MCB||17

8.1K 1K 73
                                    


Apa yang terlintas di pikiran kalian jika mendengar hari senin?

Sebagai seorang pelajar, kita pasti sangat malas dengan hari itu. Apalagi jika bukan upacara bendera yang sangat dihindari para penghuni setiap kelas di sekolah.

Begitu pun dengan Aska dan Rihan, mereka sedang upacara bendera disini. Di lapangan sekolah.

Rihan udah berkali-kali nguap karena ngantuk mendengar ceramah kepala sekolah.

"Anjir banget tuh bapak-bapak botak, sampe mau ilang kaki gue disuruh berdiri." Aska mengumpat sana sini sejak tadi.

Btw, pak Agus a.k.a kepala sekolah, emang botak gays, kalo kena matahari jadi mantul gitu cahayanya.

Kalian bayangin aja sendiri ya, di tambah muka bringas nya juga jangan lupa.

Oke, lanjut.

"Aska, gue ngantuk." Aska menoleh ke arah Rihan yang ada di sebelahnya.

"Ini kapan udahan nya sih?!"

"WOI PAK! KAKI SAYA ILANG KELAMAAN BERDIRI NIH, UDAH DONG PAK CERAMAHNYA!" teriak Aska lantang yang membuat semua orang di sana melongo dan menoleh ke arah Aska.

Rihan melihat Aska tanpa berkedip, antara malu sama takut di marahin pak Agus.

Begitupun pak Agus yang menghentikan pidatonya.

"Heh! Gak sopan kamu! Mau saya hukum kamu hah?!" Pak Agus melihat ke arah Aska, sedangkan Aska menatapnya santai dan tenang.

"HUKUM AJA PAK BIAR CEPET SELESAI." Teriak Aska lagi.

Pak Agus tak harus teriak karena memakai mic sedangkan Aska hanya mengandalkan suara beratnya, mana posisi paling belakang lagi.

"Aska lo ngapain sih? Malu-maluin aja, lo jangan mau di hukum sama si botak Ka." Bisik Rihan.

Semua siswa dan siswi disana udah mulai ricuh gak jelas, ada yang menyemangati Aska, ada juga yang mengatakan Aska nyari sensasi.

Gaskeunn bang ganteng.

Pansos aja anak baru.

ASKAAA MENGORBANKAN DIRINYA DEMI KESEJAHTERAAN KITA GAYS.

Udah ganteng, berani lagi uhh.

Percuma ganteng, tapi begajulan.

Percuma sayang, Aska gak bakal dengerin.

"Kamu, cepet kesini!" Ucap pak Agus lagi.

Dengan senang hati Aska maju ke depan di hadapan guru-guru dan staf-staf sekolah.

"Aska gue ikut." Rihan menahan tangan Aska.

"Kan lo gak salah, udah diem aja disini." Aska mencoba untuk memberi pengertian.

"Kita kan sahabat, gue ikut pokoknya."

"Yaudah ayo."

Aska menyunggingkan senyum pada bapak ibu guru saat melewatinya, sedangkan Rihan hanya menundukan kepalanya.

"Kamu siapa? Ngapain ikut kesini?" Tanya pak Agus heran pada Rihan.

"Saya sama Aska satu paket pak, gak bisa kalo satu-satu."

Ngakak.

Semua yang ada di sana tertawa terbahak saat mendengar pernyataan polos Rihan.

Aska menatap Rihan tak percaya, anjayani sekali anak nolep satu ini.

My Cute Boy ✓Donde viven las historias. Descúbrelo ahora