Selain Fero yang rutin menjemputnya, tidak ada yang berubah dalam hidup Naura selama empat hari ini. Setidaknya dia tidak-atau lebih tepatnya belum-bertemu dengan Lili hingga saat ini, dan Naura harap dia tidak akan bertemu dengan Lili sampai kapanpun.
Dia harus segera mencari cara agar Fero tidak lagi menemuinya, sebelum Lili datang menemuinya.
Namun, intensitas Fero menemui dan menghubunginya semakin meningkat setelah Naura kabur hari itu.
Lelaki itu bahkan tak henti menanyakan tentang alasan Naura kabur saat itu, yang tidak mendapat balasan apapun dari Naura. Berkali-kali Fero bertanya, berkali-kali pula Naura mengabaikan.
Naura tidak ingin memberitahukan alasan yang sebenarnya, alasan yang juga membuat dia meninggalkan Fero dulu. Biarlah dia menyimpan semua itu sendiri, pikir Naura.
Namun, saat ini Naura juga kebingungan karena Fero yang begitu banyak akal untuk membungkam setiap usiran yang Naura layangkan pada lelaki itu.
Seperti beberapa hari ini ....
Setelah insiden Naura kabur di tengah perjalanan, Fero kembali menjemput dan mengantar gadis itu, hingga depan rumah. Naura berpikir Fero akan langsung pulang setelah menurunkannya. Tapi semua yang Fero lakukan benar-benar di luar dugaan.
Lelaki itu ikut turun setelah mematikan mesin mobil. Mengikuti langkah Naura, membiarkan mobilnya terparkir di depan gerbang rumah Naura.
"Kak?" Tatapan bingung Naura layangkan pada Fero membuat langkah kaki lelaki itu terhenti.
"Kenapa? Aku enggak boleh main?"
"Enggak, mengingat di rumahku enggak ada orang."
"Aku enggak akan macam-macam kalo itu yang kamu takutin," ujar Fero begitu santai membuat Naura menghela napas. Lalu Fero kembali berucap, "Gimana?"
"Kalo aku bilang enggak, apa Kakak akan pulang?"
"Kamu se-enggak mau itu lama-lama bareng aku?"
Naura terdiam, tak menjawab pertanyaan Fero. Memandang lelaki itu pun tak ia lakukan. Hanya menundukkan kepala menatap ke arah sepasang sepatu yang dia kenakan.
"Keterdiaman kamu itu berarti, iya? Okay, mungkin kamu belum bisa menerima kehadiran aku lagi sekarang. Tapi aku serius waktu bilang, aku mau hubungan kita kembali kayak dulu." Hingga Fero kembali membuka suara, Naura tetap bungkam.
Ada jeda yang cukup lama yang Fero ambil untuk mengeluarkan ucapan selanjutnya. "Aku akan berusaha membuat kamu menerima aku kembali. Oleh karena itu, jangan coba untuk usir aku, ya, La?"
"Kak-"
"Kalo gitu, aku pulang dulu ya? Sampai ketemu besok." Fero mengambil langkah mendekat lada Naura, menepuk pelan kepala gadis itu beberapa kali sebelum berbalik menuju ke tempat mobilnya diparkir. Meninggalkan Naura yang sibuk mempertanyakan apakah dirinya terlalu jahat kepada Fero yang tak tahu apapun.
Hari berikutnya, tanpa meminta persetujuan Naura, lelaki itu membawanya ke salah satu Mall besar di Jakarta.
Saat Naura menanyakan kenapa membawanya ke sana tanpa berbicara apapun. Fero hanya menjawab, "Emang kamu bakal setuju kalau aku tanya? Lagi pula, udah lama kita enggak jalan-jalan kayak gini, aku kangen."
Naura tidak mengatakan apapun lagi setelahnya. Gadis itu hanya mengikuti kemanapun Fero berjalan.
Fero mengajak Naura menonton salah satu film keluaran terbaru yang bergenre action, salah satu tontonan wajib mereka dulu. Fero juga mengajak Naura untuk mengunjungi salah satu photo booth yang langsung ditolak Naura.
KAMU SEDANG MEMBACA
Problem Solved! ✔
Teen FictionBlurb: Naura yang hampir berhasil hidup normal tanpa bayang-bayang masa lalu, harus kembali menelan pil pahit kehidupan saat takdir kembali membawa orang yang susah payah dia hindari. Mimpi buruk yang semula hilang, kini kembali datang. Malam-malam...