6. Hangat

14.3K 1.4K 866
                                    

no vote. no komen. no lanjut.

aku akan sangat menghargai kalau kalian berkomentar tentang cerita ini, bukan cuma komen 'NEXT' atau 'LANJUT' aja

.

.

.

.

.

.

.

Hanan menoleh, menatap ponsel Chacha yang berada diatas meja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hanan menoleh, menatap ponsel Chacha yang berada diatas meja. Benda itu bergetar dan menyala menampilkan nama Alan.

"Bentar gue angkat telfon dulu," kata Chacha hendak mengambil ponselnya. Tangannya bergerak ingin meraih benda pipih tersebut.

Tapi pergerakan tangan gadis itu langsung terhenti saat pergelangan tangannya ditahan oleh Hanan.

Chacha langsung menoleh, menatap Hanan. "Nan, gue mau angkat telfon.." ucap gadis itu.

Hanan menggeleng. Pemuda itu menarik pelan tangan Chacha membuat gadis itu kembali menegakkan badannya dan menatap dirinya tak mengerti.

"Nan?"

Hanan menatap Chacha yang kini tengah melihatnya dengan tatapan bingung. Pemuda itu menggigit bibir bawahnya.

"Nan, please. Gue harus jawab telfon. Bentar aja.." kata Chacha lagi.

Namun Hanan tetap tidak bergeming, pemuda itu masih diam tanpa melepas pergelangan tangan Chacha yang masih dipegangnya.

Chacha mengerutkan kening tidak mengerti melihat kelakuan Hanan.

"Nan lo kenapa sih? Please gue mau jawa—hmp.."

Chacha membulatkan matanya saat Hanan dengan tiba-tiba mendekat dan menempelkan bibir mereka.

Pemuda itu hanya diam, tidak melakukan apapun. Hanya bibir mereka saling menempel. Hanan memejamkan matanya, sedangkan Chacha masih membulatkan mata karena syok dengan aksi Hanan.

Setelah beberapa saat Hanan menjauhkan wajahnya. Pemuda itu menggaruk tengkuknya dan sesekali melirik kearah Chacha yang masih diam.

"Gue—gue mau ke supermarket. Mau beli bahan makanan." kata Hanan langsung berdiri dari sofa dan berjalan menuju kamarnya.

Chacha hanya diam, tangan gadis itu bergerak meraba permukaan bibirnya. Dia melihat kearah pintu kamar yang masih terbuka.

Setelah beberapa saat Hanan keluar dari kamar. Pemuda itu sudah memakai jaket. Dia berjalan menuju pintu, melewati Chacha yang masih duduk di sofa.

Afeksi 18+  | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang