Kucing, dulu aku sangat takut dengan binatang ini, geli saja dengan bulunya karena setiap main ke rumah Jihyo dulu, kucing nya akan selalu menghampiri ku dan tiba-tiba lewat disela-sela kedua kaki ku, yang akan membuatku terkaget-kaget sambil bergidik, bukan hanya aku yang takut, Sana juga akan spontan naik ke gendongan ku jika kucing milik Jihyo ikut kami berkumpul, padahal bukan hanya dia yang takut, aku juga takut, tapi menurut ahli, kucing memang cenderung akan menempel pada orang yang takut pada nya karena justru orang-orang seperti itu biasanya tak akan menyakitinya.
Dan dua bulan yang lalu, jam sembilan malam, ada kucing hitam pekat yang terus mengeong dihalaman rumah, aku pun mengechek nya bersama David.
"Kucing itu yang kemarin malam berantem dengan kucing milik tetangga depan yah" beritahu David.
"Coba tangkap Vid, masukin ke kandang burung" kata ku, David lalu memancing nya dengan tulang ayam, dan berhasil, kucing itu terus mengeong di kandang burung dengan wajah penuh luka yang mungkin dia dapat dari pertarungan nya dengan kuncing kampung dewasa untuk berebut makanan.
"Lepas aja lah Vid, berisik" ujarku lagi karena tak tega melihat sorot mata dan luka-luka nya, akhirnya dilepas lah kucing itu, tapi setiap kali David makan, dia akan memberikan tulang nya pada kucing kecil itu yang kira-kira masih berumur tiga bulanan, akhirnya, kucing itu tinggal dibelakang rumah ku, bersembunyi di belakang tumpukan kayu usang bekas bangunan, kebetulan dapur di rumahku itu desain nya semi terbuka, jadi bisa langsung melihat keluar karena tidak berdinding penuh dan tidak berpintu, dan aku sedang makan malam berdua dengan David, dia tiba-tiba melempar tulang ayam nya ke ujung tangga luar, dan aku melihatnya, sekian detik, kucing hitam kecil itu berlari menghampiri tulang yang dilempar David, dia menatap kami kaget, lalu membawa tulang itu kabur ke tempat dia bersembunyi.
"Loh, kucing itu belum pergi Vid?" Tanya ku
"Belum yah, dia sembunyi dibalik tumpukan kayu milik kakek, sekarang malah ada dua, yang satu putih hitam, dan lebih kecil yah" jawab David.
Aku pun penasaran, selesai makan, aku pun berjalan menuju ujung tangga, ku lihat ke samping tempat kayu itu berada, si kucing sedang menjilati tangan nya, begitu melihatku dia langsung sembunyi, mulai dari saat itu lah, setiap kali aku makan, atau ibu beli ikan asin aku akan menaruh nya di ujung tangga dan membiarkan dia mengambil meski ragu dan takut, tapi sepertinya lama-lama dia mulai percaya pada ku, jadi, meski aku menunggui nya, dia tetap berani mengambil dengan santai nya, dan setiap hari, 2x aku memberinya makan, siang dan malam.
Melihat aku memberi makan kucing kecil, keponakan ku pun ikut antusias, dia menyediakan makan pagi, kandang dan minum nya, serta memandikan nya setiap dua minggu sekali, dan dia juga yang memberinya nama Meyhong, plesetan dari meong.
Selama ini kelakuan Meyhong bisa dibilang tidak nakal, hanya sekali dia membuat ibu ku marah karena poop di anak tangga, terus pernah dipukul bapak karena dia berani masuk rumah, mungkin penasaran mencariku, karena selama ini Meyhong selalu ku larang masuk, dia hanya mengantarku sampai di depan pintu masuk belakang saja.
Setiap dia melihatku, dia akan selalu berlari menghampiri ku, dia kurang nyaman dengan keponakan ku, karena selalu memaksa untuk menggendong dan memangku nya.
Akhirnya, setelah tiga bulan aku memberinya makan, kemarin lusa, aku sedang membuat minum di dapur, dan Meyhong datang, dia lalu mengeong berkali-kali sambil melewati sela-sela kaki tiga kali, lalu menggosok-gosokan tubuhnya dikaki kanan ku, lama sekali, sambil terus mengeram, menurut tulisan yang pernah ku baca, jika kucing mengeram kayak orang mendengkur gitu di dekat kita, berarti dia itu merasa nyaman dengan kita, dan jika ia menggosokan tubuhnya dikaki kita, itu berarti dia telah menandai jika kita itu adalah miliknya, setiap aku dari dapur, ia akan mengantarku naik sampai ujung tangga, dan tak berani masuk.
Meyhong itu penurut, dan pengertian, setiap ia mengantarku dan aku hendak masuk, lalu dia mulai mengeong aku akan selalu memberitahu nya.
"Meyhong, aku mau tidur" kata ku, dan dia langsung turun tangga lagi, pergi main entah kemana.
Dan semalam, setelah ku beri makan, dia menatap ku yang sudah berdiri di tangga paling atas di depan pintu, aku pun menatapnya, dia lalu naik menghampiri ku, tapi aku tinggal masuk, dan sengaja pintuku aku tutup setengah nya saja, dan menunggu apa yang terjadi, ternyata Meyhong mengintip dengan menyembulkan kepala nya, lalu ku buka lebar pintu ku dan dia keluar duduk di depan pintu, ku tutup lagi rapat, ku tunggui lima menit, lalu ku intip dan dia masih duduk disana membelakangi pintu.
Kucing jantan itu adalah peluharaanku, dan ini adalah sepenggal kisah tentang nya, kucingku tidak pelit, dia bersedia membagi makanan nya dengan kucing hitam putih yang lebih kecil dari nya itu, tapi sayang, lima hari yang lalu, kucing putih itu mati setelah memakan kadal, dia muntah-muntah lalu mati, semenjak itu, aku sering menemukan Meyhong duduk sendiri dipojokan samping rumah, belakang, memandangi sudut rumah abangku, tempat ia dan si putih biasa bermain dan berburu tikus, jika dia sudah begitu, aku urung untuk memanggil nya.
Sekarang, coba kalian ceritakan binatang peliharaan kalian, atau pengalaman kalian dengan binatang apa pun, aku rindu mengobrol dengan kalian, dan Meyhong telah merubahku, aku jadi lebih menghargai binatang sekarang, aku malu untuk mengatakan nya, akan ku beritahu pada kalian dan tolong jaga rahasia ini, jangan katakan pada siapa pun bahwa aku menyayangi Meyhong, hanya kalian yang tahu tentang ini, ok.
Ciao🖐
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Salah Cinta Season 2
Fanfictionkelanjutan dari Bukan Salah Cinta yang pertama, buat yang mau ngikutin cerita ini, silakan baca yang season pertama dulu biar nyambung.