0.4 Snack

741 94 3
                                    

Vote komennya!^^

Vote komennya!^^

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

***

Sesampainya di rumah Al, tanpa memperdulikan suaminya yang masih membuka helm, Rila langsung mendahului pria itu untuk masuk lebih dulu dengan girang. Berjalan cepat tatkala melihat Al yang agaknya ingin mengejar Rila.

"Al pelan-pelan aja, gak usah cepet-cepet. Kesannya kita kayak lagi syuting sinetron India," ucap Rila kegeeran, sedikit berbalik supaya leluasa menatap Al yang mengerut heran.

Mengerti meski hanya lewat ekspresi, Rila berdecak sambil menggeleng singkat. "Lo ngejar gue kan yang lari-larian tadi? Gak usahlah, lo penggemar drama India sampe lari-lari kayak gitu? Untung gak ada backsound kuch kuch hotahei."

"Apa, sih?" sinis Al, auranya tak mengenakan. Hingga ia kian mendekat ke Rila, lelaki tersebut hanya melirik si gadis sambil terus berjalan cepat melewatinya.

Rila mengerucut, bibir tipisnya bergerak mengucapkan sepatah dua patah kata kasar tanpa suara. Rila masih mematung sembari bersedekap karena masih sebal pada Al yang mengabaikannya.

"Padahal tadi sok-sokan ngakrabin diri sampe ngasih permen segala, untung gak baper. Siapa sih cewek yang gak meleleh pas digitun sama cowok ganteng?" Bola matanya memutar malas.

"Rila? Kenapa diem aja di luar? Ayokmasuk jangan di situ terus," ujar Bunda tiba-tiba tanpa disadari Rila.

Cewek ber-sweater biru muda itu membuka kelopak lebar-lebar, lantas mengangguk cepat dan berlari menuju Bunda yang menunggunya di ambang pintu utama.

"Assalamualaikum, Bunda," salam Rila, menyalami mertuanya yang dibalas hangat.
"Waalaikum salam, kamu sehat? Abis nikah baru pertama kalinya yah kamu ke sini?" Mendengar itu, Rila hanya bisa menggerakan kepala kikuk, membenarkan ucapan Bunda.

Bukan tanpa alasan, sih, sebenarnya. Jujur, Rila canggung jika tiba-tiba datang ke kediaman keluarga Al. Walau mereka sudah besanan, tapi, kan, hubungannya dengan Al masih belum dikatakan baik dan dekat.

Mereka hanya partner, tidak lebih. Sekarang justru mereka bukan hanya partner olimpiade, melainkan menjadi partner hidup pula. Sulit dipercaya.

"Iya, Bun."

"Yaudah kalo gitu ayo masuk, Bunda masak banyak buat kamu."

Gadis itu serta mertuanya masuk, Bunda tak henti-hentinya menceritakan jika di rumah dia hanya sendirian, ditemani ART, sih, namun masih berbeda gitu kalau bersama keluarga sendiri.

"Sekalinya di rumah Al cuma main PS atau nggak bareng Onyet."

"Onyet?" cicit Rila.

"Itu kucing anggora dia, Bunda mah sering dilupain. Bapaknya juga malah selingkuhin Bunda," oceh Bunda seraya menuangkan air ke dalam gelas.

Felicity [New Version]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora