3. Merindu

2.2K 293 123
                                    

"Jikyung?"

Entah sudah berapa kali Jongin bergumam anak lelaki milik kekasih lamanya. Entah apa gerangan yang membuatnya tertarik menguak. Bahkan, sekali lihat saja, anak lelaki itu tak mirip sama sekali dengan lelaki bernama Lee Hongki. Mata elang anak itu begitu mirip dengan miliknya.

Kenangan masa lalu bahkan terngiang kembali di benaknya. Jongin tak tahu apa yang terjadi setelah mereka bergumul panas dan mengikat sang Omega tujuh tahun yang lalu. Prahara datang begitu saja lantas membuat Jongin terpaksa meninggalkan dan mengabaikan janji-janji. Jongin memang berengsek, seperti apa yang dikatakan lelaki Omega kekasih lamanya itu.

"Presdir Kim?"

"Presdir Kim?!"

Jongin tersentak oleh sapaan itu. Ia menyadari sekeliling dan teringat jika kini ia sedang melakukan rapat bersama para pegawai-pegawai hotelnya. Jongin lantas menghela napas sembari memijat kepalanya. Entah lari ke mana kepiawaiannya dalam memimpin, di saat seperti ini ia malah memikirkan hal lain.

"Lanjutkan!" perintah Jongin. Namun, bukannya mengikuti perintah, para pegawainya malah saling lirik-melirik.

"Sudah selesai, Presdir Kim. Ketua Tim Perencana sudah memaparkan presentasinya." Terdengar suara Sekretaris Ha yang menjawab kebingungan, membuat Jongin melirik pun berkerut dahi pada sekretarisnya ini. Jongin bahkan tak mendengarkan sama sekali, bagaimana bisa ini sudah selesai dengan cepat.

Akhirnya Jongin menghela napasnya lagi, bersikap santai lantas menarik berkas salinan proposal presentasi Ketua Tim Perencana. Namun, hanya beberapa detik saja ia kembali bingung. Bahkan sudah berkali-kali dibolak-balik pun, Jongin tak mengerti isi presentasi itu.

"Kau sedang membahas apa?" tanya Jongin pada pegawainya itu yang tengah berdiri di ujung sana tepat di hadapannya.

Sebelum menjawab, ekor mata pegawainya itu melirik kiri-kanan bersama dengan pegawai yang lainnya. Terlihat tak menyangka jika Presdir mereka yang keras dan tegas, kini tidak fokus pada rapat yang mereka lakukan.

"R—Rencana pembangunan cabang hotel kita di Busan, P—Presdir," jawab sang pegawai takut-takut.

Entah sudah berapa kali Jongin menghela napasnya, kini kedua tangan bahkan menopang kening kepalanya karena ia benar-benar dalam kebingungan; pikirannya tidak sama sekali pada rapat mereka kali ini.

"Baiklah, aku mengerti. Rapat cukup sampai di sini dan akan kuhubungi lagi nanti," ucap Jongin dalam tuduk dan masih menopang keningnya.

Para pegawainya masih kebingungan, mereka tampak melirik Sekretaris Ha untuk memastikan apa benar yang diucap Presdir mereka. Anggukan kepala sang sekretaris yang membuat mereka yakin dan mulai membereskan situasi rapat mereka. Pegawai-pegawai itu pun meninggalkan ruangan rapat.

"Apa yang terjadi sebenarnya, Presdir?" Setelah semua pegawai itu meninggalkan ruangan rapat, Sekretaris Ha memastikan keadaan presdirnya.

Jongin mengangkat kepala, melirik sekretarisnya sejenak. Lantas, ia membuat sedikit tulisan di kertas catatan kecil. Itu berisi alamat toko bunga di mata ia bertemu dengan kekasih lamanya.

"Aku menemukan Do Kyungsoo. Itu adalah alamat toko bunganya."

Sang sekretaris berkerut dahi. "Ini toko bunga yang Anda kunjungi bersama Ravi ssi? Milik seseorang yang berutang pada Anda?" Ada Sekretaris Ha pagi tadi, saat tangan kanannya memberi informasi. Wajar saja, jika ia mengetahui detailnya.

"Namanya Lee Hongki. Katanya, Do Kyungsoo menikah dengannya. Mereka memiliki satu anak lelaki. Aku ingin kau mencari tahu segalanya."

Tak langsung menjawab, sang sekretaris terdiam. Dia membaca kembali alamat yang ditulis di kertas catatan kecil dan lantas melirik Presdirnya. Kim Jongin tampak kacau balau, padahal baru saja pagi tadi ia mengatakan tak perlu dan tak butuh kekasih lamanya. Namun, tampaknya itu omong kosong belaka. Sekretaris Ha dapat membaca bagaimana bos besarnya masih membutuhkan Omega terikatnya itu. Meskipun Sekretaris Ha adalah seorang Beta, ia tahu belum bagaimana hukum alam yang mengatakan jika seorang Alpha atau pun Omega yang sudah terikat, tak bisa hidup begitu saja tanpa pasangan terikat mereka. Kesengsaraan itu akan terus melanda mereka.

DetourWhere stories live. Discover now