Chapter 16

359 12 0
                                    

CERITA INI SUDAH TAMAT DI KBM DAN KARYAKARSA YA.

USERNAME : ANISWIJI
ATAU LINK DI BIO

SELAMAT MEMBACA

Viona POV

Hari ini, kami akan berlibur di Pulau Dewata, Bali. Pulau yang memiliki banyak destinasi pariwisatanya. Pulau yang menyuguhkan panorama alam yang begitu indah dan asri. Dimana masyarakatnya, sangat menjunjung tinggi kebudayaan. Budaya Hindu yang sangat kental, dimana setiap tempat akan ada sesaji, dan jangan lupa arsitektur tempat yang masih mempertahankan budaya Hindu itu. Sesaji disini sebagai bentuk penghormatan manusia terhadap makhluk yang tak kasat mata. Karena kita hidup berdampingan dengan mereka. Dimana agama Hindu ini terlebih dahulu masuk ke Indonesia dibandingkan agama Islam sendiri, jadi sampai sekarang masih bayak penganut agama Hindu khususnya di Bali.

Mas Adrian berjalan disampingku dengan membawa koper dan satu tangannya menggenggam tanganku. Untuk pertama kalinya kami melakukan ritual pacaran seperti anak muda yang sedang dilanda kasmaran. Kami sudah sampai di bandara Internasional Ngurah Rai dan disambut pegawai resort yang menjemput.

Resort yang kami akan tempati, menyuguhkan pemandangan alam sekitar. Dalam pikiranku background tempatnya pasti pantai ternyata aku salah.

Ketika sampai di tempat, aku disuguhkan dengan resort Bambu Indah di daerah Ubud

Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.

Ketika sampai di tempat, aku disuguhkan dengan resort Bambu Indah di daerah Ubud. yang berada di dataran yang lebih tinggi dan menyuguhkan pemandangan hijau pohon-pohon. Disini juga semuanya seperti menyatu ke alam. Dinding dari kayu dan ayaman bambu membuat kesan alami. Membuat kami nyaman.

Memang apapun yang diberikan Papa tidak akan mengecewakan.

Karena aku sampai di Bali tepat siang hari, dan disambut dengan sengatan panas matahati. Membuat tubuh menjadi gerah, aku memutuskan untuk membersihkan diri terlebih dahulu. Setelah ritual membersihkan tubuh selesai, aku melangkah keluar mendekati kasur, dimana aku melihat Mas Adrian yang sedang terlelap tidur. Sebenarnya aku sungkan membangunkannya, wajah lelah yang menyiratkan betapa banyak persiapan yang ia lalui untuk acara kami kemarin.

Aku teringat acara kemarin, betapa tidak. Aku dipanggil ke bawah untuk melaksanakan acara akad nikah, yang aku sendiri tidak tahu acara itu. Padahal aku belum siap menikah, setelah acara kami gagal yang lalu. Tetapi rasa khawatirku hilang setelah mendengar suara lantang Mas Adrian mengucap janji suci pernikahan.

Janji suci yang membuat tanggung jawabku di pundak Papa sekarang berpindah ke pundak Mas Adrian, suamiku. Orang yang sekarang tertidur nyaman di ranjang kami. Ranjang yang akan menemani kami untuk beberapa hari kedepan. Aku berucap syukur dalam hati, akhirnya perjuangan kami melangkah sampai di titik ini.

Ku lirik jam dinding menunjukkan pukul satu siang, aku belum sholat dhuhur begitu juga Mas Adrian. Dengan berat hati, aku menganggu tidur siangnya.

"Mas bangun, kita sholat dulu baru dilanjut tidur." Aku mengguncangkan lengan tangan yang tidak tertutup selimut.

Our Wedding ✔ (Karyakarsa dan KBM) Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum