Maaf, ada kesalahan publikasi karena kegencet sebelum revisi selesai😅
.
.
.Na Rae memasang sebuah earpiece di telinga kanannya dan mulai menekan tombol yang ada di sana setelah ia melihat arlojinya yang sudah menunjukkan pukul sembilan malam.
'Baiklah, apa kalian bisa mendengar suaraku anak-anak? Begini, waktu kalian untuk keluar hanya lima belas menit setelah aku memadamkan seluruh lampunya. Dan satu lagi, untuk kau Na Rae-ya, kau harus berhati-hati karena sepertinya mereka mulai menyadari sesuatu,'
Na Rae hanya mengangguk-anggukkan kepalanya mendengar ucapan Park Jun Mo. Lagi-lagi, ia kembali mematut dirinya di cermin untuk memeriksa penampilannya. Na Rae mengarahkan tangannya ke belakang kepalanya dan menarik lepas ikat rambut yang ia pakai sehingga rambutnya tergerai. Kedua sudut mata Na Rae langsung melirik ke arah luar kamar mandi begitu kedua telinganya menangkap sebuah pergerakan dari luar sana dan menghela napas kesal.
"Maafkan aku karena harus melakukan ini hmm, kebersamaan kita cukup sampai di sini," ucap Na Rae dengan tatapan tak tega. Tanpa membuang-buang waktu lagi, Na Rae segera meraih tepat di ujung perpotongan dress yang ia pakai dan merobeknya melingkar sehingga kini dress panjangnya lenyap berganti dengan dress pendek. "I love you," ucap Na Rae melihat potongan kain dress nya dan membuangnya ke dalam tong sampah.
Depp
Seketika lampu hotel padam seluruhnya. Na Rae segera melangkah keluar dari kamar mandi dan benar saja, Na Rae reflek menghindar ketika ia berhasil mendeteksi dua orang yang hendak menyerangnya. Na Rae melakukan gerakan memutar sedikit menunduk dan memberikan satu kali pukulan siku ke arah ulu hati salah satu orang yang hendak menyerangnya.
"Uhukk,"
Brukk
Berbekal cahaya sinar rembulan yang masuk melalui celah ventilasi membuat Na Rae dengan cepat menekan keras kedua ibu jarinya ke arah kedua mata seorang pria yang hendak menyerangnya dari depan.
"Arrggggghhhh!!"
Pria itu jatuh terduduk kesakitan menekan kedua matanya karena apa yang dilakukan Na Rae.
"Kejar dia!!"
Suara teriakan seorang pria membuat Na Rae tersenyum senang dan melangkah mundur beberapa langkah sambil memperhatikan pergerakan empat orang yang berlari ke arahnya. Na Rae pun berbalik dan mulai berlari ke arah tangga darurat. Dengan lampu hotel yang masih padam, beberapa orang dengan pakaian serba hitam membuat Na Rae cukup ekstra menggunakan kedua matanya agar ia bisa menghitung dan bergerak dengan cepat dan tepat.
Na Rae yang berhasil sampai di lantai bawah langsung disambut dengan kurang lebih lima orang yang berlari ke arahnya. Dengan sigap, Na Rae berhasil menggerakkan tubuhnya dengan lihai untuk melumpuhkan orang-orang yang mengikutinya dari lantai atas dengan menyerang titik-titik tertentu yang mampu menumbangkan musuh dalam sekali pukul.
Na Rae mulai berlari begitu ia berasil melumpuhkan empat orang tadi, kini ia harus berurusan dengan lima orang yang kini mengejarnya. Na Rae mengerem kakinya ketika arah yang ia tuju ternyata adalah lorong buntu. Na Rae berbalik dan sudah tidak bisa kemana-mana karena keadaannya sekarang yang terkepung.
"Mau kemana kau?"
Na Rae hanya bisa menghela napas panjang dan memperhatikan setiap gerakan orang-orang yang mengelilinginya. Sudut mata Na Rae menangkap sebuah gerakan salah satu orang mendekat dan hendak meraihnya, dengan cepat Na Rae menangkis tangan pria itu dan menendang keras bagian alat vital si pria membuatnya kesakitan. Tak terima rekannya kesakitan, pria yang satu lagi segera mendekat ke arah Na Rae dan hendak meraih Na Rae juga, dengan cepat pula Na Rae menghindar dan bergerak sedikit memutar sambil mengarahkan sikunya ke arah hidung si pria dengan kekuatan penuh sampai Na Rae dapat mendengar sebuah suara patahan kecil dari apa yang ia lakukan barusan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kissing In The Moonlight
Fanfiction"Wah, sungguh diluar dugaan. Kau benar-benar mengerahkan seluruh anak buahmu hanya untuk menemukan orang yang menciummu saat kegelapan sedang melanda seluruh kota. Kenapa? Kau ingin aku menciummu lagi?" -Song Na Rae- "Kenapa kau bisa menyimpulkannya...