42. Kondangan

109 11 0
                                    

Takdir membawaku untuk kembali merebut hati kamu lagi

~My SinChan~


Happy Reading

"Jadi, itu artinya kamu terima aku?" tanya Mas Chandra lagi.

Astagfirullah, belum konek juga nih cowok. Pengen aku cakar-cakar deh wajah tampannya itu. Wkwkwk

"Kalau aku nggak niat terima kamu, nggak mungkin aku ajak jauh-jauh kesini cuma mau bilang ke Papa, bisa aja aku langsung tolak kamu saat itu," jawabku.

Mas Chandra terlihat berkaca-kaca. Apa rasanya sesenang itu saat aku menerimanya sebagai calon masa depanku?

"Nav, aku sangat bersyukur dipertemukan dengan perempuan sebaik kamu. Kamu bisa saja menolakku mentah-mentah dulu, tapi nggak kamu lakukan. Secara nggak langsung selama ini kamu udah kasih aku kesempatan untuk kembali membuktikan cintaku ke kamu. Makasih, makasih karena mau memberiku kesempatan lagi," ujarnya sambil memegang tanganku erat.

Aku pun ikut terharu mendengar perkataannya yang terkesan sangat tulus. Baru kali ini aku melihatnya berbicara dengan sangat tulus. Ucapan yang datang dari lubuk hatinya yang paling dalam.

"Udah udah, kalian harus bahagia. Chandra, bahagiakan anak gadis Papa ya. Jaga dia seperti kamu menjaga kedua orangtuamu, sayangi dia seperti kamu menyayangi Ibu kamu, jangan kecewakan atau buat dia sedih lagi. Cukup sudah Papa lihat air mata kesedihan Navya, kamu harus bahagiakan dia," ujar Papa.

"Siap Om, Chandra nggak akan melepaskan anak gadis Om lagi. Chandra bakal buktikan kalau Chandra bisa menjadi suami yang baik dan tanggungjawab. Terima kasih juga Om udah kasih restu buat apa kami," jawab Mas Chandra.

Setelah acara makan malam tadi, Mas Chandra mengajakku jalan-jalan di taman hotel. Kayaknya dia lagi bahagia banget sampe senyumnya nggak luntur daritadi. Tapi malah jadinya aneh karena tatapannya nggak beralih dariku.

"Kenapa sih senyum-senyum sendiri? Bikin merinding tahu nggak," tegurku.

"Gimana nggak seneng kalau bentar lagi aku nggak akan tidur sendiri, bakal ada yang nemenin dari pagi sampai ketemu pagi lagi," ujarnya.

"Ohh jadi kamu mau nikah sama aku cuma mau ditemenin tidur? Kalau gitu mendingan kamu nikahin guling, kan lebih empuk," omelku.

"Ehhh enggak sayang, aku mau bangun rumah tangga sama kamu karena dari awal bertemu, aku udah merasa klop sama kamu. Kamu berhasil buat aku nyaman dan aku nggak akan bisa berpaling dari kamu, kamu itu cinta sejatiku," ujarnya gelagapan.

Padahal aku cuma mengerjainya saja. Hehehehehee

"Nyaman tapi dikecewakan, ya sama aja," balasku yang terkesan ketus. Padahal mah aku cuma bercanda.

Mas Chandra terdiam. Apa aku sudah keterlaluan bercandanya?

"Maaf," ujarnya pelan dengan wajah sendu.

Ku pegang tangannya, "Mas, maaf ya bercandanya kelewatan. Janji deh, aku nggak akan mengungkit masa lalu lagi," balasku.

Dia tersenyum samar sambil terus memandangiku intens. Aku yang ditatap malah jadi salah tingkah sendiri.

"Kenapa ngelihatnya gitu banget sih?" tanyaku.

Tatapannya masih sama dan aku bisa merasakan cinta yang masih menggebu lewat sorot matanya itu. Mata yang mampu menyalurkan rasa yang ada.

Tiba-tiba..............

"Hahahahahahahahahahah,"

Lahh ini orang sehat nggak sih? Tadi aja tatapan sedih, ini malah jadi ngakak gini sih? Dasar orang aneh, untung sayang. Upssss keceplosan deh. Hehehehe

Cinta Simpul Mati 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang