aneh!

896 77 5
                                    

Aritha pov

Belum sempat gue menutup mata, seseorang mengetuk pintu kantor gue. Ahh, gak jadi rebahan gue. Udah capek lelah lesu ketemu pak pol yang gantengnya plus plus tapi sayang gue gak suka, nyebelin plus cerewetnya itu loh gak ketulung kalau udah menyangkut kehidupan gue. Gue tau, dia seperti abang buat gue tapi gak sampai ke hubungan percintaan gue, dan gue  akhirnya jomblo sampai sekarang.

Flashback

1 tahun yang lalu, Aritha menunggu di sebuah taman dekat cafe nya, menunggu seseorang yang telah lama tidak dia jumpai. Sebuah tepukan di bahunya mengagetkan dirinya dan akhirnya dia menatap orang itu.

"Wahh, Rachel? Gilaa, lo udah besar aja. Duduk." Ucapnya antusias.

"Gimana gimana? Ganteng kan gue sekarang? Coba aja lo mau jadi pacar gue, beruntung banget lo." Ucapnya sombong.

"Sombong amat. Oh ya gimana studi lo di Korea? Asik dong ketemu orang orang korea hehe." Ucapnya terkekeh.

"Biasa aja sih, masih cantikan lo." Ucapnya santai.

"Kagak usah cerita kalau ujung ujungnya muji gue mulu." Kesalnya.

"Ya udah deh. Gini, gue ngajak lo ketemu disini cuma mau ngungkapin perasaan gue ke elo. Gue sayang sama lo, lo mau gak jadi pacar gue?" Ucapnya gugup sambil memegang tangan Aritha.

"Gue..." Ucapan Aritha terpotong oleh suara seseorang di belakangnya. Terasa kenal dan dingin menusuk tulang.

"Gak diterima. Saya sebagai Abangnya gak terima." Ucapnya tegas.

"Ehh, Pak ngapain sih ikut campur." Kesal Aritha.

"Gak diterima, sudah di tolak. Ayo pulang." Ucapnya tegas lalu menarik tangan Aritha.

Flashback off

Haahh.. Gue menghela nafas panjang sambil membuka pintu kantor gue. Sungguh waktu yang tak tepat, orang itu beneran datang dan gue terkejut melihat penampilannya yang, mmm... Kasual jaman anak muda. Memang sih umurnya baru 23 tahun dan itu pun cuma beda 2 tahun sama gue. Walaupun dia sudah menjadi polisi, wajahnya tetap ganteng plus putih.

Author pov

"Khmm, boleh masuk?" Ucapnya membuyarkan lamunan Aritha.

"Silahkan pak, masuk saja." Ucap Ari santai lalu duduk di tempat semula.
Bayu menatap Ari dengan tatapan dingin dan sedikit terlihat marah, mungkin. Dan hal itu membuat Aritha merasa merinding dibuatnya.

Nih Pak Bayu kenapa sih. Batinnya risih.

"Pak, bapak ngapain kesini?" Tanya Aritha memulai.

"Saya kesini mau ngajak kamu cari SIM, buruan siap siap saya tunggu 5 menit." Jawabnya masih menatap intens mata Aritha.

"Aihh, kan saya udah bilang besok aja pak. Dan bapak udah setuju tadi, kenapa mendadak berubah sih? Kalau bapak maksa, saya gak mau terima lamaran bapak sampai kapanpun." Kesalnya.

Gimana tidak kesal, sekarang dirinya masih pusing dengan kejadian tadi pagi dan cafenya yang semakin banyak pengunjung membuat dirinya memikirkan cara untuk menambah pegawainya.

"Jangan dong Ri,Besok saya sibuk, jadi ayo berangkat sekarang. Oh ya dan satu lagi, gak usah panggil saya bapak, saya bukan bapakmu. Panggil saya Bayu saja, atau bisa panggil sayang juga gak papa." Ucapnya berlalu meninggalkan Aritha yang tercengang dengan ucapan yang dilontarkan oleh seorang Bayu Winarta.

Ari tersadar dari lamunannya dan langsung menyusul keluar menemui Bayu.

"Sayaaangg tungguin." Teriaknya.

Dia tidak peduli dengan omongan orang, toh dia jomblo dan ada tawaran menarik di depannya walau masih belum suka sama sekali, lumayan untuk menghangatkan hati para jomblo seperti Aritha Candra Dewi.

"Pak, jangan di tinggal dong. Gimana sih, yang ngajak situ malah ditinggal begitu aja." Kesalnya.

"Kan saya udah bilang jangan panggil Bapak, panggil saya Bayu atau apalah terserah kamu asalkan jangan Bapak. Tadi aja udah bagus manggilnya sayang." Ucapnya kesal lalu memasuki mobilnya yang di susul oleh Aritha.

" Ya udah kalau gitu saya panggil mas aja gimna??" Ucapnya menawarkan, siapa tau dia minat dipanggil 'mas' walau terkesan seperti panggilan pasangan suami istri.

"Boleh, lebih bagus malahan." Ucapnya senang ditambah senyum tipis tercetak di bibirnya.

"Wahh, mas senyum toh? Asikk tambah ganteng deh calon suami." Ucapnya blak-blakan.

"Apa tadi bilang? Calon suami? Emang kamu mau jadi istri saya? Beneran mau? Besok saya lamar lagi." Ucapnya menggoda.

" Siapa sih yang gak mau jadi pacar bapak yang gantengnya melebihi zayn malik plus kaya lagi. Terus kalau saya melanggar lalu lintas kan gak perlu di tilang, Tapi sayangnya saya tidak mau sama bapak."

"Ga papa, saya siap menaruh lamaran lagi buat kamu." Ujarnya.

"Menunggu tanpa kepastian itu sakit loh, apalagi gak ada rasa, nambah sakit." Ucap Ari tersenyum mengejek.

" Wah neng, saya buktikan nanti kalau kamu bakalan jatuh cinta sama saya sampai kamu jadi bucin." Ucapnya penuh penekanan.

Beberapa menit di perjalanan, tidak ada lagi percakapan diantara mereka. Hanya keheningan yang terjadi. Entahlah mungkin mereka tidak ada bahan bicara lagi.

"Udah sampai, turun sana. Saya antar cari SIM." Perintahnya  yang terdengar kesal, lalu keluar begitu saja dari mobil. Aritha tercengang dengan jawaban yang Bayu lontarkan.

"Waahh wahh wahh, nih bapak marah mulu deh perasaan." Gumamnya lalu ikut menyusul keluar.

+++++++++

"Pak, nih saya udah punya SIM. Nanti gak ditilang lagi kan?" Ucapnya memastikan.
Pasalnya, setiap dia pergi pasti ada razia dan selalu terkena tilang dari seorang pak pol Bayu Winarta dengan alibi tidak bawa SIM.

"Gak tau nanti." Ucapnya singkat.

"Pak, kok tega sih." Ucapnya kesal. Dia tak terima jika dirinya selalu terkena razia yang tanpa sebab seperti itu.


Slow Update guys.
Masih amatir

Polisi Barbar, I Love You✔✔Where stories live. Discover now