BAGIAN 31.

672 43 9
                                    

Happy Reading💙💙

***

Karin berdecak melihat Luna dan Vani tertidur di sofa ruang TV dengan masih menggunakan seragam sekolah,ada beberapa makanan yang berserakan juga beberapa paper bag barang belanjaan.

Karin tak peduli dan enggan membereskannya,gadis itu memilih masuk kedalam kamar kemudian merebahkan badannya lalu merogoh HP milik nya yang bergetar.

"Hallo Rin?"

Karin tersentak,tubuhnya dengan sigap menegak begitu saja saat mendengar dua kata dari orang di sebrang sana yang menelfonnya.

Suaranya serak berat,bahkan tanpa sadar jantung gadis itu sudah berdetak tak karuan.

"Rin?"

Tuhkan.Karin ingin menjawab tapi gugup,gadis itu malah menggigit bibir nya.Baru tahu kalo suara Karel bisa seperti ini kalau di telepon.Biasanya Karin enggan menerima telpon dari Karel.

"Karin hallo?Lo masih disanakan?"

"Iya!"

Terdengar kekehan di sebrang sana membuat Karin merutuk.

"Santai kali,gue bukan Bu Ina."

"Iyaa..."

"Kenapa telpon?"

"Udah sampe  Apart nya?"

"Kan tadi juga lo yang nganterin,kok nanya lagi?"

Karel terkekeh lagi."Takut lo kenapa kenapa,sekarang dimana?"

"Di kamar."

"Ohh oke,aman berarti ya."

"Apasih."

"Pengen nelfon aja sih,Karin sekarang agak beda soalnya,gue seneng."

"Biasa aja tuh."

"Hahahha i love you."

"Hm."

"Yaudah,gue tutup ya."

"Lo...dimana?"

Hm.Karin merutuk lagi.

"Seneng banget ditanyain Karin."

"Dihhh."

"Hahaha,gue masih didepan Apart lo."

"Ngapain?Pulang sana,udah sore juga."

"Lo jangan ngomong sesuatu yang bikin gue terbang,Rin."

"Orang gue ngusir lo."

"Yahhh,gak jadi baper,penonton kecewa."

"Pulang sana."

"Hahhaha,siap siap,dadah."

Karel dan KarinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang