akan di jodohkan dengan pacarnya. Karena itu dia sempat memutuskan untuk pergi ke New York.

“Kenapa kamu gak bilang dari awal Vel kamu kan tau aku udah sejak 4 tahun lalu suka sama dia. Kamu egois tau gak!” ucap Alex sambil menunjuk Marvel.

“Aku harus gimana lagi kak? udah cukup selama ini aku ngalah, aku tau kamu punya perasaan sama pada Bella. Tapi gimana aku? aku juga cinta sama dia,” seru Marvel sambil mengacak rambutnya frustasi.

Arabella, Adel dan juga Kenan yang jadi pendengar debat antara kakak beradik itu hanya diam. Terutama Arabella yang menjadi topik perdebatan kedua orang itu, dia merasa terkejut sekaligus kecewa pada Marvel yang sudah menyembunyikan kenyataan ini.

“Aku kurang apa sama kamu Vel, selama ini aku yang selalu bantu dan dukung kamu di saat papa berusaha jatuhin kamu. Tapi apa? ini balesan kamu buat aku,” Alex mendorong adiknya sampai membentur dinding.

Marvel terdiam mendengarkan ucapan kakaknya. benar, selama ini memang kakaknya yang selalu ada dan mendukung dia di saat papanya memandangnya sebelah mata.

“Bella kamu ikut aku, biar aku yang anter kamu pulang,” Alex langsung menarik lengan gadis itu untuk meninggalkan tempat ini, tapi langkahnya terhenti saat Marvel menarik tangan Arabella yang satunya lagi.

“Bella sama aku dan akan pulang sama aku,” ucap Marvel mempertahankan tangan pacarnya.

“Kamu siapanya? aku tunangannya Bella dan CALON SUAMI nya!” ucap Alex dengan kata ‘calon suami’ yang penuh penekanan.

“Aku pacarnya! orang yang dia cintai Bella!” tegas Marvel tak mau kalah dengan penuh penekanan.

Arabella yang sedang di tarik itu merasa geram sendiri karena pertengkaran kedua orang itu yang tidak berhenti, padahal waktu sudah menunjukkan pukul 02.00 pagi dan kondisinya saat ini yang sedang dalam tekanan  batin yang kuat.

“STOP! AKU PULANG SAMA ADEL!” bentak Arabella sambil menghempaskan tangan kedua pria itu bersamaan.

.
.
.
TBC

𝐇𝐚𝐭𝐞 𝐁𝐞𝐢𝐧𝐠 𝐋𝐨𝐯𝐞 Where stories live. Discover now