❀ BAB 002 ❀

1.7K 190 62
                                    

"AISSSS, KAK DOUMA!"

Lilyanna tersenyum lebar. Gadis itu menyangga dagunya dengan dua tangan sambil memekik tertahan melihat seorang cowok jangkung yang memasuki kantin. Membuat Tanjirou yang duduk di sebelah cewek itu jadi menoyornya geli.

"Apa sih setan!?" amuk Lily mendelik.

"Elo yang kek setan. Geli tau," jawab Tanjirou sambil memasukan satu tahu mercon ke mulut kemudian mengunyahnya santai.

Lily mengumpat kasar. Cewek itu kembali melirik Douma. Namun senyumannya perlahan luntur saat melihat Douma berjalan dengan seorang gadis berambut ungu kehitaman. Lily berdecak, raut wajahnya langsung berubah.

"Apa sih?" kata Tanjirou kepo. Ikut menoleh sebelum akhirnya mengangguk paham. "Oh, Kak Douma. Gue kira lo potek gara-gara Pak Erwin bawa istrinya."

Lily memutar bola mata, lalu melengos. Sebagai salah satu jajaran adik kelas pengagum kakak kelas angkatan 22, wajar cewek itu kesal. Apa lagi saat Douma tersenyum ramah dengan tatapan hangat pada Shinobu. Cowok itu mengantri, sementara Shinobu duduk mencari tempat.

Ewh.

Lilyanna Soebroto, ketua kelas 11 MIPA 1. Kelas yang disebut kelas unggulan, tapi tidak dengan cewek itu. Lily lebih cocok kalau disebut cewek tukang julid.

Lily hanya satu dari sekian cewek yang iri pada Shinobu Kocho. Sebenarnya masih banyak adik kelas yang cemburu, gemas, dan mupeng pada dua pasang remaja yang disebut couple goals ke dua di sekolah setelah Mitsuri dan Obanai.

Douma yang bongsor dan bobrok itu dilengkapi dengan Shinobu yang bertubuh kecil dan sikap  tenangnya. Kalau kata Kagumi sih, udah kayak drakor banget.

Douma dan Shinobu sendiri tidak pernah ragu mengumbar kemesraan di depan publik, kantin contohnya. Dan hal itu selalu berhasil jadi pusat perhatian siswa lain. Ada saja yang menoleh, sekedar untuk melirik. 

Tak terkecuali cowok yang duduk di daerah pojok kantin itu.


"Kak Giyuu,"

Cowok itu menoleh saat gadis berambut peach di depannya memanggil. Giyuu mengerjap saat melihat gadis itu menatapnya dengan bibir yang melengkung ke bawah. "Kenapa, Rai?"

"Kak Giyuu masih suka mikirin Kak Shinobu, ya?"

Giyuu terkejut, melebarkan mata seketika.

"Ck, tuh kan." kata Mirai makin memanyunkan bibir. "Kak Shinobu kan udah nyakitin kak Giyuu. Seharusnya Kak Giyuu lupain aja di—AW!"

Mirai tak melanjutkan ucapannya saat Giyuu menyentil dahinya dengan telunjuk. Membuat cewek itu mengaduh sambil mengusap bagian dahinya yang memerah.

"Makan aja." tegas Giyuu memperingati. "Habis makan langsung aku anter ke ruang ujian."

Mirai semakin memanyunkan bibir, namun akhirnya mengangguk menurut dan menyantap lagi mie ayam di depannya. Sementara itu Giyuu menghela nafas. Cowok itu meraih gelas es teh lalu meneguknya sampai tersisa seperempat gelas.

Melupakan, ya?

Tidak. Giyuu belum bisa. Atau lebih tepatnya memang cowok itu tak mau.

Re-Hi | Giyushino✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang