Desakan Sky pada Salju tidak sampai membuat wanita itu membuka mulut karena sebuah kendaraan berhenti di depan rumah. Seorang wanita muda turun dan berlari kecil ke dalam halaman."Maaf ya, Snow! Kamu jadi nunggu lama!" seru wanita itu sambil memeluk Salju. Pandangannya ganti menatap Sky, mengamati pria itu dari ujung rambut hingga ujung kaki dengan binar kekaguman.
"Dia ... Sky." Salju terpaksa memperkenalkan pria tersebut. "Sky ... ini Andin."
Sky menyalami Andin cukup singkat tanpa senyum keramahan ketika melihat wanita di depannya itu bersikap genit.
"Dia siapa?" bisik Andin tetapi masih cukup terdengar di telinga Sky.
"Nggak usah kenal dia, daripada kamu menyesal nanti. Mending masuk!" Salju mendorong Andin agar cepat membuka pintu rumah.
Wanita dengan tubuh berisi itu segera membuka pintu rumah kemudian masuk.
Sky menahan tangan Salju saat akan masuk. Ia menahannya untuk tetap di teras rumah.
"Loh, kok?" Andin hendak kembali keluar tetapi Sky lekas menarik tuas pintu dan menutupnya.
"Apaan, sih?" protes Salju. Ia mencoba membuka pintu rumah Andin tetapi dicegah oleh Sky.
"Besok pagi aku akan mengantarmu pulang ke Sonogiri."
"Hah!?"
"Jangan salah sangka! Kami punya urusan di sana."
"Besok weekend dan kamu masih kerja?"
Sky mengangguk sedangkan wanita itu terlihat berpikir.
"Besok aku jemput jam delapan!"
"Terserah," jawab Salju seraya beranjak membuka pintu, namun Sky tiba-tiba saja berdiri menghadang. Membuatnya reflek mundur selangkah. "Apa lagi, sih!" protesnya kesal.
"Kau harus ingat satu hal. Jadilah pahlawan untuk dirimu sendiri sebelum jadi pahlawan untuk orang lain."
Kalimat Sky membuat Salju mengernyit. Ia menatap wanita itu lekat-lekat sambil berkata, "Jangan sampai terluka lagi!"
Sky mengusap ujung kepala Salju, membuat wanita itu mematung. Senyum tipis terulas di bibir Sky meski tidak tahu alasan kenapa melakukan itu. Kemudian ia pergi tanpa banyak kata lagi.
***
Seperti yang telah dijanjikan semalam, Sky menjemput Salju di rumah Andin tepat pukul delapan pagi. Ia hanya berdua dengan Salju menuju ke Sonogiri. Sedangkan Haris berangkat bersama tim yang lain.
Berdalih melakukan recce, membuat Sky dan timnya pagi ini berada di sekitar perkebunan teh Sonogiri. Setelah sekian minggu ia hanya bergulat dengan data, kini bisa memantau secara langsung dan lebih mematangkan project planning and execution dari proyeknya.
Tepat jam makan siang, Sky mengajak timnya untuk pergi ke toko roti milik Salju, beristirahat dan menikmati sajian menu yang disediakan di toko tersebut.
Weekend, menjadikan tempat itu padat pengunjung. Beruntung Sky sudah melakukan resevasi tempat untuk enam orang timnya pada pemilik toko langsung, sehingga masih terlihat sebuah meja berkursi enam yang masih kosong.
Salah seorang karyawan menyambut dan mengantar Sky bersama timnya ke meja tersebut. Setelah semuanya duduk, karyawan memberikan buku menu dan siap mencatat pesanan pelanggannya.
Ketika semua mata tertunduk membaca menu, Sky mengamati seorang wanita yang sibuk di balik meja kasir. Ia bisa melihat ukiran kelelahan yang sengaja disembunyikan di balik senyum dan paras ayunya. Pria muda di samping wanita tersebut dengan sigap membantu memasukkan roti-roti yang telah melewati meskn scaner ke dalam kotak berlabel toko mereka.

YOU ARE READING
Sanskara Sky [END]
Romance"Menikahlah denganku, aku membutuhkanmu untuk bahagia." -Sanskara Sky