Menjauh

436 13 0
                                    

Apartement


11 08 2019

Sudah empat bulan Angel dan Livia menjaga jarak, dan sudah empat bulan pula Angel dan Livia tinggal terpisah, Angel bersama Daniel dan Livia bersama Samuel. Livia benar-benar menghindar dari Angel, bahkan untuk melihat wajah Angel saja ia tidak mau. Disatu sisi Angel merasa tertekan karena Livia menjauhinya, jika bukan karena Daniel yang selalu memperhatikannya dan menjelaskan alasan Livia menjauh mungkin Angel akan benar-benar depresi saat ini.

"Kau yakin ingin bertemu dengannya?" Tanya Samuel ia menatap lembut Livia dan mengelus kepalanya, selama Livia berada disisi Samuel, ia merasa nyaman, ntah lah sejak kapan. Dan bagi Samuel ini juga sebagai kesempatannya untuk mengembalikkan jati diri Livia seperti sebelumnya. Baginya urusan hatinya pada Livia urusan belakang, yang terpenting baginya menyembuhkan Livia dari hal-hal buruk itu saja sudah cukup.

Urusan hati, ia akan berjalan seiring waktu dan Samuel percayakan semua pada tuhan, jika memang berjodoh ia dan Livia tak akan berpisah, jika bukan? Ia harus melepasnya dengan ikhlas.

"Samuel?"

"Ya?"

"Kenapa kau sama sekali tidak marah padaku? Aku sudah begitu keterlaluan, membuatmu babak belur, mencium Angel. Aku bahkan tidak pantas untuk dimaafkan" Ujar Livia dengan sendu, perasaannya dengan Angel perlahan-lahan menghilang. Seperti yang dikatakan Samuel padanya, ia hanya terobsesi pada gadis itu. Terlebih lagi setelah bukti DNA bahwasanya Angel adalah anak keluarga Agatha yang diculik 19 tahun yang lalu saat masih bayi.

"Tidak perlu ada yang dibenci, kau tahu sebanyak apapun dosa manusia, tuhan hanya membenci dosanya bukan hambanya, oleh karena itu kau harus berubah menjadi dirimu yang dahulu" Jelas Samuel sekilas pria tersebut mencium kening Livia dan mengusak rambut Livia gemas.

Berita ini telah sampai pada kedua orangtua Livia. Marah?! Tentu mereka sangat marah pada Livia yang bisa berbuat seperti itu, akan tetapi semua telah dijelaskan oleh Samuel. Pria itu melindungi Livia dari hal-hal buruk. Dan juga atas saran Samuel lah mereka melakukan tes DNA, kecocokkan keluarga Agatha pada Angel dan benar Angel benar-benar anak mereka yang dahulu pernah diculik oleh penjahat yang tiba-tiba menghilang setelah diberi uang tebusan.

Dan hal itu tentu saja membuat Livia semakin merasa bersalah pada Angel. Angel adalah adiknya yang selama ini ia cari, Livia bahkan tidak mau makan selama dua minggu dan hanya minum air saja ketika adik kesayangannya menghilang.

Oh ya, lagi pula, Livia sepertinya sudah benar-benar jinak ditangan Samuel. Ia tidak memberontak sama sekali saat Samuel menciumnya.

"Sayang kau yakin ingin bertemu dengan Angel?" Tanya Samuel sekali lagi dan Livia membalasnya dengan anggukkan kepala.

"Dan kau akan tinggal bersama Angel lagi hm?" Tanya Samuel, ia sudah terbiasa dengan Livia, ia tak ingin berpisah jauh dari gadis itu.

"Tentu saja, memangnya kau ingin aku tetap tinggal bersama mu huh?" Tanya gadis itu sembari mengecek ponselnya.

Samuel beralih memeluk gadis itu degan posesif, oh ayolah, ia benar-benar benci perpisahan!!! Terlebih lagi sebentar lagi Livia akan wisuda. Huh?! Kenapa Livia begitu pintar sih? Tidakkah bisakah ia menjadi bodoh untuk sesaat?

"Jangan pergi, kalau kau pergi bagaimana dengan nasib pangeranmu ini hah? Kau ingin aku diambil orang hm?" Samuel memang suka bermanja-manja dengan Livia. Ia seperti anak kecil yang takut ditinggal ibunya.

"Ambil aja, emang siapa sih yang mau ngambil kamu? Pangeran? Pangeran kodok maksudnya?" Ejek Livia diselingi tawa, yah, sikap cuek tapi sebenarnya perhatian ini memang tidak lepas dari gadis itu.

"Baby~" Samuel menggelanyut manja dibadan Livia, tangannya kini sudah mulai nakal dan-

"Jangan macam-macam Samuel!" Tegas Livia saat tangan Samuel yang mulai diluar kendali

"Tapi aku maunya macam-macam, gimana dong?"

"Patahin tangannya mau?" Ancam Livia, yah sikap gadis ini memang tak berubah

"Jangan dong, nanti elus kepalamu pakai apa? Katanya kepalanya suka dielus, mau kepalamu aku elus pakai kaki hm?" Goda Samuel yang langsung mendapat pukulan kecil dari Livia. Livia yang sedari tadi posisinya membelakangi, mengubah dirinya menghadap Samuel.

Samuel yang melihat hal itu menangkup wajah Livia dengan tangannya. Matanya, hidung, dan bibirnya, benar-benar membuat Samuel candu akannya

Chup~

Yah, kali ini Samuel dengan seenak hati kembali mencium Livia, sedangkan yang dicium hanya berdiam diri, ia menatap kesal Samuel yang selalu seenaknya.

"Ugh, berhenti mencium bibirku Samuel, sehari ini udah lebih sepuluhkali kau menciumku, lama-lama bibirku bisa dower kalau begini!" Ketus Livia mengusap bibirnya yang basah akan perbuatan Samuel.

"Siapa suruh bibirnya bikin candu" Ucap Samuel membela diri.

"Livia, kamu benar-benar bakal pergi ke Jepang?"

"Yess"

"Terus aku gimana? Tanggung jawab dong! Aku udah terlanjur cinta jadinya! Jangan ditinggalin gitu aja!" Kesal Samuel, ia benar-benar tak rela jika harus kehilangan Livia.

Livia yang melihat wajah kesal Samuel menjadi tambah kesal. Kenapa ia harus tanggung jawab, bukankah Samuel yang seharusnya bertanggung jawab mencium anak orang sembarangan!

"Ngapain tanggung jawab? Siapa suruh jatuh cinta sama aku, aku kan fuckgirl. Punya banyak fans cowok yang bahkan lebih ganteng darimu. Lagian yang seharusnya tanggung jawab itu kamu! Nyium anak orang sembarangan! Padahal kita ngak ada hubungan apa-apa juga!" Kesal Livia sembari meninggalkan Samuel.

Samuel yang mendengar hal itu keluar dari mulut Livia tersenyum, sepertinya ia harus meresmikan hubungannya dengan Livia agar cowok-cowok gatel itu ngak ngegoda Livia lagi.

"Ooo jadi minta kepastian ceritanya nih? Hayok atuh, nikah kita ke KUA sekarang!" Goda Samuel yang berlari kearah Livia dan memeluk gadis itu. Ia beralih melihat tangan Livia yang telah ia beri cincin tanpa sepegetahuan Livia saat berciuman tadi

"Samuel?"

"Kenapa? Terharu pastikan?" Tanya Samuel bangga, ia memang sengaja memberikan cincin itu pertanda Livia sudah menjadi miliknya

"Itu tanda kita berpacaran saat ini, ngak ada penolakan! Nanti kalau aku udah selesai kuliah S2nya kita tunangan oke?" Ucap Samuel sembari mencium pipi Livia dari belakang

"Bukan itu!" Tegas Livia. Dan itu sukses membuat Samuel menatapnya bingung

"Cincinnya mu beli dimana? Cincinnya jelek! Pasti murah harganya!" Ucap Livia blak-blakan dan membuat Samuel kaget

"Jelek?! Itu aku beli ratusan juta dolar loh Livia Agatha, aku pesan sejak lama dari luar negri dan kamu bilang cincinnya-"

Chup~

"Bercanda kok sayang, cincinnya cantik, gitu aja marah, mana sih Samuelku yang peyabar itu hm? Udah berubah sekarang hm?" Goda Livia, gadis itu benar-benar menggoda Samuel habis-habisan bahkan mencium Samuel secara tiba-tiba. Membuat Samuel menatap kesal dirinya.

"Samuel?" Livia terdiam saat melihat Samuel menatapnya dengan marah? Ia hanya menggoda Samuel saja dan-

"Eh?! Samuel! Apa yang kau lakukan!!!" Pekik Livia saat Samuel menggendongnya secara tiba-tiba dan membawanya kekamar Samuel

"Aku tak ingin melakukannya sebelum kita menikah, tapi sepertinya aku tak ada jalan lain Livia Agatha"





















Tbc
Holaaaaaa Author gaje back lageee
Jangan lupa vomentnya yaw:")
Dan jangan lupa follow akun author gaje ya:)
See you :))

DIARY OF LGBTDonde viven las historias. Descúbrelo ahora