01.1. Naira Raquella Foster

4.7K 270 17
                                    

Cuaca pagi ini di kota London terasa sangat sejuk mengingat bahwa musim dingin akan segera tiba. Seorang gadis berusia dua puluh satu tahun terlihat sangat tidak sabaran menunggu bus yang datang di halte.

Dia adalah Naira Raquella. Pagi ini Naira berencana mencari pekerjaan setelah ia dipecat dari pekerjaan sebelumnya. Lulusan Senior High School sedikit membuat Naira menyesali keputusannya dulu, ia tak lanjut kuliah. Pekerjaan yang di dapat pun tidak bisa terlalu bagus seperti orang lulusan sarjana.

Sebelumnya, Naira bekerja di salah satu bar. Dia meracik minuman. Minuman yang ia buat pun sangat lezat dan tak membuat pelanggan kecewa. Namun ia harus diberhentikan hanya karena ia menolak ajakan salah satu pelanggan vvip di club. Hei, ia tidak rela melepas kegadisannya hanya karena pekerjaan dan suruhan bosnya. Maka dari itu ia dengan lapang dada menerima pemecatan yang dilakukan sang bos.

Naira merapatkan mantelnya dan mengosok-gosokkan kedua telapak tangannya agar memberi kehangatan. Sudah pukul sepuluh pagi, tapi hawa dingin malah kian meningkat.

"Lama sekali busnya!" decak Naira kesal sendiri. Dia melihat ke sekitar, hanya sedikit orang yang menunggu bus selanjutnya. Mungkin karena cuaca sangat dingin, jadi orang-orang lebih memilih taksi ataupun kendaraan pribadi.

Naira mana bisa menggunakan taksi, bisa-bisa sisa uang yang ia miliki habis. Perharinya, Naira memang membatasi pengeluarannya. Bagaimana pun ia bukanlah anak orang kaya dan harus selalu berhemat. Lagipula ia sebatang kara, tidak memiliki siapapun lagi di dunia ini. Kedua orangtuanya telah tiada tahun lalu dikarenakan kecelakaan pesawat.

Tiga menit kemudian bus yang sudah ditunggu-tunggu Naira akhirnya tiba, dengan cepat ia masuk dan menempelkan kartu bus ke mesin scan nya. Setelah itu Naira duduk di tepi dekat jendela, membuang pandangannya keluar.

Di dalam hati, Naira berdoa. Semoga ia mendapatkan pekerjaan hari ini.

***

Noah berjalan dengan langkah cepat memasuki ruangan kantornya, diikuti oleh sang sekretaris dari belakang. Masih pagi, dan pekerjaan mulai menumpuk di atas meja kerjanya.

"Jangan biarkan siapapun masuk ke ruanganku, Tony. Aku akan fokus bekerja hingga jam makan siang," kata Noah pada sekretarisnya Tony.

Tony mengangguk patuh. "Baik, Tuan."

Baru saja Tony hendak melangkah keluar, suara Noah kembali menginterupsi.

"Kecuali Alaina, jika ia datang, langsung suruh masuk!" lanjut Noah.

Sekali lagi, Tony mengangguk. "Baik, Tuan."

Noah melepaskan jasnya dan menggulung lengan kemejanya, memperlihatkan otot-otot tangannya yang seksi. Tubuhnya ia jatuhkan ke kursi kebesarannya dan mulai mengambil beberapa dokumen.

Tiga puluh menit...

Empat puluh lima menit...

Satu jam...

Tringg!

Fokus Noah buyar saat mendengar ponsel pribadinya berdering. Dengan cepat ia mengambil ponsel itu dan memeriksa notifikasi yang baru saja masuk.

Alaina.
Siang ini aku ke kantor kamu ya. Kita makan siang bareng, kamu nggak sibuk 'kan?"

Senyum Noah terbit melihat pesan yang dikirimkan oleh kekasihnya. Dengan cepat ia mengetikkan balasan untuk Alaina.

Noah.
Kantorku terbuka untukmu sayang, datanglah.

Balasan baru dari Alaina pun kembali muncul.

Alaina.
Okay, sampai jumpa nanti, bby.

Noah meletakkan ponselnya kembali dengan perasaan bahagia. Mendapatkan pesan dari Alaina saja memang sukses membuat harinya terasa lebih menyenangkan.

Noah kembali melanjutkan pekerjaannya, namun sebelum itu ia melirik arloji di pergelangan tangannya. Sudah hampir pukul sepuluh. Kurang lebih dua jam lagi ia akan bertemu dengan sang kekasih.

***

Dewi Fortuna benar-benar sedang berpihak pada Naira, setelah berjalan dari satu cafe ke cafe lain, akhirnya ia mendapatkan pekerjaan. Lelahnya benar-benar dibalas dengan pekerjaan yang ia dapatkan sekarang.

Tugasnya sangat mudah, menjadi kasir dan membuat minuman untuk pelanggan.

"Baik, Nyonya. Saya akan mulai bekerja hari ini," kata Naira dengan raut wajah yang berseri-seri.

"Untuk hari ini, kamu akan bekerja sampai pukul delapan malam. Tidak keberatan bukan? Akan ada bonus juga nantinya," kata Sandra. Bos Naira yang baru.

Naira mengangguk cepat. "Saya tidak keberatan. Terimakasih sudah memperkerjakan saya, Nyonya."

Wanita berusia empat puluhan tahun bernama Sandra itu pun tersenyum lebar karena melihat kegembiraan yang dipancarkan oleh Naira. Kesenangan gadis itu seolah membawanya untuk ikut senang pula.

"Bagus. Kamu bisa ke belakang, mengganti baju dengan seragamnya," kata Sandra lagi.

"Siap, Nyonya."

Naira berdiri dengan sebuah seragam yang tadi sempat diserahkan oleh Sandra. Dengan semangat ia berjalan menuju ruangan belakang yang tak lain ada khusus karyawan cafe ini.

Di belakang, terdapat loker dan juga ruang ganti. Naira meletakkan tas dan barang bawaannya ke loker kosong dan segera mengganti bajunya.

Pekerjaan Naira hari ini pun dimulai dengan penuh semangat.

***

To be continued...

Jangan lupa vote dan comments yup^^

Ayoo ramaikan, ntar aku update cepet!

Baca Ex Husband di dreame juga yak! Chapter udah banyak. Dan masih gratis!

Follow juga ig: Kangnield
(Dm for follback)

Follow juga ig: Kangnield(Dm for follback)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
With You [Sequel Ex Husband]Where stories live. Discover now