Awal dari Kisah

933 137 259
                                    

Sepulang sekolah Dara dan teman-teman pergi ke C-Mall. Biasa anak cewek kesukaannya berburu diskonan. Meski begitu hanya Dara yang tak serusuh mereka. Dia hanya ikut-ikutan saja. Jika pulang pun pasti tidak akan ada orang di rumah jadinya dia ikut berpartisipasi.

Karin, Jessica, Amel dan Dara mengendarai mobil. Selang beberapa menit mobil sport pun sampai di basement C-Mall. Mereka memakai baju bebas, rok abu-abu span selutut. Salah satu dari mereka sudah masuk duluan ke toko pakaian.

Dara berjalan santai dengan tak acuh saat melewati lautan manusia. Pakaian yang ia kenakan hanyalah jaket army daleman hitam dengan celana jeans robek di lutut. Rambutnya dikuncir kuda, menyisakan helaian di sisi lain. Parasnya yang jelita mampu membuat kaum adam terpana.

Mulutnya tak diam, benda lunak yang ia mainkan bergelembung dan meletus dengan sendirinya. Rasa manis tertinggal di lidah dan berubah masam saat kehilangan kelembutan.

Di saat teman-temannya rusuh sendiri, Dara menepi ke toko buku. Tempat yang jarang dikunjungi orang lain. Ia pun melangkah masuk ke jajaran buku yang tertata rapi di rak.

Matanya melihat-lihat sembari mencari bacaan yang menarik. Hendak mengambil satu buku tak sengaja tangannya bersentuhan dengan orang lain. Sontak menjauh dan menengok ke belakang. Sepasang mata hitam menatapnya dingin, aura di sekitar mendadak hening. Sejenak terdiam sembari bertatapan.

Saking terpesonanya, di antara mereka tak ada yang bersuara. Beberapa menit kemudian, suara batuk terdengar pelan seketika membuyarkan lamunan Dara yang kebingungan.

Lelaki tinggi mengenakan kemeja kotak-kotak menarik pandangannya ke buku yang dipegang lalu memberikannya kepada Dara.

"Milikmu," ucapnya singkat.

Dara menatap punggungnya yang telah menjauh dengan alis terajut. Kini, dirinya tertinggal seorang diri dalam kesunyian. Dara mengangkat tangannya, buku yang sempat ia ambil ternyata hanya bacaan biasa.

"Dasar aneh," ujarnya pelan.

Buku bersampul cokelat kembali ia taruh ke tempat semula kemudian Dara meninggalkan toko buku itu dan melangkah keluar dengan tatapan lurus ke depan.

Tempat yang ia kunjungi ialah toko pakaian di mana teman-temannya berada. Kehebohan masih berlanjut dengan Karin yang membeli semua pakaian yang murah meriah.

Dara menghela napas. Netranya menatap datar sekumpulan orang yang hilir mudik. Tak sengaja pikirannya kembali mengingat lelaki yang tak tahu siapa mengambil alih perhatiannya padahal mereka hanyalah orang asing.

Dara bergumam, "Gue kok peduli sama itu orang, ya? Au ah gelap."

Jarum jam terus bergulir dan tak terasa sudah berganti siang. Rupanya berbelanja bisa menghabiskan waktu. Akhirnya mereka kelaparan dan berhenti mencari tempat untuk makan. Dara mengabaikan kicauan Karin yang terus bergosip tentang pria tampan di kelasnya.

"Enak banget jadi lo Rin. Tiap hari ketemu cogans mulu." Amel memberinya pujian dengan antusias. Semakin dipuji semakin meroket.

"Woiya dong, jelas. Oh, iya. Ada lagi nih yang keren ...." Yang lain sibuk berdiskusi, sedangkan Dara asyik dengan dunianya sendiri. Mendadak Ponselnya bergetar, pesan masuk pun menyapu indra penglihatan.

Ibu Negara:
Pulangnya jam berapa? kuncinya Ibu taruh di bawah pot, ya. Sedari tadi adikmu tak kunjung pulang. Ibu khawatir. Bisa telepon kan anak itu.

Read 14.00

Dara hanya tinggal dengan Ibu serta saudara lelakinya. Namanya Dery-remaja nakal yang suka keluyuran tak jelas. Setelah membaca pesan tersebut, ponselnya dimasukkan ke saku jaket. Ia kembali melahap makanan yang sempat terabaikan.

Revandra [END]Where stories live. Discover now