CHAPTER 23

75 34 1
                                    

[ Hyebyul POV ]

"Uhuk!"

"Makanya kalau makan itu pelan-pelan saja." Yesol menepuk pundak Hyebyul agar keadaan Hyebyul kembali seperti semula.

"Yah, aku hanya..." Aku belum saja melanjutkan kalimatku, seperti biasa Chanyeol sudah menyambar lebih cepat.

"Sudah diamlah, fokus saja dengan makananmu, berbicaramu dilanjutkan nanti saja."

"T - tapi..."

"Dimakan dulu."

"Yesol."

"Dimakan dulu makanannya Byulieeee."

"Yesol, hiks."

"Kenapa kau menangis?"

"Aku hanya ingin berbicara sebentar saja kepadamu."

"Iya ada apa? Sudah ayo bicara saja."

"A - aku minta maaf."

"Untuk apa kau yang meminta maaf kepadaku?"

"Tentang temanku yang dari Jerman itu..."

"Oh itu, kemarilah Byul."

Aku tidak bisa berkata-kata lagi jadi aku menuruti perintah Yesol untuk menghampiri dirinya. Tetapi apa yang ia lakukan, ya, seperti biasanya, dia hanya memelukku lalu mengatakan sesuatu kepadaku.

"Byul, sebenarnya aku yang harus meminta maaf kepadamu, aku meninggalkanmu disaat kondisimu sedang seperti ini, mau bagaimana lagi? aku terlalu posesif padamu. Kau tahu sendirikan kenapa sifatku seperti itu padamu? itu karena aku tidak ingin kehilangan dirimu lagi, lelah Byul, tujuh tahun menunggu itu bukanlah hal yang mudah. Banyak diluar sana wanita-wanita yang mencoba untuk mendekatiku, tapi aku selalu mengabaikannya, yah karena masih ada satu wanita yang masih ingin kugapai, dia, kamu, bintang kecil Byulie."

"..." Di saat itulah aku mulai kebingungan, aku tak bisa berkata-kata lagi, semua perkataan Yesol memiliki makna yang begitu dalam, sehingga membuat dadaku sedikit terasa sesak.

"Sudah ya, tidak usah merasa dirimu yang bersalah. Aku sadar diri kalau aku yang salah, jadi supaya kau tidak marah lagi padaku, akhirnya aku membawakan pizza untukmu."

"Terima kasih banyak Yesol, tapi aku juga harus meminta maaf, hanya karena..."

"Sudahlah, di lupakan saja. Lanjutkan saja makanmu."

"Apakah kau tahu? kalimat yang tadi kau ucapkan terlalu menusuk, dadaku ini terasa sangat sesak sekali."

"Hahaha, sudahlah, dilupakan saja."

Aku mulai melanjutkan menyantap kembali pizza yang sebelumnya sudah Yesol berikan untukku, karena dilain sisi aku juga merasa sangat lapar. Aku hanya bisa tersenyum sendiri sembari menatap dirinya, aku tak paham kenapa aku bisa bertingkah seperti itu padanya, itu sangat memalukan. Dia hanya bisa menatapku kembali dengan tambahan wajahku yang mulai memerah, itu benar-benar snagat memalukan.

"Hey hamster."

"..."

"Kenapa kau selalu memperhatikanku seperti itu?"

"Aih Yesol, diamlah." tanpa berbasa-basi lagi, aku menyentuh pipinya, karena aku sudah merasa sangat gemas dengan sifatnya.

"Hmps, kamu ya, Yesolie."

Dilain sisi aku melihat Kakakku yang sedang menatap diriku dari depan pintu kamarku sembari tersenyum kepadaku, aku tahu dia merasa bahagia melihat diriku sudah kembali saling berbaikan dengan Yesol.

"Kakak..." Bisikku.

"Byul, ada siapa?"

Aku tidak mendengarkan perkataan Yesol, aku masih saja memperhatikan Kakakku dari kejauhan.

Chasing The Past [END]Where stories live. Discover now