Chapter 15

944 123 15
                                    

~Keesokan paginya~

(Y/n) terbangun saat mendengar suara sapu lidi mengenai suatu benda. Ia pun membalik badannya, dan melihat ibunya berdiri disamping tempat tidurnya dengan sapu lidi di tangan. “Mau sampai kapan kau tidur? Apa kau tahu sudah jam berapa ini?” kata ibunya. (Y/n) melirik jam dinding, kemudian terlompat bangun. Ia segera berlari ke kamar mandi tanpa mempedulikan ibunya lagi.

“Haduhh… aku bisa telat, nih,” gumamnya panik seraya memakai dasi. Ia cepat-cepat turun dan berlari keluar rumah. “Masa bodo soal bekal, nanti aku jajan saja,” batinnya.
Beberapa menit kemudian, ia melihat gerbang sekolah yang sudah setengah tertutup, “aduh, cepatlah!” batinnya lagi.
Ia berlari melewati beberapa siswa yang juga terlambat dan dengan selamat tiba di gerbang. “(l/n)-san, tumben sekali kau terlambat,” ujar seseorang. (Y/n) yang sedang mengatur napasnya mendongak, “i-iya sensei, maaf,”
Tomioka-sensei menepuk dahinya, “sudah sana, cepat masuk,” katanya dengan tegas. (Y/n) mengangguk singkat, lalu berlari kecil ke gedung sekolah.

Sesampainya di depan kelas, (y/n) mengintip sedikit. “Syukurlah, belum ada guru,” gumamnya seraya memasuki kelas. “Selamat pagi, (y/n)-san. Kenapa kau telat?” sapa Muichiro. “Yaah… aku keasyikan tidur, hehehe…” kata (y/n).
Ia dan Muichiro pun mulai mengobrol. Beberapa saat kemudian, Kanae-sensei memasuki kelas. “Selamat pagi, anak-anak. Apa kabar kalian? Apakah kalian sudah siap memasak?” sapanya sambil tersenyum. Seluruh anak perempuan menjawab “iya”. “Baiklah kalau begitu. Sebelum kita ke dapur, ada yang mau saya ubah sedikit,” kata Kanae-sensei lagi, “Saya akan membagi kalian menjadi dua kelompok besar. Semua anak yang duduk di barisan bagian kanan akan ke dapur duluan, setelah itu baru barisan bagian kiri,”

“Kenapa begitu, sensei?” tanya Kanao. “Karena saya juga punya tugas tertulis untuk kalian,” Kanae-sensei mengacungkan beberapa lembar kerja. “Ayolah… masih pakai tugas pula,” keluh seluruh siswa dalam hati. “Jadi, untuk mempersingkat waktu, lebih baik jika bergantian saja antara yang memasak dan mengerjakan tugas, kan?”
Para siswa hanya bisa mengangguk pasrah.

Setelah itu, Kanae-sensei pun menyuruh mereka ke dapur. “Ok, aku duluan ya, Muichiro-san,” kata (y/n) seraya bangkit dan mengambil celemek di kolong mejanya.
“Ah, (y/n)-chan! Ayo kita bareng,” panggil seseorang saat (y/n) berjalan di koridor. Ia menoleh ke belakang dan mendapati Nezuko sedang berjalan cepat kearahnya. “Oke,” jawab (y/n) singkat.
“Kira-kira coklat seperti apa yang akan kamu buat?” tanya Nezuko, mereka sudah sampai di dapur. (Y/n) berpikir, “Hmmm… tidak tahu, deh. Lihat saja nanti,” jawabnya kemudian.

Tidak lama kemudian, Kanae-sensei masuk ke dapur dan menyuruh mereka mulai bekerja. “Sepertinya aku akan membuat coklat susu saja,” gumam Nezuko. (Y/n) menoleh ke Nezuko yang berada disebelahnya. “Hmmm… aku apa, dong?” batinnya.
Setelah berpikir cukup lama, (y/n) memutuskan untuk membuat coklat berisi permen jeli. “Aku harus beli permen jelinya dulu,”
Ia pun meminta izin kepada Kanae-sensei untuk membeli bahan tambahan. “Baiklah, aku harus cepat!” batinnya sebelum berlari ke kantin. “Kalau tidak salah di kantin ada banyak permen jeli,”

~Setelah membeli permen~

“(Y/n)-chan, kau habis dari mana?” tanya Nezuko, “aku habis beli bahan tambahan untuk coklatku,” jawab (y/n) seraya mengacungkan kantung plastik yang dibawanya.
“Nah, sekarang waktunya bekerja,” gumamnya. Ia segera mencampur bahan-bahan yang sudah tersedia di mejanya. “Sebaiknya coklatnya jangan terlalu manis,” batinnya. Sambil bekerja, ia berpikir akan memberikan beberapa buah coklatnya kepada Muichiro. “Sebaiknya aku buat banyak,”

~Beberapa waktu kemudian~

“Uwaah… akhirnya selesai juga~” celetuk salah satu siswa. Mereka semua sedang meletakkan coklat dan cetakan ke dalam kulkas. “Kerja bagus, anak-anak. Nah, sekarang selagi menunggu coklatnya mengeras, kalian boleh naik ke kelas,” kata Kanae-sensei, “Oh iya, jangan lupa bilang ke teman-teman kalian untuk turun ya,”
“Baik, sensei!” ucap mereka, lalu berlarian menuju kelas. “Wah, aku tidak sabar ingin memakan coklatku,” kata Nezuko senang, “Iya, aku juga. Semoga rasanya tidak buruk,”
“Memang kamu memasukkan apa ke coklatmu?”
(Y/n) terkekeh kecil, “permen jeli,” jawabnya singkat. “Hmm… itu bukan bahan yang aneh sih, pasti rasanya enak. Bolehkah aku mencobanya nanti?” Nezuko berkata lagi dengan mata berbinar. (Y/n) mengangguk sambil tersenyum.

✔️ || Always With You [Muichiro X Reader] ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang