28🌚

5.2K 345 51
                                    

Absen yuk, kalian tinggal di daerah mana?

Komen di setiap paragraf biar author semangat Update tiap hari<3

________________

“Da-danu?” Astaga kenapa Alana jadi gugup. Padahal tadi dia ngomongin Danu lancar-lancar aja.

Hilangkan Alana sekarang dari bumi ya Tuhan. Alana malu.

Danu terkekeh. “Tau kok gue ganteng,” Kata nya dengan percaya diri.

Alana dan Mauren hanya bisa diam tak menanggapi. Pandangan Danu beralih pada Kanaya yang menatap nanar minuman yang tadi di minum Danu. Astaga, itu kan bekas dirinya. Jangan bilang secara tidak langsung Danu mengambil ciuman pertamanya?

Danu sialan. Umpatnya dalam hati.

“Bekas nya manis, nanti gue coba di sini,” Danu menunjuk pada bibir Kanaya. Lalu bangkit meninggalkan ketiga cewek itu.

Kanaya mencoba berpikir jernih, apa-apaan cowok itu?! Alana dan Mauren hanya bergidik ngeri, membayang kan saja pun mereka tak sanggup. Bisa ada perang dunia yang ke 3 kalau Devano tau.

Sedangkan di tempat lain Devano, Bara dan Dion sedang berada di warung Bu tarmi—dibelakang sekolah. Tadi Lucas memberitahu di grup Rajawali bahwa TIGERAIR—musuh RAJAWALI akan menyerang mereka.

“Kenapa nggak nyerang pas pulang sekolah aja sih!” Dion bersuara.

Tentu saja itu sangat merepotkan. Murid-murid di SMA GARUDA juga belum pulang, otomatis akan menciptakan kericuhan warga sekolah. 

“Gabut kayaknya,” sahut Bara berkomentar.

“Woy! Woy! Mereka dateng!” Ujar Lucas membuat Anggota RAJAWALI yang duduk itu menjadi berdiri. Begitu pun dengan Devano, Bara dan Dion. Aura mereka saat ini gelap. Menatap segerombolan motor yang datang ke arah mereka. Devano memimpin didepan. Anggota RAJAWALI lumayan banyak—ada sekitar 140-150 orang. Itu pun gabungan dari SMA GARUDA dan SMA NUSA BAKTI.

Devano menyerngit, anggota TIGERAIR lebih banyak dari sebelumnya? Jadi mencoba untuk mengumpulkan banyak anggota? Cih, sampah.

“Anggotanya lebih banyak,” gumam Devano mendapat anggukan dari Bara dan Dion yang ada di belakangnya.

Bara tertawa remeh,“Kita liat aja skill nya,” Tentu saja, percuma jika banyak merekrut anggota tetapi kemampuannya tidak ada apa-apanya. Terlebih lagi kalau beraninya cuman main keroyokan.

“Udah lama nggak ketemu,” Kata Gelar—ketua TIGERAIR dengan angkuh.

“Mau Lo apa?” kini Devano yang membuka suara.

Gelar menatap remeh Devano, sorot kebencian ada di dalam matanya. “Mau gue? Gue mau buktiin kalo sekarang gue bakal menang!”

“Mau taruhan? Kalo gue menang, pacar Lo milik gue.” Lanjutnya.

Dia tau soal Kanaya? Batin Devano.

Devano menatap datar Gelar, “Mau ngebuktiin?”

Sedetik kemudian Gelar melayangkan bogeman pada wajah Devano. Devano meringis. Dia membalas Bogeman pada Gelar.

“Lo nggak akan dapetin Kanaya, bangsat!” kata Devano, marah.

Bugh

Bugh

Pukulan Gelar dan Devano menjadi awal tawuran itu. Anggota RAJAWALI dan TIGERAIR saling beradu jotos. Lebih banyak anggota lawan tidak jadi masalah bagi RAJAWALI, skill yang mereka punya cukup tinggi untuk melawan musuh yang beraninya keroyokan itu.

Kanaya & Devano [END]Where stories live. Discover now