❀ BAB 021 ❀

862 122 18
                                    

"Yuuuu!! Dicariin adek lo nih!"

Shinobu menoleh saat mendengar suara Hiroomi yang mengaduh meminta ampun saat Makomo mencubitinya. Ah, Makomo memang ganas walau kecil begitu.

"Apa?" kata Giyuu di pintu kelas.

"Nih, gue disuruh Bang Sabito bikinin bekel buat elu."

Giyuu melebarkan mata saat Makomo memberinya tiga tumpuk bekal. Tapi cowok itu tidak banyak protes, hanya segera menerimanya karena yakin Makomo sudah tahu soal pola makan baru Giyuu dari Sabito.

Tapi jelas itu mengejutkan Hiroomi yang tidak tahu apa-apa. Cowok itu langsung rempong dan banyak komentar. 

Di sisi lain, itu menyakiti Shinobu. Cewek itu perlahan menunduk, raut wajahnya berubah sedih. Mitsuri menyadarinya, sementara Riko sibuk bermain ponsel dengan lengan yang digulung seperti preman. Cewek itu duduk di atas meja Mitsuri, sibuk sendiri dengan GC muncak.

"Kenapa?" ujar Mitsuri berkata pelan.

"Hm?" Shinobu hanya menyahut tak minat.

Mitsuri menghela napas, "kemarin lo jadi ketemu sama Douma? Gimana jadinya?" sambung cewek itu berhati-hati, mengingat kemarin Shinobu tidak bercerita lebih. Membuat Mitsuri yakin ada sesuatu hal buruk.

Tapi Shinobu masih diam, tenggelam sendiri dalam rasa takut yang tak berujung.


❀❀❀


Douma bertolak pinggang sambil menghela napas. Cowok itu sedikit menunduk, mulai malas juga berhubungan dengan cewek naif di depannya ini. Ia melirik Shinobu sejenak, lalu berdecak keras sembari mengalihkan pandangan.

"Lo masih nggak sadar? Giyuu ngorbanin diri buat jadi tumbal selanjutnya."

"Hah?" 

Shinobu melebarkan mata sempurna, jelas terkejut dengan hal ini. Perihal tumbal macan putih bukan hal yang bisa dimainkan. Tapi Giyuu? Shinobu berharap ini hanya mimpi. Shinobu hanya tidak ingin Giyuu hilang.

Kenapa Giyuu sangat bodoh?

"Tapi giliran gue bakal tetep dateng, mau Giyuu berkorban atau enggak. Yang dia lakuin cuma nunda waktu, bukan ngegantiin gue." Shinobu sedikit menunduk. "Padahal kalo dia gak berkorban, bakal lebih bagus. Gue pengen cepet mati, biar rasa bersalah gue gak makin banyak."

Douma menatap Shinobu cukup lama, lalu melengos.

Shinobu dan keinginanya mengakhiri hidup bukan hal baru bagi Douma. Mereka sudah saling kenal sangat lama.

"Sekarang lo paham, kan?"

Shinobu mendongak, "apa?"

"Alasan gue jauhin kalian." 

Shinobu diam. Menatap dalam pada iris Douma yang berkilau di bawah sinar lampu jalanan. Iris yang terasa semakin menyakitkan seiring lama dipandang.

"Biar Giyuu bisa hidup lebih lama. Karena kalo dia deket gue energinya bakal diserap, waktunya juga bakal makin berkurang." mulut Shinobu bergetar, karena tahu sejak awal memang itu jawabannya.

"Hm. Jadi jangan benci gue karena gue jauhin kalian."

Shinobu menggigit bibir. Hingga akhirnya ia berjongkok karena kakinya terlalu lemas setelah mengetahui semua ini nyata. Seharusnya tidak begini. Keluarganya akan lebih baik kalau Shinobu tidak ada.

"Gue gak mau bohong," Douma ikut berjongkok dan menaikkan dagu Shinobu. "Gue suka lo sebagai Kanae, karena itu yang gue liat dari lo. Tapi kemiripan fisik ternyata gak menjamin kemiripan kelakuan, iya kan?"

"Gue bisa lindungi Giyuu kalo gue berhasil move on dari dia. Karena tumbal itu punya syarat harus orang terpenting yang ada di hidup kita, kan?"  kata Shinobu berbelok topik. "Kalo misal gue suka sama lo, Giyuu bakal selamat, kan?"

"Tapi gue gak pernah berharap dapet rasa dari lo. Karena yang gue harapkan selamanya itu Kanae, bukan elo."

"Padahal selama ini kita pacaran." Shinobu terkekeh miris.

"Kan cuma drama. Karena gue harus lindungin temen gue dari biadab kayak lo. Gue gak bakal biarin ada orang yang pergi lagi karena macan putih lo. Tapi sekarang dia sendiri yang milih buat ambil resiko itu, gimana lagi?"

"Gue bakal suka sama lo."

"Gue balikin pertanyaan lo dulu. Menurut lo, perasaan yang ada karena terpaksa, apa nggak bakal nyiksa diri lo sendiri? Yang lo lakuin itu, cuma nyakitin Giyuu makin dalem."

Shinobu diam. Kalah telak. Tidak bisa menyangkal lagi. 

Douma berdiri. Ia diam menunduk, menatap Shinobu yang tidak berani mendongak selama beberapa saat. "Lo bahkan gak sadar dia makin kurus tapi makin banyak makan. Energinya udah diserap dari awal, umurnya makin pendek. Itu karena ambisi lo buat selalu deket sama Giyuu." 

Shinobu menggigit bibir bawah. Sudah tidak sampai hatinya untuk mengelak. Sebab memang karena sisa rasa yang belum hangus sejak mereka berpisah. Dan rasa itu yang membuat Shinobu menemukan kehangatan saat bersama Giyuu. Sebuah zona nyaman yang tidak ia temukan pada orang lain.

Di titik ini, Shinobu sadar. Giyuu adalah minatnya.

Dan seperti yang ada di rumah, minat Shinobu tidak pernah didukung. Karena itu mungkin alam semesta juga tidak mendukung Shinobu untuk menggapai Giyuu.

"Lo kayak bocah. Lo itu bukan princess di negeri dongeng. Tapi lo nganggap gue antagonis yang cemburuan, padahal kalo dari awal gue gak ikut campur, Giyuu mungkin udah mati lebih cepet."

Shinobu diam tidak menyahut. Ia menenggelamkan kepalanya. Membiarkan air matanya jatuh dalam diam di tengah dinginnya malam.

Karena faktanya memang begitu.

Semua yang dikatakan Douma adalah kebenaran. Hanya Shinobu yang terlalu naif untuk menerima semua itu. Kini saat rasa bersalah mulai memenuhi hatinya lagi, sebuah kemeja tebal jatuh menyelimuti pundak Shinobu.

"Lo gak papa?"

Shinobu tidak tahu, kenapa Giyuu selalu datang saat Shinobu jatuh. Dan dibandingan dengan kata 'kenapa di sini', Giyuu menanyakan soal keadaan Shinobu. Seolah Giyuu tahu ada sesuatu yang membuat Shinobu berada di sini.

Kepedulian itu.

Rasa hangat itu.

Menghancurkan Shinobu semakin dalam.




Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ps: Jegagig nggak plot twist nya?

Di chapter sebelumnya Sabito marah ke Giyuu karena dia ngerasa dikhanati dan marah juga karena Giyuu 'dianggap' bego udah ngorbanin hidupnya buat cewek.

Lapak gue kebanyakan humornya sampe kadang scene serius udah nggak dapet feelnya, padahal cerita ini lebih cenderung ke drama-nya huhu mmf:"

Re-Hi | Giyushino✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang