D U A P U L U H E M P A T

19 4 0
                                    

Selamat Membaca 🍀

Seyna merasa sangat kaku ketika tiba di samping motor Arkan. Apalagi saat pandangannya bertemu dengan manik Galen.

"Hai kak Arkan! Hai Seyna!" sapa Keyra riang.

"Key." balas Arkan, sedangkan Seyna hanya mengangguk pelan.

Keyra memandang Arkan dan Seyna bergantian. "Kalian berdua pulang bareng?"

"Yap! Gue bakalan nganterin Seyna pulang," jawab Arkan lugas. "Lo sendiri gimana? Pulang sama--?"

"Galen, kak, namanya." ucap Keyra cepat.

Arkan pura-pura mengangguk. "Ah, iya. Galen. Lo pulang bareng Galen?"

"Iya--"

"Ekhm!" Deheman itu membuat seluruh pasang mata menatap kepada Galen.

Tanpa memperdulikan tatapan yang mengarah kepadanya, Galen memberikan helm kepada Keyra.

Keyra nyengir sembari menerima helm yang disodorkan oleh Galen. "Makasih!" serunya.

"Sama-sama."

Arkan menggeleng pelan kemudian menaiki motornya. Ia mengambil satu helm yang tersampir di kaca spion motornya. Tanpa berkata apapun, Arkan langsung mengenakan helm tersebut di kepala Seyna.

Hal itu sontak membuat Seyna membulatkan matanya terkejut. "Kak--" Seyna tidak melanjutkan niatnya yang hendak protes, saat ekor matanya melihat Galen yang tengah melotot.

Seyna menarik sudut bibirnya. Atensinya berfokus pada Arkan yang baru saja selesai memasang kaitan helmnya. "Makasih kak Arkan. Gentle banget deh,"

Arkan terkekeh. "Harus itu mah."

"Cie-cieee!!" sorak Keyra membuyarkan pandangan Galen kepada dua orang itu. Galen mengalihkan pandangannya. Tangannya mengepal.

"So sweet banget sih,"

Galen berdesis mendengar ucapan Keyra. Galen turun dari atas motornya lalu berjalan ke sisi motor Arkan. Tanpa pikir panjang, ia menarik lengan Seyna.

"Eh-eh!"

"Woi, Len!"

Galen menaiki motornya cepat, mengenakan helm dan menatap Seyna tajam. "Naik!" perintahnya.

"Ga bisa gitu dong! Seyna pulangnya bareng gue," Aksi protes Arkan lontarkan. Begitupun dengan Seyna.

"Bener. Gue pulang bareng kak Arkan. Lo balik sama Keyra."

"Gue bilang naik, ya naik, Seyna!" sentak Galen.

Arkan tidak terima. Ia turun dari motornya. "Lo jangan ngebentak cewek gitu dong!"

Galen menatap Arkan dingin. "Lo engga tau apa mending diem aja." Ia kembali menyorot Seyna. "Naik Seyna."

Belum sempat Seyna bersuara, Arkan lebih dulu menyela. "Iya! Gue emang engga tau apa-apa. Tapi Seyna," Arkan menyambar lengan gadis itu dengan cepat. "Seyna pulang bareng gue."

Buru-buru Galen menahan lengan Seyna yang satunya ketika Arkan hendak menarik Seyna. "Seyna pulang sama gue."

"Engga bisa gitu dong. Gue duluan yang ngajak Seyna pulang bareng," tukas Arkan. "Lagian belum tentu Seyna mau pulang bareng sama lo,"

"Sey--"

"Udah, Len. Lo kenapa sih? Inget sama gue 'kan? Ada gue loh. Kalau Seyna lo anterin, terus gue balik sama siapa?" Keyra ikut bersuara.

Galen berdecak. Dalam sekali hentakan Galen menarik tubuh Seyna hingga pegangan Arkan terlepas. "Buruan naik, sebelum gue yang paksa."

Seyna merinding merasakan aura gelap dari Galen.

Perfect Stranger (END) Where stories live. Discover now