Epilog

707 55 7
                                    

"Senior, saya duluan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Senior, saya duluan. Selamat malam."

Begitu Yeonjoo telah selesai merapikan meja kerjanya, ia izin pamit pada seniornya dikantor. Tetapi sebelum langkah kakinya mencapai depan lift, salah seorang senior mendekatinya dan menahan gerakannya yang akan menekan tombol lift. "Tunggu sebentar,"

"Kami akan pergi makan malam bersama malam ini. Kau mau ikut tidak?"

Yeonjoo menolak ajakan itu seraya tersenyum tidak enak. "Maaf, saya tidak bisa, saya sudah ada janji hari ini," ucapnya. Hari ini—lebih tepatnya malam ini ia sudah ada janji terlebih dahulu dengan seseorang sehingga ia menolak ajakan seniornya. Melihat wajah seniornya yang tampak kecewa membuat Yeonjoo merasa lebih tidak enak hati. Tapi mau bagaimama lagi, ia tidak mungkin memutuskan pergi dan melanggar janjinya.

"Oh begitu ya, baiklah."

Yeonjoo menatap punggung seniornya itu lalu kembali menekan tombol lift, setelah pintu terbuka ia masuk kedalam. Matanya menatap dirinya yang terlihat berantakan dari pantulan dinding lift. Kantung mata yang mulai menghitam, rambut kusut yang dicepolnya, belum lagi wajah tanpa gairah itu. Yeonjoo menepuk wajahnya pelan supaya terlihat lebih hidup.

Kepalanya menggeleng kuat, tidak boleh! Ia tidak boleh seperti ini. Setiba dilantai dasar Yeonjoo berjalan menuju toilet, membenahi penampilannya yang terlihat berantakan, bukan terlihat lagi tapi memang benar-benar berantakan. Olesan lipgloss lah terakhir sebagai penutup penampilannya. Merasa dirinya tidak seperti sebelumnya Yeonjoo menyemangati dirinya lewat kaca.

Bus menurunkannya dihalte dekat kafe. Kakinya perlahan menuju kafe diujung jalan itu, disitulah tempat janjiannya. Tangannya membuka pintu kaca menimbulkan suara kemerincing bertanda ada tamu datang. Ia menelisik kafe itu mencari seseorang dan setelah menemukannya ia berjalan kesana.

"Akhirnya kau datang juga, Yeonjoo! Aku merindukanmu!"

Belum sempat Yeonjoo mendudukan diri dikursi, tubuhnya sudah lebih dulu dipeluk dengan sangat erat. Ia tersenyum melihat gadis yang memeluknya, sudah lama rasanya mereka tidak bertemu, kemudian ia membalas pelukan itu sama eratnya. "Aku juga merindukanmu, Soyeon."

"Sudah, kau memeluknya terlalu lama."

Suara itu mengalihkan pandangannya, Yeonjoo menatap lelaki yang sedang duduk dikursi itu, kemudian tak lama sebuah senyum jahil terpasang diwajahnya. Mungkin melihat senyuman jahilnya, sebelum ia mengatakan sesuatu lelaki itu duluan mengalihkan. "Kau terlambat."

Yeonjoo terbahak mendengarnya. "Baik-baik maafkan aku, bapak jaksa yang terhormat." Kekehan geli keluar dari mulut Yeonjoo saat Taehyung mengumpatinya karena telah mengejek lelaki itu.

Fake [Oh Sehun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang