25

675 106 11
                                    

Happy reading~~~

Ayah dan ibu kamu panik bukan main saat kamu gak sadar.

"Ayaaahh... Cepetaaaan... Ini (Y/N).." bunda kamu nangis memangku kamu.

"Iya Bun, ini udah hampir sampe."

Sampai di Rumah sakit ayah kamu langsung gendong kamu.

Kebetulan jam prakteknya dokter Cho saat itu.

"Dok, tolong anak saya. Lakukan yang terbaik buat dia." Untuk pertama kalinya, ayah kamu nangis. Ya dia merasa gak becus jadi ayah.

"Baik, saya akan melakukan yang terbaik." Dokter Cho langsung bertindak.

Bunda kamu nangis di pelukan ayah kamu. Tentu, dia tadi ngelihat kamu yang merintih menahan sakit yang gak bisa dia rasain. Bundamu ingin menggantikan posisi kamu di dalam ruang operasi itu.

"Ssstt.. anak kita anak yang kuat, jangan nangis oke? Dia bakal baik baik aja." Ayahmu mencoba menenangkan bunda kamu.

"Aku gak tau gimana rasa sakit dia. Dia beneran nangis tadi. Aku.. aku.." ucapan bunda kamu terputus akibat dia menangis hebat.

"Tenang sayang. Oke?? Dokter Cho akan melakukan yang terbaik buat anak kita. Dia dokter yang hebat." Ayah kamu pun sebenarnya merasa risau dan khawatir. Tapi sebagai laki laki ia harus kuat, ia gak boleh ikutan bunda kamu nangis.

Karna emang ayah kamu seharusnya menguatkan kalian kan? 2 wanita hebat dalam hidup dia.

"Om, Tante... Adek gimana?" Taeyong datang terlihat nafasnya terengah, ya ayah kamu ngabarin kakak sepupu kamu itu.

"Lagi di tanganin dokter. Tolong jaga Tante sebentar ya... Om mau ke kamar mandi dulu."

Tiba tiba Lisa datang, ia dapet kabar dari bunda kamu.

"Tante..." Lisa langsung memeluk bunda kamu.

Bunda kamu masih nangis. Lisa mengelus punggung bunda kamu.

"(Y/N) pasti baik baik aja Tante.. dia sudah janji sama Lisa kok." Masih mengelusi punggung bunda kamu.

"Lis, titip Tante ya. Mau nyusul om." Lisa mengangguk mendengar ucapan Taeyong.

Taeyong dengan cepat mencari Jongsuk, ayahmu. Dan ia menemukan beliau di rooftop Rumah sakit.

Menangis, untuk pertama kalinya Taeyong melihat Jongsuk menangis.

Biasanya terlihat berwibawa, dan tegas. Namun malam ini ia terlihat lemah dan tidak berdaya.

"Om..." Jongsuk menoleh, lalu tersenyum pada Taeyong yang tadi memanggil dia.

"Eh Yong, maaf om bohong. Om gak bisa nangis di depan istri Om." Menghapus air matanya kasar.

"Om, (Y/N) anak yang kuat kok. Percaya deh dia bakal baik baik aja."

"Kamu tau gak Yong? Om merasa gak becus dan gak berguna jadi ayah. Om baru sadar, selama ini anak om selalu sama kamu. Apa apa sama kamu. Bahkan tentang sakitnya pun kamu dulu yang tau." Menarik nafas, "om Deket sama dia sejak dia lahir sampe dia masuk SD. Setelah dia masuk SD om lepas dia. Om gak tau apa aja keluh kesah dia. Dia selalu senyum di depan om sama Tante. Gak pernah ngeluh atau pun marah sama om Tante." Jongsuk menangis mengingat bagaimana dekatnya kamu sama dia dulu.

"Om, om tetep pahlawan buat (Y/N). Dia sering kok banggain Om di depan aku. Karna dia emang Tsundere, gak mau akuin itu semua di depan om." Taeyong senyum kecil, "Om hebat kok. (Y/N) gak pernah ngeluh sama aku om soal om. Buat sakit yang dia rasain skarang, bukan kesalahan om. (Y/N) justru sayang sama om, dia gak mau nambah beban om, dia gak mau ngerepotin om." Taeyong menepuk punggung Jongsuk memberi kekuatan buat dia.

Thank You - Huang Renjun And You (✔️)Onde histórias criam vida. Descubra agora