04 - Pertaruhan

1.4K 263 32
                                    

Hinata menatap lamat sosok pengemudi yang baru saja memberikan pisau padanya. wajahnya yang tertutup topi menatap kearah jendela tanpa sekalipun menoleh padanya.


Siapa orang ini?. batin Hinata.



Ditempatnya, si pengemudi masih berada dalam pikirannya.

Bagaimana bisa ada hal lain yang terjadi bahkan lebih buruk daripada selama ini?




Ditengah penyelidikan pribadinya, ia melewati taman dan melihat pengepungan, bahkan karna begitu shock dan tak percaya ia bertindak begitu saja dan menyelinap sebagai salah satu orang suruhan dan sampai kemari. pikirannya masih mengawang-awang dan belum bisa menyimpulkan apapun.




Kenma Kozume... kenapa bisa?. batinnya.




Sekarang, ia melirik kearah Hinata di belakangnya yang sedang melepas ikatan tali dengan pisau yang dia berikan. awalnya, ia merasa salah karna hanya memberikan pisau tanpa memberitahu cara melepas ikatan di kedua tangannya namun begitu ia melihat dari kaca Hinata dengan cekatan melepas ikatan dengan memutar pisau dan memasukkannya diantara kedua tangannya. ia terpana sesaat.



Apa yang kupikirkan, dia bukan lagi anak bodoh yang kutemui 4 tahun lalu. batinnya. tapi, melihatnya bisa beradaptasi dengan situasi ini benar-benar mengejutkan.



Sekarang, yang harus Osamu pikirkan adalah bagaimana cara untuk membawa Hinata keluar dari kejaran mereka dan sampai ke tempat Atsumu dengan aman.


Ia memang menduga bahwa pelariannya ini akan sedikit sulit, tapi ia tidak menyangka ternyata akan menjadi terlalu sulit.


Rombongan pengejar di belakangnya, masing-masing mengendarai motor dan membawa senjata. dalam kecepatan yang intens, dua kubu yang kejar mengejar mendominasi jalanan yang sepi menjadi sebuah area pertarungan. Hinata yang sudah melepas ikatan, mencari pegangan dan bergantung pada pegangan itu.

Osamu menoleh kearah Hinata. "pakai sabuk pengamanmu!"


Di sisi Hinata, ia terkesiap dan menatap orang di depannya yang kembali fokus pada jalanan.


Hinata mengernyit. dimana aku mendengar suara itu...?




Osamu meningkatkan kecepatan laju mobil dan menukik tajam di jalanan. ia melirik kaca spion dan mendecih, mengutuk seluruh pengejar di belakang.


mengapa sampai harus seperti ini?. batin Osamu tak percaya.




"apa kau... yang sering bertukar telepon dengan Natsu?"



Sebuah pertanyaan yang tiba-tiba melayang itu sontak membuat Osamu menoleh kaget. jika a lengah sejenak, pasti saat ini jalur mobil sudah melenceng jauh. ia menatap Hinata yang menatapnya penuh selidik.


Hinata ingat bahwa kadang ada saatnya Natsu menyepi atau mencari tempat dimana ia bisa menelpon dengan aman. meski begitu tidak sekali dua kali Hinata tidak akan tidak mendengar suaranya dan suara Natsu yang berbicara di telepon. pasalnya, dibanding mendekatkan hp pada telinga, Natsu lebih suka menyalakan speaker. jadi, ia akan mengunci diri di kamar atau naik ke balkon di atap.

Hinata selalu menangkap suara seorang pria dengan nada yang lembut dan ramah berbicara padanya dan selama ini menduga bahwa pria di seberang telepon itu adalah pacar yang adiknya rahasiakan darinya dan ibu. sekarang, setelah mendengar suara dari si pengemudi tadi, ia bisa mengingat dengan jelas bahwa suara si penelpon adiknya itu sama dengan orang ini.




Search Truth, Find a Peace, and Our Destiny || KAGEHINA  || [ END ]Where stories live. Discover now