Bab 18

236 16 4
                                    

Bismillahirrahmannirrahim.

--

Dua bulan kemudian...

Setelah kejadian yang cukup menguras air mataku, kini keadaan kian membaik. Walaupun aku dan Mas Adam masih berada di satu rumah dengan kamar terpisah tetapi aku cukup bahagia dengan perubahan sikapnya yang kian lama kian membaik. Ia mulai mu memakan masakanku, menyapaku, berbagi cerita layaknya teman, dan menegur jika aku salah layaknya seorang kakak kepada adiknya.

Seperti malam ini, aku tengah mengobrol bersama Mas Adam terkait mata kuliah yang membuat aku cukup pusing. Aku mengeluh ini dan itu yang membuat ia terkekeh mendengar celotehanku.

"Seriusan deh Mas, dosen yang satu itu kok ga kasian banget sama mahasiswanya. Aku udah berusaha datang dan mengerjakan semua tugasnya. Tetapi tetap saja nilai aku di setiap matakuliahnya jelek." Aduku dengan wajah menahan kesal

Mas Adam tersenyum "Kamu seharusnya beajar dari kesalahan dong Af, mungkin ada yang membuat dosen itu memberikan nilai segitu sma kamu. Makanya kamu harus semangat belajarnya dan lebih giat lagi".

"Bener juga sih, mungkin ada kesalahan Af ya Mas. Kalau mau ditanya juga percuma, matakuliah dengan dosen itu sudah ga ada lagi". Jawab Af lesu.

"Ya ga untuk dosen itu saja sih Af, untuk semua dosen. Ada baiknya kamu selalu memberikan yang terbaik sehingga kamu berhak mendapat nilai yang terbaik pula".

Aku mengangguk menyetujui ucapan Mas Adam.
" Ya udah deh kalau gitu Mas, makasih udah dengerin curhatan singkat aku. Aku balik ke kamar ya, Da...".

Penulis Pov

Almeer terus memikirkan bagaimana i harus menyampaikan ini. Bagaimana reaksi Af mendengar kabar yang mengejutkan baginya, bukan baginya saja tetapi bagi Almeer.

Almeer menyugar dan sedikit menarik ke atas rambutnya. Ia cukup lelah dengan pemikiran ini, di satu sisi dia merasa bahagia tetapi di sisi lain ia tidak ingin menyakiti Af.

"Apa yang harus ku lakukan Ya Rabb?. Aku bingung dengan semua ini, berilah kemudahan dalam segala hal Ya Rabb". Pinta Almeer dengan tangan memijit pangkal hidungnya untuk menghilangkan sedikit rasa khawatir dalam dirinya.

Almeer harus segera menyampaikan berita ini, karena lambat laun Af akan tau dan akan semakin sedih jika mendengar kabar ini dari oranglain. Aku akan menyampaikan berita ini jika keputusan yang aku ambil ini sudah benar dan akupun yakin akan mengambilnya.

Ia akan memberitahukan berita ini seminggu setelah Afra selesai ujian semester. Biar dia tak terbebani dan takut membuat nilainya menjadi buruk.

Almeer Pov

Aku telah rapi pagi ini karena ada jadwal mengajar. Menuruni tangga ku lihat Afra tengah menata makanan untuk sarapan di meja. Aku bisa melihat raut bahagia di wajahnya. Sejujurnya, aku mulai tertarik memperhatikan apa yang Afra lakukan.

"Ada apa denganku?" batin Almeer

Kulanjutkan langkah kaki menuju dapur, wangi nasi goreng khas buatan Afra telah memenuhi ruangan dapur yang minimalis ini.

Ia melihat ke arah ku "Ayo Mas duduk, sarapan dulu". Ia dengan telaten mengambilkan makanam dan minuman untuk ku.

"Ini Mas, dimakan yaa". Titahnya sambil menarik kursi duduk di depanku.

Aku memperhatikannya dan aku pun merasa tidak tega dengan rencanaku ini. Sampai saat ini akupun belum bisa memutuskan apa rencana yang akan aku ambil. Daripada terus memikirkan hal ini, aku pun segera pamit setelah menghabiskan sarapanku.

Maaf ya kurang panjang ceritanyaa. Semoga suka, jangan lupa di vote yaa😊

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 12, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

DOSEN IMPIANWhere stories live. Discover now