PART 26

6 2 0
                                    

Sementara di sisi lain perdebatan Arabella dan Alex masih terus berlanjut dan semakin menarik perhatian dari orang-orang.

“Kamu mau apa sih! Lepasin tangan aku,” Arabella menghempas tangannya dari Alex dengan kasar.

Mendapat perlakuan kasar dari Arabella membuat Alex sedikit menahan kesal, padahal selama ini tidak ada gadis yang bisa menolak bicara dengannya. Tapi Arabella, dia bahkan menghempas tangan Alex begitu saja.

“Kamu bisa gak hargai aku, aku ini tunangan kamu dan umur kamu jauh di bawah aku, kamu gak bisa jaga sikap?” tanya Alex sambil memijat keningnya menahan emosi.

“Aku juga gak akan gini kalo kamu gak agresif dan bikin aku risih,” Arabella menatap Alex, nadanya sudah sedikit lembut.

“Oke sorry, aku terlalu antusias mau ketemu kamu. Sorry kalo ternyata kamu gak nyaman,” ucap Alex.

Arabella menatap sekeliling sudah ramai memperhatikan mereka. Dari kejauhan juga dia melihat Marvel yang berdiri menahan emosi, terlihat jelas dari tatapan membunuhnya dan juga Kenan dan Putra yang susah payah menahan tubuh Marvel.

Menyadari situasi semakin tak terkendali, Arabella langsung menarik tangan Alex agar keluar dari keributan ini.

“Kita mau kemana?” seru Alex dengan ceria sambil melihat tangannya ditarik Arabella.

“Kita bicara di kantin, aku gak mau orang-orang salah paham,” maksudnya adalah tak mau Marvel salah paham.

Dan yang bisa dilakukan Marvel hanya menahan emosi yang semakin memuncak saat melihat Arabella menarik tangan kakaknya keluar dari kerumunan orang-orang.

......

Beberapa minggu setelah kejadian itu, semua berlalu dengan normal. Arabella dan Marvel yang semakin sering terlihat bersama saat di kampus, yang mengundang iri dari setiap perempuan yang melihatnya.

Sementara Alex yang sudah tak mengganggu Arabella lagi karena sibuk dengan kuliahnya dan juga sebuah usaha yang baru dirintis nya di sebuah cafe.

Tapi malam ini, masalah datang kembali. Saat ini Arabella dan Adel sedang ada di tengah jalan dengan beberapa pria brandal yang mengganggu mereka.

Tepat pukul setengah 11 malam, Arabella dan Adel baru selesai menonton film terbaru di bioskop.

Tentu saja Arabella bisa melakukan ini karena ayahnya sedang keluar negeri untuk urusan bisnis, sedangkan bundanya sedang berada di rumah.

Saat ini kedua gadis itu sedang meringkuk ketakutan di samping motor karena di kelilingi oleh pria berandal yang entah apa tujuannya.

“Bella aku takut Bell, mereka gak bakal nyulik kita kan?” tanya Adel sambil sesenggukkan menahan tangis.

“Tenang Del, bentar lagi bodygoard aku dateng kok. Kamu jangan bikin aku takut juga dong,” ucap Arabella waspada dengan menatap sekelilingnya.

“Hey cantik, sini sama aku. Kalian mau kemana sih malem-malem begini?” seorang pria dengan tinggi semampai, berkulit putih, hidung sedikit runcing dan juga rambut gondrongnya mendekati Arabella.

“Lepas! kamu jangan macem-macem,” ucap Arabella mendesis sambil menunjuk jarinya sebagai tanda peringatan.

“Bella aku takut!” rengek Adel yang semakin membuat Arabella merasa khawatir juga.

Kemana bodygoard yang selalu di dekatnya, kenapa sampai kecolongan begini sih. Pikir Arabella semakin takut dengan para pria berandal ini.

Pria tersebut langsung menarik tangan Arabella untuk menjauh dan langsung membekap mulut Arabella dari  belakang.

Dia langsung tak sadarkan diiri  dan jatuh ke pelukan pria itu, dan semakin membuat Adel takut saat melihat Arabella di gendong oleh pria gondrong itu.

“Hey! jangan apa-apain teman aku, pliss lepasin kita,” tangis Adel semakin menjadi saat Arabella di gendong pria itu.

“Diem kamu! aku gak punya urusan sama kamu!” bentak pria itu sambil mendorong bahu Adel dengan kencang.

Setelah itu mereka pergi membawa Arabella dengan sebuah mobil hitam, meninggalkan Adel yang menangis semakin histeris di samping motornya.

“Bella, aku harus gimana? aku takut . Tolong ... tolong aku,” teriak Adel histeris sambil menarik rambutnya sendiri.

“Aku harus hubungin siapa? Ayah dan Bunda Bella? Ah tidak-tidak pasti orang tuangya bakal marah besar kalau sampai tau. Bodygoardnya Bella pada kemana sih? Astaga tuhan ... hiks, aku harus gimana? Kak Marvel sama Kenan masih ada acara,” ucap Adel sembari menangis karena cemas Arabella telah di culik.

“Alex ... iya kak Alex!” guman Adel.

Adel langsung meraih ponsel di saku celana untuk menghubungi Alex dia memang memiliki nomor hp laki-laki itu karena Alex sering bertanya tentang Arabella pada Adel.

“Halo kak, tolong Bella kak,” ucap Adel saat sambungan telfon terhubung.

“Halo ... Ada apa, kenapa sama Bella?” tanya Alex tak kalah paniknya dari seberang sana.

“Kak ... hiks ... Bella diculik, dia di bawah cowok berandalan tadi,” ucap Adel kurang jelas karena bicara sambil nangis, atau menangis sambil bicara, ah entahkah. Adel gak jelas.

“Kamu jangan becanda Adel, mana mungkin Bella di culik, apa kabar para bodygoardnya yang selalu di deket dia?” tanya Aelx tak percaya, pasalnya tunangannya itu memang punya penjaga yang super ketat dimana pun dia berada.

“Kak! Aku gak becanda! Tolong cari Bella sekarang, aku takut dia kenapa-napa,” teriak Adel semakin emosi karena Alex menganggapnya hanya becanda.

Adel langsung memutuskan sambungan begitu saja, padahal Alex masih berusaha mencerna kata-katanya tadi.

Adel masih menangis ketakutan dan kehilangan akal sehatnya, dia meronta-ronta dipinggir jalan yang sudah sepi tanpa memikirkan keselamatannya sendiri.

“Bella, maafin aku ... maaf aku gak bisa nolong kamu, kalo ayah dan bunda kamu tau pasti bakal di cincang kan. Hiks ... hikss," guman Adel sambil menangis.

Adel masih terus menangis sejadi-jadinya sambil berusaha menelfon Marvel, tapi entah kenapa ponsel laki-laki itu malah tidak aktif disaat situasi darurat seperti ini.

Tak lama sebuah mobil putih menepi di dekat Adel, gadis itu langsung bangkit dan menghampiri pintu mobil karena mengenal siapa pemiliknya.

“Hey! Kenapa ada disini?” tanya Kenan khawatir melihat keadaan Adel.

“Kak Marvel! untung kamu lewat sini. Kemana aja sih aku telfon gak di angkat! Hiks ... hiks,” Adel langsung menghampri Marvel sambil menangis.

“Eh ... ada apa? kenapa kamu nangis gitu?” tanya Marvel heran, lebih heran lagi karena Adel malah menghampirinya bukan Kenan.

“Kak ... Bella ... dia,” ucap Adel tidak jelas.

“Bella kenapa? bukannya tadi dia bilang sama kamu?” tanya Marvel baru menyadari seharusnya pacarnya ada bersama Adel sekarang.

“Itu dia kak, Bella di culik. Dia di bawa cowok berandalan tadi,” seru Adel masih sambil menangis.

“Hahahaha,” Marvel malah tertawa karena merasa lucu.

“Adel jangan becanda, sumpah gak lucu. Kamu pikir aku percaya, jangankan di culik, di gigit semut aja gak mungkin kali,” dengus Kenan yang juga ikut tertawa.

“Hey ayo dong, aku gak mungkin becanda di situasi kayak gini. Kalian pikir aku gila nangis di pinggir jalan begini! ” bentak Adel kesal karena dari tadi tak ada yang percaya ucapannya.

Marvel dan Kenan langsung beradu pandang, benar juga, tidak mungkin Adel menangis di pinggir jalan sepi seperti ini jika tidak terjadi sesuatu. Tapi Arabella di culik, itu hal mustahil.

Bagaimana bisa gadis itu bisa diculik saat selalu membawa bodygoard kemana-mana walaupun sedikit menjaga jarak.

.
.
.
TBC

𝐇𝐚𝐭𝐞 𝐁𝐞𝐢𝐧𝐠 𝐋𝐨𝐯𝐞 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang