Empat Belas

800 126 101
                                    

Lama banget aku gak ngetik di sini. Seriusan, lupa akutuh. Mau ngetik gajadi karena kegoda mulu. Makasih banget buat yang udah nagih update baik di IG, WA, komen WP. Karena kalo gak gitu aku mager buat ngetik😂
Jadi emang seneng banget kalo ditagih up, soalnya semangatnya langsung muncul, hehe.

Oh iya sekalian mau ngabarin, aku lama up juga karena Pilsa ini udah mau end. Tapi versi TK-nya loh, ya. Enam part lagi, tamat. Buat versi SMA (Pangeran untuk Filza 2), ga ku bikin dalam waktu dekat, karena emang udah kujadiin bonus PO Sakinah. Jadi kalo nanti kangen sama Bidadari, baca ulang aja, yups💞

Happy Reading

"Mas, habis ini kita mampir dulu," ucap Kanaya pada Ridwan yang kini tengah sibuk mengemudi mobil. Hari ini Filza memang dijemput oleh kedua orang tuanya karena Ridwan yang kebetulan pulang lebih awal.

"Mampir kemana?"

"Beli pedang," jawab Kanaya.

Filza melotot, gadis yang duduk sendirian di kursi belakang itu mencebikkan bibir dan menyilangkan tangannya di depan dada. Menatap Kanaya dengan pandangan yang sedih, kesal, dan kecewa.

"Beli pedang buat apa, Nay?" tanya Ridwan tak mengerti. Pria itu tadi memang menunggu di mobil, jadi tidak tahu apa-apa tentang perang dingin antara istri dan anaknya.

"Tarung."

"Tarung sama ayam?"

"Mas, akutuh gak niat bercanda!" kesal Kanaya. Mood-nya sedang turun karena ulah anaknya sendiri. Seenaknya saja bilang kalau ia galak. Bukannya Filza sendiri yang membuat Kanaya menjadi galak? Salah sendiri sering membuat ulah.

Pangeran untuk FilzaOnde histórias criam vida. Descubra agora