1

1.2K 17 0
                                    

Taraaaaa.....

I'm backkkk with new stories.

Buat kalian semua yang nanyain Tisya-Henry kapan up lagi, pecayalah aku bakalan terusin cerita Make You Mine sampai selesai tapi sekarang aku mau selingin apa yang ada diotak aku ini dulu aja okay 😉.

Like usual, I would like to warning to all my beloved readers that, this story alson for mature and contain mature language.

So be wise to choose what you read yah.

Luv klean semua 😘😘😘

***

"Jadi bagaimana kamu sudah siap?" tanya Aida dengan suara yang lembut dan anggun.

"Ya ampun Bun... dari pada Ibun cuma nanya aja sama aku mending bantuin aku. Gak bakal selesai kalau ibun cuma nanya doang" gerutu Asya dipagi hari kepada Aida sang Ibunda-nya.

Aida yang berada dibalik pintu kamar Asya hanya bisa mendekati anak gadisnya yang kini berusia 25 tahun tersebut. 
"Rapihin baju aja belum khatam kamu, beneran mau pindah ke Bangkok?"

"Apasih ibun nanya - nanya mulu lagian aku tuh udah resign juga dari kantor, masa iya gak jadi ke Bangkok malu dong aku" ujar Asya sambil mengkrecutkan bibirnya.

"Tuhkan, umur sih boleh 25 tahun. Tapi kelakuan kamu itu loh masih baby girl-nya ibun banget" Aida menjawil gemas pipi sang putri sambil lanjut membantu merapihkan pakaian - pakaian yang akan Asya bawa ke Bangkok hari ini.

"Nah selesai deh. Kalo gak ibun bantuin pasti putri cantik ibun gak selesai - selesai masukin baju ke koper" ujar Aida sambil berkecak pinggang.

"Benerkan kata aku bun. Kalo aja ibun bantuin aku dari tadi pasti udah selesai lebih cepet" ujar Asya sambil berbangga hati atas hasil bantuan ibun-nya.

"Udah ah aku mau makan sama papi, pasti papi sama adek - adek udah nungguin aku dibawah" ucap Asya sambil membawa dua koper berukuran 28 inch yang akan dibawanya ke Bangkok nanti.

"Iya papi kamu sama adek - adek mu udah nunggu dibawah"

"Tapi Sya, kamu udah info bapak?. Kalau kamu mau S2 di Bangkok"tanya Aida hati - hati kepada anak perempuannya. 

"Perlu yah dia masih kita infoin. Lagian dia sama lacurnya juga udah punya anak perempuankan. Gak perlu lah aku infoin lagi ke dia" ujar Asya ketus saat mendengar kata Bapak, yang berartih Ayah biologisnya terdengar dari mulut Ibun-nya".

"Anak ibun sayang. Kamu gak boleh ngomong gitu dong sama bapak kamu. Gimana pun kamu kan anak perempuan Bapak kamu yang sesungguhnya dan satu - satunya yang.." belum selesai Aida menyelesaikan kalimatnya namun anak perempuannya langsung memotongnya.

"Yang paling pinter bisa dapet posisi manager marketing di usia yang sangat muda. Come on bun, I got all of that because of my work hard"

"Eehhhh kok sombong. Hayo ibun bilang apa kalau sombong?" tanya Aida kepada anaknya?

"Sombong adalah pakaian tuhan, bukan pakaian manusia" ujar Aida dan Asya bersamaan.

"Yaudah - yaudah nanti aku kabarin bapak pas udah sampe Bangkok. Tapi inget yah aku gak mau bapak nitipin itu adek - adek tiri aku yang alay, dekil and the kumel nanti buat sekedar jalan - jalan di Bangkok. Bilangin ini duit papi tiri Asya bukan bapak tiri mereka" ujar Asya dengan tegas.

"Kalau itu terjadi tenang aja bukan cuma ibun yang turun tangan tapi papi dan anak buah papi juga akan turun tangan. Emang bapak kamu mau kehilangan pekerjaanya?" ucap Aida dengan nada dingin dan tajam, terdengar jelas masih ada luka dihatinya.

Unexpectedly YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang