Chapter 13

1.1K 145 62
                                    

Setelah semuanya selesai mandi, mereka pun berangkat. "Fyuh untungnya semua buku pelajaran disimpan di loker sekolah," kata (y/n) pelan. "Ya, jadi kau tidak perlu repot mengambilnya dulu dirumah," timpal Yuichiro.

Mereka bertiga kembali berjalan dengan sunyi. (Y/n) sebenarnya khawatir begitu mendengar katan"rumah". Ia belum menyiapkan kata-kata yang akan dikatakannya pada orangtuanya saat sampai di rumah nanti. Tanpa ia sadari, mereka sudah sampai di sekolah. Tampak Tomioka-sensei sedang berjaga di pintu gerbang. (Y/n) dan Tokito kembar memberi salam dengan sopan, lalu cepat-cepat melintasi lapangan menuju kelas mereka.

~Di kelas~

"Hei, teman-teman!! Kudengar hari ini semua mata pelajaran jamkos, karena seluruh guru akan rapat!" Seru Aoi yang berada di depan kelas. Yuichiro menatapnya tak percaya, "Memangnya iya?"
"Iyalah. Aku tadi dengar sendiri saat ke ruang guru," kata Aoi lagi. Seketika seluruh murid di kelas itu bersorak kegirangan (tentu Inosuke yang paling keras).

"Hhh... Kalau begitu harusnya kita bolos saja," gumam (y/n). Muichiro terkikik mendengarnya. "Tidak bisa begitu lah. Kan absen kita dihitung," ujarnya. (Y/n) menggembungkan pipinya tanda kesal. "Kawaii," batin Muichiro.
"Jadi kita harus melakukan apa sekarang?" Tanya Nezuko. "Ya tentu saja kita belajar sendiri," jawab Tanjiro sambil membuka bukunya.
Seluruh siswa menepuk dahi melihatnya. "Dasar murid teladan," gumam mereka.

"Mending kita ke kantin saja deh," kata Susamaru. Beberapa murid pun bergi ke kantin. (Y/n) bingung mau melakukan apa. Ia melihat Muichiro sedang menghampiri Yuichiro, lalu membicarakan sesuatu.
"(Y/n)-san. Ayo kita ke taman," ajak Muichiro sekembalinya dari tempat Yuichiro. "Ah.. oke,"
(Y/n) pun bangkit. Tangannya dengan segera digenggam oleh Muichiro. "Eh?! M-Muichiro-san!?" Teriak (y/n) dalam hati. Ia melirik Muichiro yang wajahnya memerah. "Dia kenapa, ya?"

~Sesampainya di taman~

"U-untuk apa kita kesini, Muichiro-san?" Tanya (y/n). "E..etto.. tidak untuk apa-apa, sih. Aku hanya ingin kesini," jawabnya agak pelan. "Aku ingin kesini denganmu," lanjutnya dalam hati. (Y/n) hanya mengangguk, kemudian duduk di salah satu bangku panjang. Muichiro ikut duduk disampingnya. Ia memperhatikan (y/n) diam-diam.
"Hari ini cerah sekali ya, Muichiro-san," ujar gadis itu tiba-tiba.
Muichiro terlonjak kecil, lalu mengangguk cepat.

(Y/n) menoleh, "kenapa kau terlihat kaget?" Tanyanya. "Tidak apa-apa kok," kata Muichiro mantap.
Ia buru-buru mengganti topik. "Bagaimana kalau kita beli makanan di kantin, lalu kembali kesini?" Tawarnya, "aku traktir,"
"Wah.. baiklah Muichiro-san. Terima kasih," (Y/n) tersenyum manis yang membuat wajah Muichiro memerah lagi.

Saat itu kantin sangat ramai, karena sebagian besar murid menghabiskan waktunya disana. "Ayo, (y/n)-san. Jangan sampai terpisah," Muichiro menggenggam tangan (y/n) semakin erat. Mereka berdua menyelip diantara para murid. "Baiklah, (y/n). Kau mau pesan apa?" Tanya Muichiro. "Hmm.. aku akan pesan makanan yang sama denganmu, hehehe..." jawabnya pelan.
Muichiro tersenyum, lalu memesan dua mangkuk udon. "Ayo, kita harus hati-hati berjalan," ujarnya.

~Sekembalinya ke taman~

"Muichiro-san. Sekali lagi terima kasih karena sudah mentraktirku," kata (y/n) yang sudah duduk kembali di bangku. Muichiro hanya mengangguk dan tersenyum, sembari duduk disebelahnya. Angin sepoi-sepoi menemani mereka yang makan dalam diam.

"Entah kenapa, tiba-tiba suasananya jadi sepi, ya?" Celetuk (y/n) tiba-tiba. Muichiro mengiyakan, kemudian menoleh dan hampir tertawa saat melihat (y/n) agak celemotan. Gadis itu memiringkan kepalanya, "Hm? Ada apa, Muichiro-san?"
Muichiro menggeleng, lalu mengeluarkan sapu tangan dari sakunya. Ia pun mengelap bercak kuah yang ada di sekitar bibir (y/n) dengan lembut.

Wajah gadis itu perlahan memerah. Ia menundukkan kepalanya sambil menggumamkan kata terima kasih. Muichiro baru sadar dengan tindakannya, ia pun menyimpan sapu tangan ke sakunya, "y-ya... Sama-sama," gumamnya seraya menggaruk kepala.

Keduanya menghabiskan makanan mereka, tanpa menyadari bahwa seluruh kelas sedang memperhatikan mereka di berbagai tempat. "Wah, ship baru kita," bisik Kanao. "Ahahaa... Kemajuan yang bagus, Mui!" Bisik Yuichiro yang mengintip dari jendela kelas mereka. "Ayo kita adakan pernikahan mereka setelah ini!!" Seru Inosuke, dan buru-buru ditimpuk Tanjiro. Sementara Zenitsu menangis di pojok kelas.

Setelah makan, mereka berjalan-jalan mengelilingi sekolah, lalu masuk ke perpustakaan untuk membaca. Hanya ada mereka berdua di perpustakaan. Mereka duduk berdekatan dan membaca sebuah buku bersama. (Y/n) terhanyut dalam suasana tenang itu. Namun, tiba-tiba ia teringat. "S-saat pulang nanti, aku akan bilang apa pada ibu, ya?" Batinnya.
Muichiro seperti memikirkan hal yang sama, karena ia menyeletuk, "(y/n)-san. Nanti aku akan mengantarmu pulang dan menjelaskan kepada orangtuamu kenapa kau tidak pulang kemarin,"

Dengan cepat (y/n) menoleh kearah Muichiro dengan tatapan sedikit bingung. "Ba-bagaimana kau tahu isi pikiranku?" Tanyanya. Muichiro sendiri juga sedikit kaget mendengarnya. Ia tertawa kecil lalu berkata, "mungkin batin kita terhubung,"
Deg... Jantung (y/n) seketika berdetak lebih cepat. Ia pun pura-pura fokus pada buku yang dibacanya.

Entah sudah berapa lama mereka berduaan di perpustakaan, tiba-tiba bel pulang sekolah pun berbunyi. "Ayo, (y/n)-san. Kita pulang," ujar Muichiro seraya berdiri. Ia mengulurkan tangannya untuk membantu (y/n) berdiri. Gadis itu menerimanya.

Sesampainya di kelas, hampir semua anak telah meninggalkan kelas. Muichiro melihat Yuichiro duduk di bangkunya dengan ekspresi kesal. "Dari mana saja kalian? Lama sekali pacarannya. Anak-anak lain sudah pulang sebelum bel berbunyi, tahu,"
"Ehh... Maaf, Yuichiro-san" kata (y/n) pelan, sementara Muichiro tampak tidak peduli dan hanya mengambil tasnya. "(Y/n)-san. Ayo," ajaknya. "Hei, kau mau kemana, Mui?!" Tanya Yuichiro.
Muichiro menghela napas pelan. Ia paling malas meladeni Yuichiro yang sedang kesal. "Aku mau antar, (y/n)-san pulang,"
Ia menarik tangan (y/n), lalu membawanya keluar kelas. Sementara Yuichiro hanya bisa menggerutu sendiri, "huft, untuk apa aku menunggunya kalau akhirnya ditinggal, coba?"

~Di luar sekolah~

(Y/n) berjalan beriringan dengan Muichiro sambil berusaha menahan malu. Soalnya, Muichiro saat ini menggenggam tangannya erat sekali. "M-Mu-Muichiro-san... B-bisakah kau melepaskan genggamanmu?" Gumamnya. Muichiro terheran. Ia dari tadi tidak menyadari bahwa ia bergandengan dengan (y/n).

Ia melihat tangannya. "Ah! Maaf!" Ia cepat-cepat melepaskan genggamannya dan melihat kearah lain.
Mereka kembali ke dalam kesunyian hingga sampai ke depan rumah (y/n).

"Akhirnya kita sampai," (y/n) menghela napas. Ia bukannya lega, ia justru sangat takut. Melihat ekspresinya, Muichiro pun berkata, "tenanglah, aku akan menjelaskan semuanya,"
Gadis itu pun hanya bisa mengangguk pasrah. Ia bersembunyi dibelakang Muichiro.

Dari dalam rumah, ibu (y/n) mendengar orang berbicara, maka ia pun membuka pintu depan.
Ia melihat Muichiro dengan (y/n) dibelakangnya. Ekspresi bingungnya perlahan berubah menjadi marah.
Sebelum ia sempat membuka mulut, Muichiro lebih dulu berkata, "ah, tante pasti ibunya (y/n)-san. Maaf tante, kemarin (y/n)-san tidak pulang, karena ia terlibat suatu masalah dengan beberapa preman, jadi saya harus membawanya pulang ke rumah saya dan akhirnya ia menginap di rumah saya,"

Ibu (y/n) hanya mengangguk, berterima kasih, lalu menyuruh (y/n) masuk ke rumah. "Terima kasih," bisik (y/n) pada Muichiro sebelum punggungnya menghilang dibalik pintu.

(A/N) : Oke chapter 13 selesai (≧▽≦). Aku kali ini berusaha full romance, tapi sepertinya gak bisa ya, mueheh... (Aku kayaknya harus baca² romance dulu TwT)
Okelah, semoga kalian suka~
See you in the next chapter~

✔️ || Always With You [Muichiro X Reader] ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang