18. Kerak Iblis

7 0 0
                                    

By. Rendy ReZha

Kemarin sewaktu saya sholat ternyata jamaah disebelah saya ketika melakukan gerakan i'tidal dia kembali bersedekap (qobd fish sholah) sedangkan saya termasuk yang tidak (sadl fish sholah).

Setelah sholat saya berpikir..

"Ini setelah beres sholat ko ya ngga ada yang berantem ya? 🤔...

Ngga ada tuh yang merasa lebih baik dari yang lain yang sampai merasa paling benar sendiri dengan pengetahuannya (bukan ilmu).

Bahkan selevel para ulama pun ketika ada perbedaan dalam beberapa hal tidak lantas menstatuskan yg berbeda adalah ahli neraka, pemakan harta haram, pezina dengan ibunya, orang tersesat, pengikut hawa nafsu, dll.

Saya jadi mikir..

Kenapa akhir-akhir ini banyak yg ketika berbeda pandangan langsung merasa paling baik yah?

Trus saya jadi jauh berpikir..

Apa yang dipahami ahli ilmu (para alim ulama) dulu sehingga tetap baik-baiknya saja, saling menghormati dan tidak merasa lebih baik dari yang lain yah? 🤔"

Wallahu a'lam.. Saya ndak paham..

Guru saya cuma bilang..

"Ren, ketika kamu mempercayai suatu kebenaran apalagi fiqih maka bukan berarti kamu PALING BENER. Ilmumu sa' piro nak (ilmumu seberapa nak)? Ngajimu nangendi (ngajimu dimana)? Kedudukanmu setinggi apa dhadapan Allah nak? Sampai berani nyalahin dan merendahkan orang... Wong kamu juga cuma denger kok ndak dalemin (disiplin ilmu).

Bahkan kualat kamu kalau ternyata yang berbeda itu juga punya pandangan alim ulama lain dan itupun juga benar.

Wis tah.. (sudah lah).
Memahami kebenaran harus tapi kowe (kamu) jangan merasa paling bener. Al Qur'an dan hadist adalah wahyu Allah namun ketika ditafsirkan manusia maka Allah memerintahkan menggunakan juga akal sehatmu mendalaminya itulah yang dilakukan alim ulama makanya ada perbedaan pandangan.

Terkait fiqih buanyak perbedaan dalil dan pemahamannya. Tapi hati-hati le.. kalau kamu sombong semua sepakat ngga ada perbedaan dalil diantara ulama." jelas guru saya.

Plak! 😭

Ditampar habis apalagi di kalimat terakhir beliau..

Eh disambung lagi sama beliau..

"Piye rasane tak nasehati le (gimana rasanya saya nasehati nak)? Sakit tah? Sempit dadamu tah?"

Ndak kyiai.. 😭.

"Kalau menerima nasihat sakit hatimu le.. Sempit dadamu.. Ngucap lisanmu.. Ndak membuat ngaca dirimu.. الْكِبْرُ (kesombongan) sudah parah dalam hatimu. Sudah berkerak kesombongan itu dalam hatimu. Itulah kerak iblis dalam hatimu.

Mau hilang kerak iblis dalam hatimu nak?

(Beliau pegang dada saya) Tarik nafas, Istigfar le.. Kemudian kamu doakan kebaikan tanpa merasa lebih baik untuk orang yg berbeda."

Dan beliau membacakan hadist..

ايدخل الجنّةمن كان فى قلبه مثقال ذرّةمن كبر ، فقال رجل : انّ الرّجل يحبّ ان يكون ثوبه حسناونعله حسنة ، قال : انّ اللّه جميل يحبّ الجمال . الكبر : بطرالحقّ وغمط النّاس (رواه مسلم)٠

“Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya ada sebesar dzarrah dari kesombongan.” Salah seorang shahabat lantas bertanya: “Sesungguhnya seseorang senang jika bajunya bagus dan sandalnya baik?” Maka beliau bersabda: “Sesungguhnya Allah Dzat yang Maha Indah dan senang dengan keindahan, Al-Kibru (sombong) adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia.”(HR Muslim)

Plak! 😭

Ampun kyai..

Hhh... Adem langsung.

Jadi inget perkataan ustadz Budi Asyari..

"Wahai para orang yang mengaku berhijrah. Ketahuilah bahwa Iblis menunggumu diperempatan jalan."

#PeradabanEOA

www.ppainstitute.com
www.privateclassppa.com

Kajian Islamic TaCallМесто, где живут истории. Откройте их для себя