[16]°Play.

22 21 2
                                    

🐞🐨
┌─────────────────┐ .

-ˋˏ"Selama sepuluh tahun Caesar memimpin dengan tangan besi. Lalu, dengan kaki kayu. Dan akhirnya dengan seutas benang."ˎˊ-
-Spike Milligan.

└─────────────────┘

...

Tok tok tok.

Ketukan pintu terdengar, membuat seorang gadis terbangun.

Gadis tersebut tersebut hanya menggeliat ringan tanpa menjawab, lalu berjalan kearah kaca untuk sekedar melihat penampilannya. Ia berfikir tidak mungkin untuk menemui tamu dengan rambut yang berantakan.

"Ah.. Rambutku masih rapih ternyata. Kenapa rasanya aku baru terlelap sebentar?" Keluh gadis tersebut.

Tok Tok Tok.

Kali ini ketukannya lebih keras, nampaknya tamu ini sangat tidak sabaran.

"Wait! I'm here!" balas Clarie-lebih tepatnya si tuan rumah.

Kriet..

Terdengar suara gesekan besi tua dari pintu, terlihat bahwa rumah itu tidak ter - urus.

"Miss me, Adamson?" sapa tamu tersebut.

Dengan malas Clarie memutar matanya. "Ayolah, aku sudah keluar dari rumahmu! Kenapa kamu mengejarku sampai kerumah keluargaku? Tidak cukup-kah kamu menghantuiku? Aku lelah dan ingin hidup sendiri"

Tamu tersebut menggeleng, tanda bahwa ia kesal pada Clarie. Sikap Clarie memang sedikit keterlaluan kali ini. Entahlah, tapi menurut Clarie kata - kata itu sangat sopan. Hanya saja khusus untuk keluarga Merickson. Yap, tamu itu adalah Fredrick Merickson.

"Aku kesini ingin memberikan ini, tidak lebih, dan tidak usah memintaku masuk kedalam, aku hanya datang untuk memberikan ini" Fredrick menyodorkan kartu berwarna hitam dengan hiasan emas di beberapa tempat. Walau tidak bisa melihat warna - warna itu, Clarie tau karena pernah mendengar warna kartu itu dari Micell. Kartu itu adalah kartu khusus milik keluarga Merickson.

Dengan cepat, Clarie menolak kartu itu. "Aku tidak membutuhkan kartu itu, aku juga tidak berniat untuk memintamu duduk didalam. Menurutku berdiri didepan pintu saja sudah cukup untukmu"

Fredrick sudah sangat kesal dengan jawaban Clarie, tapi mau bagaimanapun ia harus berhasil membujuk Clarie menerima kartu itu. Bukan karena ia kasihan, atau karena kewajibannya. Tapi karena hal lain.

"Pin-nya ada di belakang kartu. Aku akan memaksamu untuk kali ini. Bukan karena aku peduli padamu ataupun karena tanggung jawabku padamu sebagai ayah angkatmu, melaikan untuk menghormatimu karena telah memberikan ginjalmu pada istriku. Mungkin jika kamu tidak melakukannya, aku sudah membunuhmu dari dulu" Fredrick melempar kartunya kearah Clarie. Reflex, Clarie menangkap kartu itu. Sedangkan Fredrick berbalik dan bersiap untuk kembali ke mobilnya.

Tangan Clarie sedikit bergetar saat menangkap kartu tersebut. "Bagaimana kamu tahu itu? A-aku sudah merahasiakan itu bersama bi Farah. Aku-"

"-hanya orang bodoh yang berfikir Farah akan merahasiakan itu. Dia memohon padaku untuk tetap merawatmu walau hanya dengan memberikan uang. Tentu saja aku menolak, tapi mendengar kamu telah mendonorkan ginjalmu pada Selena membuat aku sedikit iba-maksudku kasihan padamu. Sudahlah, itu tidak penting. Gunakan itu untuk membayar seluruh keperluanmu dan 2 orang asing itu. Jangan berfikir aku tidak mengetahui gerak - gerikmu. Kau harus tetap sekolah, atau dua orang asing tersebut yang akan menerima akibatnya. Sekolahmu dimulai 2 minggu lagi" balas Fredrick tanpa membalik badannya maupun berhenti berjalan.

 ℂ𝕙𝕠𝕠𝕤𝕖°  ༒【ᴛʜᴇ ᴄᴀᴛᴀꜱᴛʀᴏᴘʜᴇ ʙᴇɢᴀɴ】༒[Completed]Where stories live. Discover now