30 - Wedding dresses with all the stories

711 104 11
                                    

Dihari yang sibuk ini, Total; Wendy sudah menarik keluar jeongyeon dari ruang ganti untuk yang ke-15 kalinya. Mereka sudah mencoba berbagai macam model gaun pernikahan, tapi tidak ada satupun yang sesuai dengan kemauan Jimin.

Dengan balutan gaun putih berhiaskan tali mutiara disekujur tubuhnya, Jeongyeon kini memperagakan pose model untuk berdiri tegap dihadapan Jimin yang sedang menilai penampilannya.

"Bagaimana!?" Ucap Wendy, sambil berkacak pinggang. Ia kini berjalan sedikit menjauh untuk melihat penampilan gaun yang Jeongyeon kenakan. Ia menyipitkan matanya, dan menepuk bahu Jimin agar pria itu memberikan pendapat.

"Hmm, dia Cantik." Ucap Jimin, yang sedang terduduk disofa tunggu dengan santainya. Ia mengangguk dan tak menampik kalau calon istrinya ini terlihat sangatlah cantik.

"Jeongyeon-shi, coba berputar. Aku mau lihat keseluruhan?" Perintah Wendy, Jeongyeon hanya mengangguk paham dan mulai berputar pelan menunjukan keseluruhan detail gaun mewah yang dia pakai.

Senyuman Jimin perlahan luntur saat menyadari detail asli dari gaun cantik yang Jeongyeon pakai itu. "Jeongyeon-na, Coba berbalik."

"Hah?" Jeongyeon berucap bingung. Tapi ia tetap menurut dan memperlihatkan punggung polosnya yang terekspos oleh detail model terbuka gaun tersebut.

"Eh, Kau lihat tidak? Gaun itu belakanganya menganga seperti mulut singa yang kelaparan! Pokoknya aku tidak mau." Jimin berujar seenaknya, membuat Wendy jadi habis kesabaran.

"Kau ini norak sekali, sih! Itu Namanya Fashion, bodoh! FASHIOOON." Wendy sampai membulatkan bibirnya untuk menjelaskan. Tapi pria itu menggeleng.

"Ah, Pokoknya tidak mau. Belakangnya bolong sebesar bibirmu, kok!"

Wendy menelan ludahnya kasar, ia berucap pelan namun mengintimidasi. "Dasar laki-laki Keparat, sudah dikasih hati kau malah minta jantung."

Jimin memalingkan wajah kesamping, dan menyilangkan kakinya seakan tidak mendengar dumelan sepupunya itu.

Tapi pada akhirnya Mereka tetap tidak menyerah, terus mencoba satu persatu gaun yang ada dibutik itu dengan susah payah. Jeongyeon hanya bisa pasrah saat tubuhnya diikat berbagai jenis korset oleh pelayan butik.

"Yang ini?"

"Tidak."

"Bagaimana kalau yang, ini?"

"Terlalu mencolok, dia terlihat seperti pohon."

Jeongyeon mendelik sebal, ia kini ikut merasa kesal. "POHON?!"

"Iya, kau tahu? Pohon cemara yang tertutup salju saat musim dingin? Yaa, kau mirip seperti itu saat memakai ini."

"Yang ini?"

"Apa bisa dijahit pada bagian dadanya? itu sangat mengekspos."

"Bagaimana yang ini?"

Jimin menggerinyit, "Itu, -seperti ikan buntal."

______

"Aku menyerah." Wendy melambaikan tangannya keatas dan mendudukan tubuhnya diubin butik, saat ini dia sudah lelah mencari model gaun yang sesuai dengan pemikiran Jimin.

"Seungwan eonnie." Jeongyeon yang saat ini sudah memakai baju formal, membantu Wendy untuk bangkit dari posisi duduknya di atas lantai.

"Haduh, Haduh.. Aku ini mengerjakan projek besar dan tetap menyempatkan waktu untuk datang kemari. Tapi bedebah itu tidak menghargai usahaku!" Lirih Wendy saat tubuh lemasnya perlahan bangkit dari lantai karna bantuan Jeongyeon.

Wendy kini berdiri tegap, melirik Jimin dengan tatapan sinis dan melipat kedua tangannya didada. "Lebih baik kau cari saja sendiri, selera kau itu terlalu kuno!"

MY SECRETARY YOO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang