2. Rumah Derrel

74 66 31
                                    

Derrel tanpa basa basi langsung menarik tangan Ayyana menuju parkiran dan memasukannya ke jok samping kemudi mobil miliknya, dengan Ayyana yg terus mencoba melepaskan gengaman tangan milik Derrel.

"Lo kasar banget jadi cowo, sakit tangan gua bego,"

• • • •

"Lo bisa diem gak?" Ucap derrel kesal, sekarang dia harus cepat karna kalau sampai pacarnya yang sedang menunggunya tau kalau dia mengantar perempuan lain bisa panjang urusannya.

"Kita mau kemana si"

"......" hening

"Kak"

"......" hening

"KAK DERREL LO MAU CULIK GUA YA?"

"Lo bacot banget si, tanya aja sama ibu lo bisa kan!!"

Ayyana mengeluarkan telepon genggam miliknya dan mulai mencari nama ibu nya di telepon, bisa bisanya ibunya tidak memberi tau dia kalau bakal pulang sama orang aneh bin bisu ini.

"Halo?" suara wanita yang sangat Ayyana hafal berada di seberang sana.

"Mah!"

"Eh Ayyana kenapa sayang?, kamu lagi bareng Derrel kan? "

"Iya!, mah aku kan bisa pulang sendiri." jawab Ayyana ketus.

"Yaa gapapa kamu kan bisa kenalan bentar sama Derrel.." jawab sang mamah dengan tawanya

"Mahhhh!" sekarang Ayyana benar benar kesal dengan mamanya.

"Kamu liat aja nanti, dah sayanggg,"

Tutt... Tutt...

Ayyana sekarang mendesah resah, sedangkan Derrel tidak mempedulikan orang disampinya.

Sekarang mereka berdua sama sama diam. Ayyana malas berdebat lebih baik main hp lagian mamahnya juga benar benar menitipkan dia sama laki laki es mamboh ini.

Sampai akhirnya mereka tiba di depan rumah mewah di dalam perumahan ini.

"Udah sampe lo gak mau turun?" sendari tadi mobil sudah berhenti tapi Ayyana sibuk membalas chat dari sahabatnya yg menanyakan dia kemana.

"Hah udah sampe, ini dimana?"

"Lo masuk aja pencet bel tar juga mamah lo ada di situ"

"Lo gk turun, OHH APA LO KIRIM GUA KE ALAMAT PALSU!"

"Banyak bacot cepetan turun gua masih ada urusan," dia sekarang benar benar sudah mulai malas dengan gadis ini

"Awas lo yaaa," ujar Ayyana mulai membuka pintu mobil dan menekan bel rumah besar yang besarnya dua kali lipat dari rumahnya, tapi sebenarnya besarnya sama aja sama rumah lamanya di Bandung.

"Eh den Derrel, ini Ayyana ya? Sebentar bapak buka dulu gerbangnya." ujar satpam rumah Derrel.

"Gak usah pa nanti Derrel balik lagi ini Derrel ada urusan," dan di balas anggukan oleh pak satpam tersebut, Lalu mobil hitam milik derrel melesat pergi .

"Non masuk yuk!" ajak satpam tersebut ramah.

"Oh iya pak," jawab Ayyana yg sendari tadi melamun menatap kepergian mobil hitam tersebut.

• • • •

"AYYA" ujar sang mamah heboh, saat ayyana memasuki rumah bernuansa eropa itu.
Diisampingnya ada wanita paruh baya yg seumuran mamahnya ,cantik tapi ayyana belum perna melihat wanita itu sebelumnya

"oh iya ayyana ini teman mamah namanya tante velnita, temen smp mamah di jakarta"

"ini ayyana wah cantik yaaa" ujar velnita

"makasih tante"

"hehe yaudh yu masuk dulu, eh derrel mana?"

"ayyana gak tau tan, tapi tadi dia bilang ada urusan"

Velnita yg sudah paham akan tingkah anaknya tersebut pun hanya mengangguk angguk saja,

Kini ketiga orang yg berbeda generasi tersebut tengah ada di dapur. Setelah 2 jam tadi berbincang bincang membahas apa saja akhirnya memutuskan untuk kedapur dan memasak bersama.

"ayya kamu taro ini di meja makan" ujar sang mama

"yg ini?" tanya ayyana sambil menunjuk opor ayam tersebut

"iya yg itu"

"oke"

Saat sedang membawa kuah opor ayam tersebut tampa sengaja ayyana menabrak seseorang didepannya

Prankkkk...

Suara piring yg pecah tersebut membuat dua orang wanta yg berada di dapur segera menghampiri meja makan

"ayyana kenapa" tanya ibu ayyana panik

Tangan ayyana yg telah basah dengan kuah opor panas mencoba membersihkan pecahan piring dibawahnya, jangan lupakan orang didepannya dia hanya melihat ayyana tampa mau membantu membersikan pecahan pecahan piring tersebut.

"udah ayyana jangan di bersihin kamu ganti baju aja sana nanti ini dibersiin sama bibi. DERREL kamu kenapa diam aja, bantuin" velnita mencoba menjauhkan ayyana yg sudah menangis sesegukan tersebut dari piring piring yg sudah menjadi serpihan kaca

"ikut gue" derrel membawa ayyana menuju
Lantai atas.

"sini masuk" kini derrel membawanya ke subuah kamar perempuan dan mencarikan baju yg pas untuk ayyana, ayyana yg sendari tadi masih sesegukan memengang kedua tangannya yg sudah memerah akibat kuah opor yg baru matang tersebut hanya bisa memperhatikan derrel yg sibuk mencarikan baju.

"pakai ini aja kalau g muat cari yang lain aja tapi jangan diberantakin, sama bersihin tangan lu nanti gua kasih obat" sekarang derrel jugak ingin mengganti baju dikamarnya karna terkena sedikit kuah opor tadi

Setelah derrel keluar ayyana menutup pintu tersebut dan melihat sekeliling kamar,
"derrel punya saudara perempuan?? Kok gua dari tadi g liat" Tampa berpikir panjang ayyana menuju kamar mandi membersihkan diri

Setelah selesai ayyana membuka pintu sambil memegang baju sekolanya, betapa terkejutnya dia saat melihat derrel yg berdiri di depan pintu sambil memegang kotak p3k dan sebuah keranjang

"baju lo taro sini, tangan lo obatin pake ini"

"makasih" jawab ayyana dengan pelan bahkan sangan pelan, gengsi baginya untuk minta maaf.

"gua g denger"

"MAKASIH"

"Baguss"

• • • •

{TBC}

AYYANA Where stories live. Discover now