Part 04: Dia, Lagi

1K 232 57
                                    

Bungkus burger, es krim, gelas cola, milo dan bungkus kentang goreng berserakan di atas meja menandakan banyaknya makanan yang dipesan oleh tiga orang yang sedang berbincang seru di sudut restaurant burger.

Sore ini, selepas kelas terakhir mereka hari ini, ketiganya memutuskan untuk nongkrong dan membunuh waktu di restaurant cepat saji ini. Sebelum akhirnya pulang ke kost atau apartment masing-masing untuk kembali mengerjakan tugas atau bersantai.

"Eh ini kata Ikky kelompok buat tugas UAS Ekologi suruh milih sendiri, tiga orang. Pas nih bertiga, mau kaga?" Tanya Abel sambil matanya terus membaca layar ponselnya.

"Elah Bel kaya gimana aja dah biasanya" Sahut Rafi.

Abel mengacungkan jempolnya. "Sip. Gue list dulu di group angkatan"

Alea tersentak saat satu kentang goreng dilempar ke arahnya, ia menatap emosi pada Rafi di depannya, si pelempar kentang goreng yang sedang memakan kentang gorengnya dan memasang muka tak berdosa.

"Makan Le, jangan ngelamun" Kata Rafi. "Belom baikan lo ya?" Tanya Rafi kemudian. Ekspresi Alea sedikit mengendur dan mengangguk lemah.

Abel dan Rafi tau jelas apa yang terjadi diantara Alea dan Wooyoung, Abel sudah menjelaskan secara garis besarnya pada Rafi. Meskipun Alea masih diam dan tak menceritakan lebih tentang kejadian Wooyoung membentaknya.

Dua hari sudah ia mengabaikan Wooyoung. Masih kesal sekali dengan sikap Wooyoung beberapa hari lalu. Alea sangat benci dibentak tapi Wooyoung justru melakukan hal yang ia benci.

Alea menghela nafas, baru ingin menayakan perihal tugas pada Abel tapi saat menoleh ia justru menangkap sosok yang baru saja ia pikirkan sesang berjalan ke arah mejanya.

Melihat tatapan Alea terpaku pada satu sosok, Rafi dan Abel ikut menoleh mendapati Wooyoung sedang berjalan santai mendekat. Keduanya lalu menoleh pada Alea di depan mereka yang sudah memberi tatapan membunuh.

"Siapa yang ngasih tau gue disini?" Tanya Alea setengah menggeram.

Abel meringis. "Hehe dia DM gue nanyain lo mulu, jadi gue bales. Kasian Le" Kata Abel sambil menggaruk kepala belakangnya yang gatal. Alea berdecak malas. Abel ini, ceroboh sekali.

Rafi melempar kentang gorengnya pada Abel. "Dasar bodoh!" Sahut Rafi, ikut emosi juga melihat tingkah bodoh temannya. "Eh tapi iya sih. Hadepin Le, sampe kapan mau diem-dieman?" Lanjutnya.

Kini ganti Abel melempar kentang goreng pada Rafi. "Elo juga bodoh!" Kata Abel sambil menatap sengit Rafi.

"Hai" Sapa Wooyoung dengan senyumnya. Ia lalu ikut duduk di kursi di samping Alea yang kosong.

Rafi dan Abel balas menyapa, tapi tidak dengan Alea. Ia justru memalingkan wajah tak ingin melihat lelaki disampingnya. Wooyoung sadar itu, ia lalu meraih tangan Alea yang berada dibawah meja dan menggenggamnya lembut.

"Apa kabar, Yong?" Tanya Rafi.

Wooyoung tersenyum dan mengangguk. "Baik kok" Kata Wooyoung. "Gue boleh bawa Ale pergi dulu?" Tanyanya.

Rafi mengangguk semangat. "Bawa dah bawaaa yang jauh, kalo lagi galau suka ngerepotin" Katanya. Alea langsung menoleh menatap emosi Rafi dan Abel yang sudah menertawainya.

"Apa lo ha?!" Tanya Rafi di sela tawanya.

Wooyoung ikut tertawa pelan lalu menarik pelan tangan Alea untuk berdiri. "Yuk" Ajak Wooyoung. Alea yang tak ingin memperpanjang masalah pun mau tak mau ikut berdiri dan berjalan mendahului Wooyoung.

Abel menghela nafas melihat kepergian Alea, ia menoleh pada Wooyoung. "She loves you, Yong. Just tell her the truth, dia pasti denger kok"

Wooyoung tersenyum dan mengangguk. "Thanks Bel...Makasih juga udah jagain dia pas gue nggak ada"

Our Way: Jung WooyoungМесто, где живут истории. Откройте их для себя