Part 47

1.1K 143 21
                                    

Semalam (namakamu) tidak bisa tidur. Setelah menelfon ibunya, ia terus bergerak-gerak gelisah dengan membolak-balikkan badannya dan mengusik Iqbaal. Laki-laki itu jadi ikut terbangun dan akhirnya Iqbaal lah yang tidak jadi tidur sepanjang malam menjaga (namakamu), menggosok-gosok punggung (namakamu) dengan lembut untuk menenangkannya dan supaya wanita itu terlelap.

Pagi ini, (namakamu) bangun sedikit terlambat atau Iqbaal yang bangun terlalu cepat dari biasanya? Tiba-tiba saja laki-laki itu sudah melompat dari atas tempat tidur dan menerjang ke arah kamar mandi.

(Namakamu) yang sedang berbaring di atas lengannya, sontak saja ikut terbangun. Ia langsung menyusul Iqbaal ke kamar mandi dan menunggu Iqbaal selesai memuntahkan isi perutnya dengan khawatir. Begitu selesai wajah Iqbaal sedikit pucat dan kelelahan. "Kamu kenapa baal? Sakit?" Tanyanya.

Iqbaal hanya menggeleng dan berjalan terseret ke kasur lalu menghempaskan tubuhnya lagi.

"Aku buatin kamu teh ya? Kayaknya kamu masuk angin,"

"Dari tadi aku mual mual terus yang," kata Iqbaal sebelum (namakamu) beranjak dari tepi tempat tidur.

"Sekarang udah musim hujan, makanya kamu kalo tidur pake baju," tutur (namakamu) merujuk pada kebiasaan Iqbaal yang tidak pernah memakai baju saat tidur.

Iqbaal membalasnya dengan bergumam tidak jelas. (Namakamu) menegakkan tubuhnya dan berjalan ke dapur. Saat ia sudah selesai membuatkan teh dan juga sarapan, Iqbaal tak kunjung menyusul. (Namakamu) yang khawatir kembali masuk ke dalam kamar.

Iqbaal masih berbaring di tempat tidur dengan mata terpejam. Dari gerakan dadanya yang naik turun dengan teratur, (namakamu) tahu jika Iqbaal sudah kembali terlelap. Laki-laki itu semalam tidak mendapat banyak waktu untuk tidur. Bisa jadi Iqbaal baru terlelap pukul tiga pagi tadi karena laki-laki itu sibuk menggosok-gosok punggungnya.

"Baal," dengan lembut (namakamu) menyentuh pipi Iqbaal dengan telapak tangannya. Iqbaal meresponnya dengan menarik tangan (namakamu) dan menyelipkan jari-jarinya di antara jari (namakamu).

"Kalo masih mual, kita ke rumah sakit aja yuk, kamu nggak usah ke kantor dulu biar aku yang telfon Bastian,"

"Hmmmm," Iqbaal membuka matanya. "Gimana kalo hari ini kita sekalian belanja barang-barang buat bikin kamar baby nya?" Usul nya dengan gila.

(Namakamu) memutar mata ke atas. "Kamu sakit nggak sih??!"

Iqbaal cengengesan. "Yayayaa?? Ayo yang.. kalo gitu aku mandi ya!" Maka langsung saja laki-laki itu berlari ke kamar mandi dan mandi secepat kilat.

Saat Iqbaal mandi, (namakamu) masih sesekali mendengar Iqbaal menyanyikan lagu dengan suara keras. Bagus, sejak kapan Iqbaal punya bakat akting seperti ibunya?

*

"Pada trimester pertama, seorang ibu hamil biasanya mengalami morning sickness. Gejala yang terjadi meliputi mual dan muntah saat pagi hari. Tidak perlu khawatir, morning sickness adalah hal yang wajar dialami oleh ibu hamil dan bukan gejala dari suatu masalah pada kandungan. Uniknya, morning sickness juga bisa terjadi pada suami atau calon ayahnya." Dr Mira tersenyum pada kedua calon ayah dan ibu yang ada di depannya. Yup, (namakamu) dan Iqbaal saat ini sedang berada di rumah sakit. Keduanya menemui Dr Mira dokter yang sama yang kemarin memeriksa (namakamu).

"Bagi laki-laki, morning sickness bisa menjadi salah satu gejala dari sindrom couvade. Kondisi ini dianggap sebagai bentuk kehamilan simpatik ketika suami mengalami gejala kehamilan seperti yang dirasakan istri tanpa benar-benar hamil. Suami yang mengalami morning sickness ini merasakan mual sepanjang hari mulai dari pagi atau siang hari, dan paling umum terjadi selama trimester pertama kehamilan sang istri. Mual yang dirasakan suami ini bisa disertai dengan muntah, tapi bisa juga tidak. Sang suami akan mengalami perasaan tidak nyaman di perut atau adanya keinginan untuk muntah. Biasanya karena suami 'terlalu' sayang sama istrinya dan nggak tega melihat istrinya hamil sendiri, begitu Bu,"

After Marriage Where stories live. Discover now