/25/

4.7K 420 84
                                    

Beijing, 12:45PM




"Permisi tuan, pukul berapa tuan akan berangkat? Saya akan menyiapkan keperluan yang tuan butuhkan selama disana."

"6 sore- tapi masih belum pasti. Saya masih ada urusan mendadak. Tapi pastikan hari ini tidak ada dokumen tambahan untuk saya kerjakan lagi."

"Baik tuan. Apa ada hal lain lagi yang ingin tuan sampaikan?"

Kalau dipikir-pikir sebenarnya masih ada- banyak, tapi sekarang bukanlah waktu yang tepat untuk hal itu. Ada hal yang lebih penting yang harus ia lakukan sekarang.

"..kau cukup pastikan keberadaan anak itu seharian ini lalu langsung laporkan pada saya."

"Baik tuan. Saya permisi.."





































Khao terus berlari tanpa memperhatikan sekitar- yang mana membuat beberapa pelayan yang menyaksikannya ikutan panik.

Saat ini yang terpenting adalah memberi tahu ibunya perihal yang didengarnya kemarin.

"Ini gawat! Benar-benar gawat!"
"IBU!!"

Ia membuka pintu kamar ibunya lebar-lebar tanpa mengetuk atau sekadar memberi salam terlebih dulu.

Rasa paniknya semakin tak terbendung dikala ia melihat ekspresi ibunya yang terlihat kaku. Sepertinya, ibunya juga sudah mengetahui hal yang akan ia sampaikan.

"Khao..cepat kerumahnya dan beritahu dia!"

Khao mengangguk kuat.

"..dan juga hati-hati jangan sampai ketahuan."

"Itu tidak akan terjadi, jangan khawatir." Khao pun berlalu meninggalkan ibunya dalam keadaan gelisah.

"Kumohon jangan kedua kalinya.."































Ruang tamu.





"Aku sedang bersama Bright dirumahnya, kenapa menelponku?"

"........"

"Kalau bukan hal penting aku tidak mau pulang."

"......."

"Aku juga serius! Aku- APA?!"

"........."

"Ya, aku segera pulang!"

Win menutup teleponnya lalu mengambil jaket yang tergantung dikursi tak jauh dari tempatnya dan Bright duduk saat ini.

"Ada apa?" Tanya Bright penasaran saat sikap Win sebelum dan sesudah ditelpon sangat kontras berubah.

"Aku ada urusan mendadak. Aku harus pulang. Sampaikan salamku pada Love!"

Bright mengerutkan alisnya bingung. Mungkin ini bukan urusannya, tapi situasi Win saat ini sepertinya sedang buruk.

"Aku akan mengantarmu."

"Tidak perlu. Saudaraku sudah menjemputku didepan."

"Kalau begitu aku antar sampai depan."

Win mengangguk saja, jika terus menolak yang ada ia tidak pulang dan menghabiskan waktu dengan adu mulut.

Karena benar, situasi Win saat ini sedang buruk- terlalu mendadak untuknya yang tidak ada persiapan sama sekali, harus menghadapinya dengan cara yang terlalu santai. Ia tidak bisa, tidak jika sudah menyangkut ayahnya.

"Aku tidak mengerti apa yang sedang terjadi padamu, tapi jika ada hal yang membuatmu kesulitan, pastikan untuk menelponku. Aku akan selalu ada untukmu."

Win berhenti untuk beberapa saat, memikirkan banyak hal diotaknya terlebih dulu sebelum benar-benar memutuskan finalnya.

Bahkan klakson mobil yang terdengar beberapa kali tak membuatnya bergerak sedikit pun.

Sampai pada akhirnya ia berbalik lalu tersenyum pada Bright.

"Bisakah aku memelukmu?" tanya Win meminta ijin padanya. Terlihat tidak ada paksaan- yang ada sorot mata Win seperti menyiratkan kesedihan yang mendalam.

Bright mengangguk perlahan kemudian menerima pelukkan dari Win.

"Terima kasih." Ucapnya setelah itu berlalu bersama mobilnya.

Bright yang menyaksikan kepergian Win, bertanya-tanya dalam hati apa maksud dari ekspresi dan sikap dari lelaki itu padanya.

Ia tidak tahu pasti. Tapi ia merasa akan ada sesuatu yang terjadi- sesuatu yang tidak menyenangkan.



ㅡㅡ
🌞🐰































Maap kalo pendek ya gaess, moodku lagi hancur²nya setelah tau peran masing² F4 🙂

Yang aku rasain;

Aku gatau nantinya aku bakal nonton series itu atau gak, tapi klo ditanya skrg jawaban aku GAK

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku gatau nantinya aku bakal nonton series itu atau gak, tapi klo ditanya skrg jawaban aku GAK.

Karna aku masih belum bisa terima sampe skrg yang GMM lakuin- sistem marketing dan twtwk bengeknya dari dulu sangat amat teramat kampret sekali dan slalu mengecewakan👎🏻

Aku juga sampe yakin buat pake kacamata kemana² karna dua alasan; buat lindungin mata dan cara mendukung Win.

Bright emang ga salah, tapi aku gatau kenapa aku jadi kesel tiap liat muka Bright. Mungkin aku msh kesel soal peran dia, jadinya berimbas ke wajahnya wkwkwk. Tapi tenang aku tetap support kok~

Aku juga jadi tambah kesel karna The Gifted Graduation mesti ditonton pake VPN.

Sungguh ketidakadilan bagi seluruh rakyat Raikantopeni🌚

*buat penggemar GMM yg msh ngebelain agenstod itu, satu kata buat kalian; BANGUN BODOH!

Yak sekyan! Yang mau hujat aku dipersilahkan sebelah sini👉🏻

Nineteen • [Bright×Win]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang