Halu

47 1 0
                                    

Kala awan bak coretan kuas berwarna putih pada kanvas langit berwarna biru gelap. Jeritan bahagia atau bahkan menyakitkan serangga malam tak dapat dipahamkan hanya dinikmati sebagai nyanyian. Remang cahaya lampu seperti bohlam yang mengandalkan pemanasan filamen untuk terjadinya emisi termionik. Sungguh unik bukan? Mengapa lampu remang yang aku pilih? Mengapa tidak lampu yang mengandung gas neon atau yang serupa? Sangat sederhana, menghangatkan. Tentu saja lampu ini kupakai saat menjelang memejamkan mata, membiarkan isi kepala menari tanpa perlu diiringi, membiarkan tubuh yang rasanya semakin dalam tenggelam dalam kenyamanan dipan. Takut sekali aku menjadi orang yang melampaui batas, karena jam tidur ku tidak lebih baik dari jam tidur binatang malam. Baiklah, biarkan ku mulai beristirahat dengan keterangan pada alat penghitung waktu digital menunjukan angka dua titik dua dua puluh. Wahai isi kepala, mari Kita sudahi 'overthinking' ini, gumamku.
***
" Mmm Uchi ya?" Seorang yang tak ku kenali  wajahnya karena ia dibelakangku menyapa.
"Ya, siapa ya?" Belum genap ucapanku menguap terbawa udara, saat kupalingkan wajahku 'oh dia' aku berteriak dalam hati.
"Heeh kenapa ke sini ga bilang dah. Dasar lu ya! Sebel gua sama lu" setelah aku tau siapa yang menyapa ku, aku langsung memukul kecil bahunya yang kekar itu.
"Apa? Emang harus banget ya ngasih tau dulu?" Orang itu sengaja sekali berulah usil sambil mengacak rambutku yang setengah ku ikat.
"Eh bentar, aku masuk dulu ya naruh buku ini di kelas." Pamitku sebentar untuk ku letakkan buku-buku yang sedari tadi memberikan tekanan pada tanganku, untung saja permukaan bukunya luas, jadi tekanan yang Aku rasakan kecil hehe.
Buru-buru aku kembali keluar demi mengobrolkan banyak hal yang entah sudah berapa lama terlewatkan untuk kami bagi. 'Loh kemana?' tanyaku dalam hati sambil merogoh saku mengeluarkan ponselku. "Hallo, lu kemana sih kok ilang, kan udah gua bilang tungguin bentar." Aku mengomel tanpa memperhatikan intonasi suara siapa yang disebrang sana. "Aku di sini, aku nunggu kamu sambil duduk. Sini!" Secara bersamaan mata dan telingaku menyarari satu hal. Itu bukan dia, segera aku cek nomor yang baru saja aku telpon. Wait, ini bener nomornya dia. Lah itu ??? Kais ?
****
'Haaah'  sontak dengan sendirinya aku langsung terduduk membentuk sudut 90 derajat antara kaki dan bagian badan. Aku bergumam dan otakku tak berhenti untuk berfikir 'kok bisa?' Sayup aku terdengar dering ponsel yang ku letakkan sedikit jauh dari jangkauanku. Sepasang mataku menangkap sederet nama yang terpajang di sana dan dengan gerak reflekku aku menarik simpul dibibir. Seseorang yang baru saja kumimpikan.
"Hallo ... " Suara yang cukup lama tidak menjadi input telingaku, aku tersenyum, sungguh .
"Haha hallo, tumben banget telpon. Ada waktu emang?" Orang disebrang sana langsung ku timpuk dengan pertanyaan.
"Ya ada lah, makanya telpon kamu. Gimana sih. Pasti baru bangun ya? jam 6 gini masih pagi ya?" Tanya orang disebrang sana dengan nada menggodaku.
"Ih iya lupa! Udah dulu ya aku belom sholat". Buru-buru ku lemparkan ponselku dan segera berwudhu dan mendirikan tiang agama. Seusai melaksanakan kewajiban dan kebutuhanku itu, aku mencoba kembali memghubungi orang yang baru saja kumimpikan itu. Tuuut .... Tuuut .... Nada tunggu yang tak kunjung habis membuat moodku terbanting hari ini. Aku hanya bisa bergumam, yasudahlah.
Aku ingin menceritakan semua kisahku yang ku tulis tanpamu. Aku ingin memberikanmu dongeng tentang perjalananku tanpa kau di sisiku. Aku ingin membuat simpul di bibirmu dengan segudang cerita ku. Aku ingin, aku ingin. Kapan kau ada untukku lagi? Tak menuntut jiwamu, bahkan ragamu untuk bersamaku. Setidaknya karaktermu yang kau kirimkan lewat jaringan canggih yang menghubungkan Kita secara maya. Aku hanya butuh kamu dalam bentuk suara dari speaker ponselku, itu sudah lebih dari cukup. Boleh aku berkata sangat rindu?
'Nanti ku telpon lagi ya. Aku harus bersiap-siap.' Sederet kalimat yang membuat simpulku kembali muncul. 'Oke, Aku tunggu'. Hanya halu yang Aku rasakan saat menginginkan semua itu. Semoga kali ini tidak.




Terimakasih yang sudah mau mampir, stay safe! Mohon maaf jika Ada tulisanku yang kurang enak (baru belajar). Jangan lupa komennya!

-Inchi-

InchiWhere stories live. Discover now