⓪③ ≫ 🔞🔞

574 22 0
                                    

Matahari telah menampakkan wujudnya menggantikan posisi sang rembulan. Sinar matahari menerobos jendela kaca transparan yang memang tidak ditutup tirainya, membuat buntalan kelinci yang masih asik dengan dunia mimpinya harus terbangun karena silau.

Ia mencoba mendudukkan dirinya secara perlahan karena bagian belakangnya masih sakit akibat kejadian tadi malam.

Tunggu, tadi malam?

Seketika Jungkook membuka sedikit selimut yang menutupi tubuh bawahnya. Dengan wajah terkejutnya ia kemudian menarik cepat selimut yang sempat ia sibakkan sedikit tadi agar menempel rapat pada tubuhnya.

Menolehkan kepalanya ke kanan secepat kilat. Namja sialan itu masih tertidur pulas tanpa gangguan sedikit pun. Jungkook mendengus sebal.














Meringis, Jungkook mencoba turun dari ranjang hotel itu. Niatnya, ia ingin segera kabur dari hotel ini dan mengemasi barangnya untuk pindah apartemen hari ini juga. Karena ia tidak ingin dan tidak akan mau bertemu dengan Kim Brengsek Taehyung, lagi.

'Kenapa ini sakit sekali. ' monolognya dalam hati. Kepalanya ia tadahkan ke atas mencoba menguatkan diri.








"Mau kemana. "

Deg

Jungkook membulatkan matanya. Apa yang harus ia lakukan sekarang. Mengapa dia harus terbangun di saat-saat seperti ini?

Jungkook mati kutu di pinggir ranjang dengan kaki kiri yang telah menapak sempurna pada lantai yang dingin dan kaki kanan yang masih menggantung di pinggiran ranjang.

"Mau kemana. "

Lagi, namja itu bertanya lagi. Lebih tepatnya pernyataan bukan pertanyaan. Jungkook menelan salivanya gugup. Ia tidak memiliki keberanian untuk menghadap ke belakang walau sebentar.

Mengapa ia seperti tahanan yang kepergok ingin kabur? Yah walaupun benar ia memang ingin kabur tapi ia bukan tahanan, kan?

"Mau. kemana. Jeon. Jungkook. " Taehyung menekan setiap kata dengan desisan menahan amarah karena pertanyaannya tidak dijawab juga dari tadi oleh buntalan kelinci di depannya.

"Pulang! Aku harus sekolah. " entah mendapat keberanian dari mana Jungkook menjawab dengan lantang dan mulus.

Taehyung menyunggingkan smrik-nya. Ia mendekat ke arah Jungkook. Jungkook merasa ranjangnya sedikit berjengit dan dengan cepat ia mencoba berdiri untuk segera kabur dari kamar terkutuk ini.

Pergerakan Jungkook tertahan oleh tangan kekar yang lebih cepat dari gerakannya. Ia merutuki dirinya sendiri, mengapa gerakannya sangat lambat. Sial.

Dengan satu tarikan kencang Jungkook telah menempel sempurna di tubuh atletis Taehyung. Kepala Jungkook terhantuk dada bidang Taehyung cukup keras namun namja tan itu tidak menunjukkan rasa sakit sedikit pun.

Jungkook ketakutan. Firasat buruk terus menghantui isi kepalanya. Pikirannya terus berkata kabur kabur dan kabur, namun hatinya menolak. Ia merasa ketakutan dan aman dalam satu waktu. Bagaimana ini?

"Kau mau kabur, hm baby. " Jungkook bergidik kala nafas Taehyung mengenai daun telinganya.

"Aku harus sekolpp-" Jungkook membelalak. Di mana mulutnya menempel?

Taehyung tidak ingin mendengar alasan itu jadilah ia membungkam bibir Jungkook dengan cara menempelkannya pada dada bidangnya. Namun naas-nya mulut Jungkook yang masih terbuka itu menempel di nipple Taehyung, mengurung nipple pink kemerahan itu seakan-akan siap di hisap kapan saja.

αм ι ωяοиg ✔Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon