PART 16

13 2 0
                                    

Arabella menarik nafas dalam sambil memejamkan matanya, haruskah ini dia lakukan? Benarkah? Malam ini ia akan bertunangan? Lantas bagaimana dengan cintanya dan Marvel? Ah ngomong-ngomong soal Marvel, pria itu entah kemana saja hari ini.

Dia bahkan tak mengabari Arabella atau menanyakan kabarnya, bahkan terakhir kali mereka berkomunikasi adalah kemarin malam.

Perlahan Arabella mengangkat wajahnya dan menatap pria yang ada di hadapannya, seketika Arabella membulatkan matanya saat melihat pria

Dia? Dia kan? Bagaimana bisa pria itu ada disini pikir Arabella.  Pria itu pun sedang menatap Arabella dengan wajah terkejutnya, seperti tak percaya bahwa Arabella  lah yang akan menjadi tunangannya. Kebetulan apa ini? Apa ini mimpi atau lelucon? Haruskah dia merasa senang karena ternyata Arabella lah yang akan menjadi tunangannya.

“Arabella?" ucapnya.

“Kamu?”  pekik keduanya bersamaan sambil menunjuk dengan tangan masing-masing.

Astaga takdir macam apa ini.

“Wahh, jadi kalian udah saling kenal ya? Gagal dong kejutannya kalau begini,” celetuk Ravanda karena meliha interaksi mereka yang seperti saling mengenal.

“Bella bagaimana kalian bisa saling kenal?” tanya Aldira bunda Arabella.

“Wah berarti kalian jodoh,” ucap Leo Anderson sambil mengelus kepala putranya dengan sayang.

Arabella kembali duduk setelah berjabat tangan dan memberikan senyuman pada orang itu, kemudian menunduk tak mau menatapnya lagi. Arabella merasa lega setelah mengetahui siapa calon tunangannya itu, jadi tidak akan susah baginya untuk menyusun rencananya.

“Selamat malam tuan,” sapa seorang pelayan menghampiri meja itu.

Setelah menunduk hormat, beberapa pelayan lain mulai menata makanan di atas meja untuk pengunjung terhormatnya. Setelah selesai dengan pekerjaanya para pelayan tersebut pergi.

Lalu kelima orang itu memulai makan malam mereka. Terdengar obrolan hangat dari Ravanda dan Leo yang berbincang mengenai kesibukan masing-masing, sepertinya sudah lama kedua pria itu tidak bertemu hingga asyik sendiri.

Sedangkan Arabella hanya makan dengan hening tanpa ada niat ikut bergabung dalam obrolan, sesekali tatapannya dengan pria yang ada di hadapannya itu bertemu, kemudian saling bertukar senyuman. Untuk mengobrol? Ayo lah mereka tidak seakrab itu, terlebih ada orang tua disisi mereka.

“Jadi, kamu masih ingat aku kan?” tanya pria itu.

Akhirnya membuka suara setelah hampir setengah jam keheningan menguasai mobil yang sedang melaju itu. Setelah acara makan malam dan tukar cincin yang di lakukan tadi, Leo, Ravana beserta istrinya menyuruh Arabella untuk pulang bersama pria yang sudah resmi jadi tunangannya. Bahkan tanpa dia tahu siapa nama pria itu.

“Iya,” jawab Arabella singkat sambil menatap layar ponselnya, jarinya sibuk mengetikkan sesuatu pada ponsel itu.

“Kamu gak mau tanya nama aku gitu?” tanya pria itiu lagi sambil menoleh pada Arabella sekilas.

“Apa pentingnya buat aku?” tanya Arabella acuh.

“Perkenalkan namaku...,” ucapnya menggantung, menunggu reaksi dari gadis di samping nya.

“Namaku Alex Grafiello,” sambung pria itu sambil menoleh kearah Arabella.

Arabella hanya mendelikkan bahunya acuh, tidak ingin merespon laki-laki itu.

“Kamu gak kangen sama aku? udah lama loh kita gak ketemu,” Alex masih sibuk mencari topik pembicaraan, sedangkan Arabella masih sibuk dengan ponselnya. Rasa cemas di wajahnya terlihat dengan jelas bagi Alex.

“Aku gak! Kita ketemu aja gak sengaja kan dan ya, aku lupa bilang makasih waktu itu. Makasih karna udah bantuin aku,” jawab Arabella sambil menatap Alex, gadis itu menyerah pada ponselnya karena tak kunjung ada notif.

“Aah, aku sampe lupa kamu bilang makasih. Padahal aku mau ngajak kenalan, kamu nya langsung kabur gitu aja,” ucap Alex sambil tersenyum lebar.

“Aku ingat loh kejadian pas kamu kesasar gak tau jalan mau kemana pas itu, untung aku lewat kalo gak kamu bakal di kibulin para anak-anak brandalan kadal disana,”

Flashback on

Alex kembali mengingat kejadian sekitar 4 tahun lalu saat dia masih duduk di bangku SMA kelas 3 dan Arabella saat itu masih kelas 1 SMA, saat di sekolah mereka yang ternama itu mengadakan olimpiade Matematika.

Dan saat Alex sedang berjalan di koridor sekolahnya ia tak sengaja menabrak seorang gadis yang terllihat kebingungan. Gadis itu langsung meminta bantuan Alex untuk mengantarnya menuju Aula sekolah, dan permintaan itu di sanggupi oleh Alex. Tanpa aba-aba gadis itu memekik kegirangan dan langsung memeluknya.

Setelah sampai di aula, gadis itu langsung berlari meninggalkan Alex tanpa berkata apapun. Berterima kasih saja tidak, padahal Alex sudah berniat untuk mengajaknya kenalan.

Sungguh gadis cantik nan imut itu mencuri perhatiannya dan dari kostum yang dia kenakan Alex yakin bahwa gadis itu salah satu peserta olimpiade. Jadi Alex mencari tau tentang data diri gadis itu.

Tiga hari acara berlangsung, selama itu pula Alex selalu berusaha mendekati Arabella tapi tak ada kesempatan sedikit pun. Sampai hari terakhir saat pengumuman dan Arabella keluar sebagai juaranya.

Alex langsung melompat kegirangan dan memeluk tubuh mungil Arabella, sontak saja Arabella murka besar pada pria itu. dan Alex mendapat jotosan d iwajah, tendangan di kaki dan juga area pribadi yang membuatnya mengaduh kesakitan.

“Aku gak sebodoh itu sampe bisa di kadain kamu!” bentak Arabella yang menyadarkan Alex dari lamunan panjangnya tentang masalalu.

Flashback Off

Arabella masih terus menelfon seseorang di ponselnya, dia mondar-mandir di balkon kamarnya sambil terus menghubungi Marvel yang seharian ini hilang entah kemana. Sebenarnya kenapa pria itu?  Sejak kemarin malam belum memberi kabar sama sekali.

Tuttt tuttt ...

Suara telfon tersambung namun tak di angkat, seperti itu sejak tadi sore entah sudah berapa kali Arabella menelfonnya tapi tak ada jawaban dari Marvel. Sudah ratusan chat juga yang dikirim Arabella tapi hasilnya nihil, tetap tidak ada respon dari Marvel.

Sebenarnya kemana pria itu seharian? rasa khawatir di hati Arabella semakin besar saja, dia merasakan sesuatu mungkin erkadi pada Marvel.

Hatinya semakin kalut saat mengingat bahwa  kini dia sudah resmi menjadi tunangan seseorang, Arabella tidak rela. Hatinya sudah menjadi milik Marvel, dia merasakan bagaimana bisa dia menerima pinangan laki-laki lain?

Arabella langsung membuang cincin yang di jari manisnya dan membuang kesembarang tempat. Ia tidak peduli jika  harus di marahi ayahnya karena menghilangkan cincin berlian itu.

Arabella mencoba menelfon Marvel lagi, namun hasilnya sama tak ada jawaban dari pria itu. Tiba-tiba Arabella teringat Kenan, ya dia adalah sahabat baik Marvel mungkin dia bisa tau dimana sekarang kekasihnya itu.

Arabella mengambil ponsel dan langsung menghubungi sahabat Marvel.

“Halo, kak Kenan tau dimana kak Marvel sekarang?” tanya Arabella to the point.

Mana mungkin dia basa-basi mengingat Marvel yang sudah seharian hilang entah kemana.

“Eng-- anu, Aku ... aku gak tau dimana Marvel Bell,” jawab Kenan di seberang sana, suara terdengar gagu.

“Plis kak Ken, kalo tau dimana kak Marvel kasih tau aku. dia seharian gak ada kabar. Aku Cuma khawatir sama dia,” mohon Arabella dengan nada memelas.

“Sorry Bell, aku bener-bener gak tau dimana Marvel,” jawab Kenan dan langsung memutuskan sambungan telefon.

Arabella semakin frustasi karena Kenan seolah menutupi sesuatu darinya, tidak ada titik ternag dimana Marvel saat ini. Kemana sebenarnya laki-laki itu?

“Kak Marvel kamu dimana, jangan buat aku khawatir kak,” batin Arabella menangis sesunggukan.

.
.
.
TBC

𝐇𝐚𝐭𝐞 𝐁𝐞𝐢𝐧𝐠 𝐋𝐨𝐯𝐞 Donde viven las historias. Descúbrelo ahora