Bab 5

678 103 42
                                    

Setelah sekian purnama, akhrinya😌 cus, silakan baca, jan lupa ramein ya❣️ ini cerita keluarga juga sih, mirip lapak sebelah, sama sama nyesek, tapi dengan gaya dan cara yang berbeda. Love you❣️

MAAFKEUN TYPO😴

••

From Everything to Nothing | Bab 5 - Yang selalu mengalah

••

"Kalau kamu pikir tawa hanya mengartikan bahagia, sini, akan kuajarkan bagaimana caranya memendam luka."

Alvaro~

~~

"Kakek sama nenek pulang, yee bawa banyak hadiah!"

"Iya dong, ini kakek bawa hadiah banyak buat cucu-cucu kesayangan Kakek."

"Buat Ical mana, mana!"

"Buat Ical ada dong, spesial dari Kakek. Dua mobil-mobilan cukup?"

Faishal kecil mengangguk dengan gembira. "Iya iya!"

"Buat Davi mana? Davi juga mau hadiah!"

"Buat Davi juga ada dong, mobil balap terbaru, Davi suka?"

"Iya, yee, makasih Kakek, Davi sayang Kekek."

Dari belakang tubuh papahnya itu, Alvaro mengintip, berharap namanya segera dipanggil oleh sang Kakek untuk mendapatkan hadiah seperti halnya Davian dan Faishal. Namun, setelah beberapa detik kemudian, namanya tak kunjung dipanggil juga. Mata cokelat legam Alvaro, menatap Davian dan adiknya, Faishal yang nampak asyik memainkan mainan terbarunya. Karena tak kunjung dipanggil, akhirnya Alvaro kecil berinisiatif mempertanyakan langsung pada sang kakek.

"Buat Varo, mana?" Tanyanya, dengan nada takut, tubuhnya semakin ia sembunyikan di belakang tubuh tegap sang papah yang nampak diam sambil menatap sendu ke arahnya.

Tak dijawab, sang kakek dan nenek yang Alvaro harap bisa memberi mainan sesuai yang mereka berikan pada Davian dan Faishal itu, justru hanya melenggang pergi.

Melihat itu, Kellan berjongkok, tersenyum lembut ke arah sang putera yang nampak diam tak bersuara itu."Kakek sama nenek mungkin lupa, gimana kalo Papah aja yang beliin Varo mainan? Varo mau apa?"

Alvaro diam, rasanya ia ingin menangis. Tidak, papah terlalu sering memberikannya mainan, Alvaro hanya ingin diperlakukan sama dengan Davian dan juga Faishal oleh kakek dan neneknya. Namun, tak ingin memperpanjang, Alvaro kecil akhirnya tersenyum, mengangguk antusias kemudian memeluk sang papah.

"Varo sayang Papah," seru Alvaro girang.

Mendengar itu, Kellan tersenyum, memeluk Alvaro kemudian menggendongnya.

"Ah, selalu nggak semangat. Kenapa sih lo, Var?"

Siang itu, sama seperti biasanya, Alvaro hanya duduk termenung disela kesibukannya membuat begitu banyak laporan yang harus segera ia berikan pada sang papah. Di depannya, Rizal nampak mendengus sambil sesekali menatap sebal ke arah Alvaro.

From Everything to NothingWhere stories live. Discover now