Part 14, Jejak kejahatan 2^.

280 62 3
                                    

Happy reading♡

~...oo0♡👑♡0oo...~

"Dengan kamu yang mau mengakui kesalahan kamu sendiri, itu adalah hal yang benar! Karena nggak semua orang mau mengakui kesalahannya sendiri!"

-Raepom Adiwijaya.

.

.

.

~...oo0👑0oo...~

🏢Ruang Kepala sekolah.

"Eum, ini sebenarnya ada apa ya Pak?"

"Pak Heru, mohon tunggu sebentar. Kami menunggu orang tua Alvin terlebih dahulu. Baru saya akan jelaskan," ucap pak kepala sekolah pada Heru yang duduk kebingungan, tentang apa yang sebenarnya terjadi. Sedang disisi lain Alvin, serta Ainsley, hanya bisa tertunduk malu.


Suasana benar-benar canggung di ruangan kepala sekolah. Keheningan menyelimuti semua orang yang berada di sana. Alvin benar-benar menyesal akan apa yang terjadi saat ini. Ia tau, pasti nantinya Heru, pasti akan marah besar padanya, tapi ia harus bisa menghadapinya karena ini memang kesalahannya.

"Alvin, kenapa orang tua kamu belum datang kesini?" tanya pak kepala sekolah.

"O-orang tua saya, enggak akan datang pak."

"Loh, memang kenapa?"

Alvin terdiam, ia tak ingin menceritakan tentang keluarganya pada siapapun lagi.

"Alvin? Bapak bicara sama kamu!"

"Pak, Alvin memiliki sedikit masalah dengan keluarganya. Jadi untuk masalah ini, biarkan saya sendiri yang akan menemui orang tua Alvin. Saya yang akan mengurusnya," sela Pak Pom. "Lebih baik Bapak mulai saja pembicaraannya dengan pak Heru."

Heru yang mendengar ucapan Pak Pom pun menaikkan satu alisnya. Ia semakin bingung apa yang sebenarnya terjadi di sini?

"Baik, jadi begini Pak Heru. Dengan berat hati kami harus memberitahu tentang kelakuan putri bapak disekolah ini."

***

Koridor SMA Angkasa tengah tak baik-baik saja saat ini, di dalamnya nampak seorang pria paruh baya tengah mengacak-acak rambutnya dengan mata yang memerah karena marah.
Sedang didepannya berdiri dua orang satu wanita dan satu pria, mereka tertunduk, pelupuk matanya digenangi air mata penyesalan.

"Pa! Ainsley mohon, dengerin penjelasan Ainsley!"

"MAU JELASIN APA?!" sautnya dengan nada tinggi. "Papa bener-bener kecewa sama kamu Ainsley. Papa ngga nyangka kamu bisa mempermalukan papah seperti ini!" ucap pria paruh baya itu mulai merendahkan nada bicaranya, tersirat nada kekecewaan di setiap kata yang diucapkannya.

"Pa... Maaffin Ainsley. Ainsley tau, Ainsley salah." gadis itu memeluk erat tubuh ayahnya itu dan terisak didalamnya.

Heru tak membalas pelukan putri semata wayangnya itu, Ia mengusap pipinya yang bersimbah air mata tangannya melepas paksa Ainsley, yang memeluknya.

"P-Pa?" lirih Ainsley.

'Apa se kecewa itu Papa sama Ainsley?' batin gadis itu menatap sang ayah, dengan harapan setelah ini ayahnya itu akan memeluk erat tubuhnya.

The Nerd BoyOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz